"Saatnya yang kita tunggu-tunggu!" Tiba-tiba, sebuah teriakan datang dari arah panggung. Kin dan Allcia sama-sama menoleh menatap pembawa acara itu, begitu pula dengan yang lainnya.
Pasti ada sesuatu. Batin Allcia bersuara.
Tanpa aba-aba, pembawa acara itu kemudian berteriak, "DANCE TIME!"
Seketika, seluruh tamu langsung bersurak senang. Selain itu, beberapa pasangan sudah mulai memposisikan diri mereka di lantai dansa yang lebar. Di sisi lain, tanpa Allcia duga, Kin telah mengulurkan tangannya dan entah dorongan darimana, Allcia menerima uluran tangan Kin yang kemudian membawanya ke lantai dansa, walaupun ia merasa sedikit ragu.
Berdiri di antara pasangan lainnya, Kin dan Allcia sama-sama memposisikan diri mereka. Tangan kiri Kin menarik pinggang Allcia dan tangan mereka yang lainnya saling bertautan. Beberapa detik kemudian, lagu pun dimulai dengan instrumen yang halus.
"Kalau aku tahu akan ada dansa, aku tidak akan memilihkan gaun itu untukmu," ujar Kin asal yang justru membuat Allcia terkekeh.
"Tidak masalah, aku suka gaun ini," sahut Allcia yang mulai mengikuti gerakan Kin dengan santai.
Keduanya berdansa mengikuti lagu dengan saling terdiam dan menatap satu sama lain selama beberapa saat. Sebelum akhirnya Allcia merasa malu karena ditatap terlalu lama oleh Kin dan berusaha memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Kau terlihat sangat cantik malam ini," ujar Kin tiba-tiba.
Allcia terkekeh mendengarnya. "Mendengar pujian darimu rasanya sangat aneh," ujarnya jujur tanpa menatap wajah Kin.
"Kenapa?" tanya Kin dengan dahi berkerut.
"Entahlah. Rasanya aneh saja," sahut Allcia.
"Baiklah, kalau begitu aku harus selalu memujimu supaya kau tidak lagi merasa aneh dengan pujian dariku." Mendengarnya, membuat Allcia terkekeh lagi. Rasanya malam ini Kin benar-benar seperti orang lain.
"Aku penasaran," ujar Kin. "Tadi saat aku mencoba pakaian ini di butik, kau berkata padaku kalau kau seperti melihat Kin yang sesungguhnya. Apa maksudnya itu?"
Allcia tersenyum mendengarnya. "Kau ingat saat pertama kali kita berdansa?" tanyanya dan Kin mengangguk kecil sebagai jawabannya.
"Kau masih ingat juga tentang apa yang kukatakan tentangmu?" tanya Allcia lagi.
"Aku sempat terluka karena itu, tapi kurasa itu adalah kebenaran," jawab Kin sambil terkekeh kecil.
"Saat pertama kali melihatmu, aku bisa melihat seorang laki-laki yang memiliki tatapan mengintimidasi, namun seksi. Seorang laki-laki yang sangat suka menguasai sesuatu yang ia inginkan dan seorang laki-laki yang misterius dan tampan. Itu adalah Kin," ujar Allcia. "Tapi, semua itu penilaianku yang bisa kupertahankan sampai malam ini saja. Kurasa, aku tidak bisa mengerti dirimu dengan baik untuk kedepannya."
"Apa maksudmu?" tanya Kin tidak mengerti.
"Kalau sebelumnya aku melihatmu sebagai seorang Kin yang hanya ingin menguasai, malam ini aku melihat Kin yang protektif. Sebelumnya, aku melihatmu sebagai sosok yang misterius, malah ini aku melihat Kin yang terbuka dan ramah."
Setelah mendengarnya, entah kenapa Kin menyukai pengakuan Allcia. Ia tahu Allcia tidak bohong padanya, karena sejauh ini Allcia adalah orang yang blak-blakan di depannya. Dan ini adalah pertama kalinya Allcia memujinya sampai menyentuh hati Kin.
Tak terasa, lagu sudah hampir selesai. Namun, keduanya seakan-akan masih larut di dunia mereka sendiri. Dan saat lagu selesai, Kin pikir Allcia akan langsung berjalan pergi. Tapi, ternyata tidak. Mengejutkannya, tiba-tiba saja Allcia menyentuh pundak Kin dan mendekat sambil memejamkan kedua matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Woman Next Door - HBS #1
Romance(COMPLETED) 🔞 First series of Handsome Brotherhood Setelah cukup lama tinggal di Australia bersama ayahnya, Kin Aleic Xalfador memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya, Madrid. Pertemuan pertamanya dengan tetangga satu lantai apartemennya, Al...