27. Look What You've Done

195 13 0
                                    

Allcia langsung terperanjat bangun dari tidurnya. Badannya terasa pegal-pegal karena posisi tidurnya yang tidak enak. Ia mengedarkan pandangannya yang ternyata ia masih ada di kantor.

Semalam, Allcia kesulitan tidur setelah pulang dari mansion keluarga Xalfador. Namun, ia juga tidak bisa tidak masuk kerja tanpa alasan yang spesifik. Dan semua ini karena Kin sialan itu!

Allcia masih ingat dengan jelas bagaimana semalam Kin menciumnya di hadapan semua anggota keluarga Xalfador. Malu? Iya. Kesal? Sangat.

Setelah kejadian itu, Kin langsung mengajak Allcia pulang. Di perjalanan sampai ke apartemen mereka masing-masing, tidak ada satupun yang angkat bicara. Dan setelah itu, Allcia tidak bisa tidur karena kepikiran bibirnya yang masih suci kini sudah tidak lagi karena Kin.

"Laki-laki itu benar-benar—"

Umpatan Allcia langsung berhenti ketika ia melihat Kin datang bersama asisten pribadinya, J. Allcia dan Albert pun berdiri menyapa Kin. Tanpa Allcia sadari, ia menggigit bibir dalamnya karena menahan kutukannya pada Kin di dalam batinnya.

Kurang beberapa langkah lagi Kin masuk ke ruangannya, namun ia justru berhenti dan tatapannya terfokus pada Allcia. Menyadarinya, Allcia balik menatap Kin dengan tatapan bertanya-tanya kenapa Kin menatapnya dengan tatapan aneh seperti itu. Bahkan, laki-laki itu tak menatapnya tepat di mata, namun Allcia tidak tahu pasti.

Allcia atau Albert sama-sama hendak bertanya. Tapi, detik berikutnya Kin sudah langsung berjalan dengan langkah lebarnya masuk ke kantornya. Bahkan, pintunya terdengar seperti sedikit dibanting membuat yang lainnya terkejut.

Sementara itu, di dalam ruangannya, Kin melempar tasnya sembarangan ke sofa dan tangan kanannya langsung menyentuh dadanya yang tiba-tiba saja sakit. Ia mencoba untuk mengatur pernapasannya sambil mengusap wajahnya dengan sedikit kasar.

"Apa yang aku pikirkan tadi?" tanya Kin pada dirinya sendiri dengan sedikit gusar. "Ini pasti efek karena semalam aku menciumnya sampai-sampai terbawa mimpi semalam dan aku bahkan sekarang menatap bibirnya seperti tadi? Aku pasti sudah gila!"

Kin masih bisa merasakan jantungnya yang berdegup sangat kencang sekarang. Sama persis seperti semalam ketika ia mencium Allcia di depan keluarganya.

Ketika bibir mereka bersentuhan semalam, Kin tidak bisa berbohong kalau ia menikmatimya. Bahkan, ia hampir saja lepas kendali kalau saja pamannya tidak tertawa sambil berdeham untuk menghentikannya.

Malamnya ketika tidur, tidurnya terasa terlalu nyaman sampai-sampai memimpikan dirinya yang berciuman dengan Allcia lagi. Paginya, ia harus berendam air dingin selama satu jam dan mengontrol dirinya selama beberapa waktu dahulu sebelum bertemu Allcia di kantor. Itulah yang membuat Kin hari ini berangkat di waktu hampir jam makan siang.

Kini, sambil menghela napas panjanh, Kin duduk di kursi santainya sambil memejamkan kedua matanya dan memijat dadanya. "Kontrol dirimu, Kin! Kontrol dirimu! Kau bisa melakukannya!"

***

Baru saja Allcia selesai makan siang dan ia langsung kembali ke meja kerjanya bertepatan dengan Albert yang terlihat sedang hendak pergi. "Albert, mau kemana?" tanyanya.

"Aku baru saja izin pada Kin untuk pergi menjemput anakku dari rumah sakit. Jadi, kurasa sisa hari ini kau yang harus mengurus semua pekerjaan Kin. Tapi, tenang saja, aku sudah menyiapkan beberapa dokumen untuk kau sampaikan pada Kin nanti. Tidak apa-apa, kan?"

Allcia mengangguk bagaikan robot. "Y-ya, itu tidak─"

"Aku pergi dulu!" seru Albert menyela Allcia dan langsung pergi.

"Masalah yang besar." Tanpa Allcia sadari, ia masih melanjutkan kalimatnya yang tadi terpotong Albert.

Allcia menghela napasnya sambil berjalan ke mejanya. Ia melihat sebuah map yang tadi Albert maksud. Astaga, Allcia berniat untuk sedikit menghindari Kin hari ini. Tapi, sepertinya itu tidak bisa.

The Woman Next Door - HBS #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang