88. So Soft and Warm

160 8 0
                                    

Media played: Dolly Parton - Family)
————————————————————————

Aroma yang asing. Hal itulah yang Allcia tangkap pertama kali saat ia mencoba membuka kedua matanya.

Namun, bau asing yang menyengat itu kemudian bercampur dengan bau lainnya yang sudah ia hafal setiap hari. Bau aroma fougere, selalu mengingatkannya pada Adora yang memiliki khas wangi itu.

Dan benar saja. Saat kedua kelopak matanya terbuka lebar, ia dapat melihat Adora tengah menatapnya dengan khawatir di depannya. "Mom?" Allcia bersuara lirih.

Adora mengusap kepala Allcia lembut dan tersenyum. "Aku disini," ujarnya lirih.

Allcia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Ia sadar dirinya tengah berada di rumah sakit. Tapi, ia tidak ingat bagaimana ia bisa berada disini, karena yang terakhir ia ingat adalah dia jatuh di bandara.

"Tadi siang ada beberapa orang yang membawamu ke rumah sakit setelah melihatmu pingsan. Setelah itu, pihak rumah sakit menghubungiku dan aku langsung datang kesini," ujar Adora dengan kedua mata yang berkaca-kaca. Allcia hanya diam tak menanggapinya, karena sedang beradaptasi dengan badannya yang sangat lemah.

"Kemana saja kau selama hampir dua bulan ini, Al? Aku benar-benar mengkhawatirkanmu." Adora menatap Allcia penuh kekhawatiran dan Allcia sadar ibunya bersungguh-sungguh. "Aku selalu bertanya pada Kin, tapi dia selalu menjawab kalau kau baik-baik saja dan sedang tidak ingin ditemui. Ada apa denganmu? Kau membuat kami semua khawatir."

"Maafkan aku," ujar Allcia lirih dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.

"Kenapa kau harus minta maaf, hm? Akulah yang seharusnya minta maaf." Adora menggenggam tangan anaknya. "Selama ini aku tidak pernah memperlakukanmu seperti layaknya seorang anak yang membutuhkan kasih sayang dariku. Aku juga begitu egois tak memikirkan bagaimana perasaanmu. Aku—"

"Mom." Allcia menyela Adora dengan menarik kecil lengan ibunya. "Berhenti menyalahkan dirimu, karena akupun tidak pernah menyalahkan semua kesalahanmu."

Adora terdiam dan ia benar-benar tidak bisa menahan air matanya lagi yang kemudian jatuh membasahi kedua pipinya. Ia langsung menarik Allcia ke pelukannya dan memeluknya erat-erat.

"Aku menyayangimu, Allcia." Adora bersungguh-sungguh.

Allcia tersenyum penuh arti di balik pelukan ibunya dan membalas pelukan ibunya tak kalah erat. "Aku juga, Mom."

Rasanya hangat sekali. Allcia bersumpah, ini adalah pelukan hangat pertamanya dengan ibunya. Ia tidak salah. Dari dulu ia sangat yakin kalau ibunya sayang padanya dan suatu hari nanti akan sadar hingga memeluknya. Dan itulah hari ini.

"Mom, dimana Kin?" tanya Allcia setelah pelukan mereka terlepas.

"Oh, sweetheart, ada yang perlu kita bicarakan dulu," ujar Adora pada Allcia.

"Mom, aku harus menemui Kin sekarang," ujar Allcia berusaha untuk beranjak dari kasurnya. Tapi, kepalanya langsung pusing seketika dan ia mengaduh kesakitan di kepalanya dan tubuhnya masih terasa sangat lemas.

"Allcia, kau harus banyak istirahat mulai sekarang. Kau dan janinmu masih dalam keadaan yang sangat lemah," ujar Adora berusaha menidurkan Allcia kembali.

Setelah mendengar perkataan Adora, Allcia langsung terdiam dan menatap ibunya dengan pelan. "A-apa? Janin? Janin... a-aku... hamil?" Allcia benar-benar tidak bisa berkata-kata dengan lancar dan hanya tergagap.

"Apa? Aku akan memiliki cucu?" Adora dan Allcia langsung menatap ke sumber suara saat ia melihat Aldrich, Kylie, dan Gavin tengah berdiri membeku.

"Dad?" ujar Allcia spontan.

The Woman Next Door - HBS #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang