81. Where is She?

119 7 0
                                    

Tepat pada pukul 10 pagi, seorang laki-laki melangkahkan kedua kakinya keluar dari lift setelah ia sampai di lantai teratas. Perjalanannya dari Australia ke Madrid hari ini adalah untuk mengunjungi teman-temannya dan juga adik barunya, Allcia. Jadi, ia cukup bersemangat kemarin hingga tadi pagi saat ia bertemu adiknya sendiri di bandara yang cukup mengejutkan.

"Oke, mari kita lihat bagaimana keadaan Kin sekarang?" gumam Gavin sembari menekan tombol password apartemen Kin.

Tapi, ternyata Kin sudah menggantinya. Terpaksa, dia harus menekan tombol belnya. Hingga tak lama kemudian, pintu apartemen pun terbuka. Namun, yang membukanya justru Keanu dengan wajah ketakutannya.

"Gavin! benar-benar tepat waktu! We need your help!" Tanpa sapaan, Keanu langsung menarik lengan Gavin untuk masuk bersamanya.

Awalnya, Gavin benar-benar tak mengerti kenapa ia ditarik seperti tadi. Ia baru mengerti setelah masuk, membuatnya cukup terkejut dan miris melihat Kin yang terlihat tidak seperti biasanya.

Bagaimana tidak? Kynan tengah memaksa Kin untuk tidak mengepak barang-barangnya. Sementara Kin seperti orang gila dengan wajah lusuhnya sambil berteriak, "Aku harus pergi mencarinya!"

"Sebenarnya ada apa ini?" tanya Gavin secara otomatis.

"Ini." Keanu memberikan sebuah amplop surat dari Allcia. "Allcia menulis surat itu untuk Kin. Setelah itu, ia menghilang entah kemana."

Gavin menatap surat itu dan Kin secara bergantian. Jujur, ia sebenarnya bertemu dengan Allcia pagi tadi. Tapi, Allcia tidak berkata kalau ia pergi tanpa pamit pada Kin.

"MINGGIR! AKU HARUS PERGI MENCARINYA!" Tiba-tiba Kin berteriak memberontak. Tanpa membawa barang apapun, ia langsung melangkah hendak pergi. Tapi, untungnya Kin dan Gavin dapat menghadangnya.

"Kau mau pergi mencarinya kemana? Kau tidak tahu dia ada dimana!" seru Gavin menatap Kin dengan sedikit tajam.

Kin menoleh menatap Gavin dengan kesal. "Entah dimana, tapi aku akan tetap mencarinya! Kemanapun!" serunya dengan penuh amarah.

"Kin, sekarang kau sedang tidak bisa berpikir jernih! Kalau kau benar-benar ingin mecarinya, kau harus jernihkan pikiranmu! Kita bisa saling bantu!" seru Gavin.

"Bagaimana? BAGAIMANA CARANYA?!" Teriak Kin dengan frustasi yang kemudian jatuh ke lantai dengan tertunduk lemas dan tangis yang mulai keluar. Sementara ketiga temannya yang melihatnya hanya saling pandang dengan miris.

Gavin berjongkok di hadapan Kin dan menepuk pundaknya. "Aku tahu kami mungkin tidak akan banyak membantu. Tapi, setidaknya dengan dirimu yang bisa berpikir jernih, kita semua bisa mencari petunjuk bersama dan bisa memulai pencarian."

Baru kali ini Gavin, Kynan, dan Keanu mendengar tangis frustasi Kin. Bahkan, saat Kin kehilangan kakek dan neneknya waktu itu, ia tak menangis seperti ini. Dan ini jelas membuat mereka merasa turut sedih dan kesal.

"Tolong.... Bantu aku cari Allcia...." Kin menangis frustasi di depan Gavin. "Aku tidak mau kehilangannya."

"Tenang. Kami akan bantu semaksimal mungkin, Kin," ujar Keanu sambil menepuk pundak Kin menenangkannya.

Melihat temannya sefrustasi ini membuat Gavin benar-benar miris. Ditambah, ia kini merasa bersalah karena tidak bisa memberitahu pertemuannya dengan Allcia di bandara tadi, membuatnya teringat percakapannya dengan Allcia tadi.


"Allcia, kenapa kau disini sendiri? Dimana Kin?" tanya Gavin menghampiri Allcia yang sedang bersama temannya.

"Oh? Aku..." Allcia tampak sedang mencari-cari kalimat yang tepat. "Aku hanya sedang ingin ke Jerman bertemu kakakku."

The Woman Next Door - HBS #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang