Malam-malam, Allcia bergerak dengan cepat menuju supermarket. Bahkan, ia hanya memakai piyama yang dipadukan dengan cardigan tipis berwarna nude. Namun, ketika ia hendak membuka pintu supermarket, ia justru berhenti karena teringat sesuatu.
"Shit!" Tiba-tiba Allcia mengumpat. "Kenapa aku harus ke supermarket malam-malam begini? Aku sudah bukan lagi sekretaris Sr. Toby!" Allcia menyerukan kebodohannya malam ini.
Setiap malam, Allcia memang terbiasa keluar ke supermarket untuk membeli minuman-minuman kemasan untuk Sr. Toby yang kemudian ia dinginkan di kulkas untuk diberikan keesokannya. Hal itu ia lakukan untuk mengantisipasi keesokannya kalau-kalau ia terlambat dan tidak sempat untuk ke supermarket. Namun, ia ternyata belum terbiasa dengan jabatannya sebagai sekretaris Kin, membuatnya masih melakukan kebiasaan yang biasa ia lakukan saat masih menjadi sekretaris Sr. Toby.
"Bodoh!" Allcia merutuk dirinya sendiri sambil menampar dahinya.
"Siapa yang bodoh?" Allcia terkejut saat seseorang menyahuti kutukannya sendiri. Ia langsung menoleh dan ternyata Gavin kini tengah menatapnya dengan tatapan geli.
"Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau memukul jidatmu sendiri?" tanya Gavin lagi masih menatap Allcia dengan geli.
Astaga, baru pertama kali ini Allcia terlihat seperti orang bodoh di depan laki-laki lain, terlebih di depannya ini adalah laki-laki yang tampan dan baik hati. Ia kini hanya bisa terkekeh canggung.
"Tidak, bukan apa-apa," timpalnya Allcia kemudian.
"Kau tidak jadi masuk?" tanya Gavin.
Allcia melihat pintu supermarket dan Gavin dengan bergantian. "Tidak." Ia menggelengkan kepalanya dan kemudian menyingkir sedikit dari depan pintu.
"Kalau begitu, tunggu di sini sebentar!" seru Gavin yang kemudian langsung masuk ke supermarket, sementara Allcia benar-benar menunggu di tempatnya sambil bertanya-tanya sendiri.
Tak lama kemudian, Gavin keluar sambil membawa bungkusan. Ia menghampiri Allcia dan kemudian memberikan Allcia sekotak susu dan satu bungkus cokelat almond.
"Hm? Untuk apa ini?" tanya Allcia sambil menerimanya.
"Hangatkan susu ini setelah kau pulang nanti. Susu dan almond bisa membantumu tidur nyenyak. Tapi, aku tidak bisa menemukan kacang almond yang asli di dalam, jadi aku membelikanmu cokelat ini," jelas Gavin.
Allcia menatap Gavin dengan tatapan tak percaya sembari terkekeh geli. Allcia berpikir, Gavin pasti mengiranya tidak bisa tidur karena keluar ke supermarket semalam ini. Jadi, Gavin membelikannya semua ini. Benar-benar manis. Allcia akui, Gavin adalah laki-laki selain kakaknya yang memperlakukannya semanis ini.
"Mau pulang bersama?" Tiba-tiba Gavin bersuara lagi, memecah lamunan Allcia.
Allcia pun tersenyum dan kemudian mengangguk. "Ayo."
***
Keesokannya, Kin yang sudah terlihat rapi dan tampan berangkat menuju perusahaan. Sebelumnya, ia sangat ingin mengajak Allcia berangkat bersamanya. Tidak salah, kan? Mereka tetangga dan Allcia adalah sekretaris barunya.
Namun, sayangnya tadi pagi sekali lewat jendela apartemennya, ia melihat Allcia sudah berangkat dengan taksi. Dan itu jelas membuat Kin bertanya-tanya pada dirinya sendiri, kenapa Allcia tidak minta padanya untuk berangkat bersama saja? Atau menunggunya? Lagipula mereka tetangga.
Sesampainya di perusahaan, Kin sudah melihat Allcia berada di mejanya yang ada di depan kantornya. Kin sempat menatap Allcia yang menyapanya saat ia datang.
Sekilas, Kin berkata dalam hati dimana ia mengagumi penampilan Allcia pagi ini yang terlihat manis dan elegan secara bersamaan. Tapi, tentu saja ia langsung menghilangkan pikiran itu sesaat setelah ia masuk ke ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Woman Next Door - HBS #1
Romance(COMPLETED) 🔞 First series of Handsome Brotherhood Setelah cukup lama tinggal di Australia bersama ayahnya, Kin Aleic Xalfador memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya, Madrid. Pertemuan pertamanya dengan tetangga satu lantai apartemennya, Al...