19. Getting Away

192 13 0
                                    

Perkataan Kin saat sarapan tadi bukan main-main. Ia benar-benar memberikan Allcia banyak pekerjaan sampai Allcia lembur hari ini. Tapi, tentu saja Allcia tidak menerimanya dengan senang hati. Otak dan mulutnya tidak bisa berhenti mengutuk Kin.

Sementara itu, Kin bersama Achraf dan Albert sudah masuk ke ruang rapat sejak satu jam yang lalu untuk rapat insidentil bersama para petinggi lainnya. Di rapat ini, Allcia memang tidak diajak untuk ikut rapat bersama, karena ia masih terhitung baru dan perlu beradaptasi menjadi sekretaris CEO.

Di tengah kesibukan Allcia yang sedang mempelajari bertumpuk-tumpuk dokumen perusahaan yang lebih banyak, rupanya sudah waktunya makan siang. Tentu saja ia tidak akan melewatkan jam emas ini.

Tiba-tiba saja telepon Allcia berdering. Ketika dilihat, ternyata Adora yang menelepon. Seketika Allcia berpikir pasti Adora menelepon untuk menyuruhnya mengambil bekal makanan untuk Kin. Astaga, memikirkannya saja sudah membuatnya kesal sendiri.

"Halo," sapa Allcia saat mengangkat teleponnya dengan sedikit malas.

"Turunlah ke lobi." Hanya kalimat itu yang Adora ucapkan sebelum akhirnya telepon ditutup.

Allcia menghela napasnya dengan kasar, karena seketika ia merasa kesal. Tapi, tetap saja ia menuruti Adora.

Sesampainya Allcia di lobi, ia bisa melihat Adora dari jauh yang berdiri dengan kedua tangan dilipat di depan dadanya. Saat ia mendekat, Adora tidak terlihat membawa sesuatu. Namun, tetap saja Allcia merasa aneh.

"Kin sedang ada rapat," ujar Allcia langsung sesaat ia sudah di depan Adora. "Kalau Ibu ingin tahu bagaimana kabarnya sekarang," lanjutnya lagi. "Jadi, apa alasan Ibu datang sekarang?"

Adora tersenyum penuh arti. "Kenapa? Apa aku tidak boleh mengunjungi tempat kerja putriku?"

Allcia tersenyum sinis. "Bukannya kemarin Ibu datang untuk membawakan bekal Kin? Tapi, kulihat sekarang kau tidak membawa apapun."

Adora terdiam sejenak dan kemudian tersenyum kecil. "Aku kesini untuk makan siang denganmu. Apa tidak boleh?"

Allcia memandang Adora penuh pertanyaan dan kejanggalan. Adora mengajak seperti ini, pasti ada maunya. Dan walaupun mengesalkan, Allcia harus menurutinya untuk mengetahui maksud tersembunyi Adora itu.

***

Allcia bersama dengan Adora tengah berada di restoran dekat perusahaan untuk makan siang bersama. Setelah beberapa menit yang lalu mereka memesan makanan, tak lama kemudian pesanan mereka datang.

Setelah mendapat makanannya, Allcia berniat langsung memakannya karena ia kelaparan. Tapi, gerakan tangannya terhenti saat kedua matanya menangkap dua sosok laki-laki yang ia kenal. Ia benar-benar tak menyangka akan melihat Kin dan ayahnya di sini.

Dalam hati, Allcia benar-benar berharap ia dan Adora kini tidak terlihat. Namun, tubuhnya membeku saat Kin menatap lurus-lurus ke arahnya.

Allcia hanya tersenyum sekilas pada Kin setelah ia melirik pada Adora, berharap Adora tidak akan melihat Kin yang datang bersama ayahnya. Namun, harapannya pupus saat tiba-tiba saja Kin mengajak ayahnya menghampiri mejanya. Tentu saja Adora langsung senang dan menyapa mereka berdua dengan sangat hangat.

"Dad, kenalkan, dia adalah sekretarisku yang kubicarakan. Allcia, dia adalah ayahku. Kita sudah pernah bertemu," ujar Kin memperkenalkan diri, kemudian saling berjabat tangan. Tak lama, Kin juga memperkenalkan Achraf dengan Adora.

Lagi-lagi Allcia berharap Kin dan ayahnya tidak akan makan bersamanya, tapi harapannya pupus lagi. Ia terpaksa pindah untuk duduk di samping Adora, sementara Kin dan Achraf duduk berhadapan dengan mereka sembari memesan makanan pada pelayan.

The Woman Next Door - HBS #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang