Keesokannya di hari Senin, Allcia bekerja seperti biasanya. Bedanya, pagi ini Allcia berangkat pukul 5 pagi. Yah, terlalu pagi untuk karyawan biasanya dan bahkan sesampainya Allcia di kantor, hanya ada beberapa OB yang tengah bersih-bersih dan menatap Allcia keheranan kenapa Allcia berangkat pagi sekali daripada biasanya. Well, Allcia tidak akan melakukannya kalau bukan untuk menghindari Kin.
Sekarang, Allcia justru bingung apa yang harus ia lakukan di kantor sepagi ini. Sudah sejak 15 menit yang lalu ia hanya duduk di kursi kerjanya sembari memainkan ponselnya untuk mengecek media sosialnya.
"Astaga, model asal Jerman ini semakin hot saja," gumam Allcia sambil meng-stalk media sosial milik model terkenal asal Jerman bernama Queen. "Wah, lihat body-nya, dia benar-benar perfect. Penampilan barunya dengan rambut hitam sebahunya benar-benar terlihat cocok untuknya."
"Apa yang sedang kau lakukan? Menguntit, ya?"
Seketika, ponsel yang Allcia pegang sampai menutupi matanya langsung terjatuh ke meja karena terkejut oleh suara bariton Kin yang entah datang dari mana. Masih mengatur detak jantungnya yang berdetak terlalu cepat, Allcia langsung mengambil ponselnya dan menatap Kin yang sudah ada di depannya dengan senormal mungkin.
"K-Kin? A-Apa yang kau lakukan disini?" tanya Allcia yang jadi tergagap.
Kin terkekeh mendengarnya. "Lucu sekali pertanyaanmu," ujarnya masih dengan tersenyum geli menatap Allcia. "Tentu saja aku datang untuk bekerja."
Kin tidak tahu saja. Allcia merasa ini pertama kalinya ia melihat senyuman Kin yang normal. Bukan senyuman paksaan, ledekan atau yang misterius. Senyuman Kin barusan itu benar-benar senyuman yang membuat Allcia terpesona.
"Lagipula, pertanyaan itu seharusnya ditujukan untukmu," ujar Kin─entah Allcia menyimaknya atau tidak─sambil mendekat dan menunduk mendekati Allcia. "Apa yang sedang kau lakukan sambil bergumam tak jelas seperti tadi?"
Satu detik. Dua detik. Dan di detik ketiga, Allcia langsung memundurkan kepalanya, membuat kursinya yang beroda langsung bergerak ke belakang dengan cepat dan menghantam tembok membuat Kin terkejut saat melihatnya.
"Ada apa denganmu?" tanya Kin tak mengerti melihat tingkah Allcia pagi ini yang aneh.
Seketika, Allcia langsung berdiri dari kursinya dan menatap Kin lurus-lurus. "Seperti yang kau katakan tadi. Kau datang untuk bekerja, jadi kenapa kau masih ada disini?"
Mendengarnya, Kin tersenyum geli dan terdiam sejenak. "Kau benar juga," ujarnya. "Baiklah. Aku akan ke kantorku," ujarnya lagi yang dijawab Allcia dengan senyuman dan anggukan kecil.
Sebelum berjalan pergi, Kin tersenyum pada Allcia dan berkata, "Selamat bekerja, My Girlfriend." Setelah mengatakannya dengan nada semanis mungkin, ia pun pergi dengan senyum lebar yang masih terlukis di wajahnya.
Tanpa Kin ketahui, Allcia hanya mematung di tempatnya berdiri. Allcia benar-benar merasa pipinya sudah merah seperti tomat sekarang. Wah, hanya empat kata dari Kin benar-benar berpengaruh hebat pada Allcia.
***
Sebelum hari ini, Kin selalu membiarkan kantornya terasa sunyi untuk membantunya fokus. Tapi, hari ini, ia memutar lagu dari playlist lagu-lagu romantis tahun 90-an. Ia memang suka lagu-lagu jaman dulu, tapi ia jarang mendengarkannya kecuali jika ia sedang bersantai.
Lagu milik Ronan Keating yang berjudul When You Say Nothing At All mengalun dengan indah mengisi ruangan Kin. Kin memejamkan kedua matanya dan duduk bersandar di kursinya dengan santai. Ia sangat suka lagu ini. Liriknya benar-benar dalam dan kini ia merasa seperti merasakan apa yang ada di lirik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Woman Next Door - HBS #1
Roman d'amour(COMPLETED) 🔞 First series of Handsome Brotherhood Setelah cukup lama tinggal di Australia bersama ayahnya, Kin Aleic Xalfador memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya, Madrid. Pertemuan pertamanya dengan tetangga satu lantai apartemennya, Al...