Tidak ada perlawanan ketika tubuhnya dihempaskan ke lautan luas tersebut. Otaknya tidak merespon bahwa ia berada dalam keadaan berbahaya, tidak ada rasa panik ataupun takut. Dinginnya air laut seakan menyayat kulit, hatinya semakin membeku melihat s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙
🔸🔸🔸
Matahari memang terbit dari satu arah, tapi sinarnya melingkupi segala arah. Leandra mengerjapkan mata, menyesuaikan cahaya yang menusuk ke dalam bola matanya.
"Astaga, aku lupa sudah menikah." Leandra terperanjat begitu mendapatkan kesadarannya. Ia melangkah cepat ke dalam kamar mandi, ingin membersihkan diri untuk segera sarapan bersama Elliot.
Setelah makan siang dan mengobrol kemarin, Elliot pergi bersama Ken untuk urusan pekerjaan. Saat makan malam tiba, ia bertemu dengan Elliot di meja makan. Setelah itu, Elliot masuk ke dalam kamarnya sendiri dan tidak menemuinya lagi. Leandra hanya menghabiskan waktu di dalam kamar selama Elliot tidak memanggil atau membutuhkannya.
Begitu selesai dengan ritual mandi, Leandra segera menuju ruang makan. Di meja makan sudah ada Elliot. Pagi ini, Elliot tampil menawan dengan mengenakan atasan santai serta celana kain berwarna hitam yang membalut kaki jenjangnya.
"Maafkan aku. Aku terlambat bangun." Ujar Leandra begitu tiba di dekat Elliot.
Elliot mengangguk untuk menjawabnya.
Dengan cekatan, Leandra melayani Elliot. Kemarin ia sudah bertanya pada pelayan tentang kesukaan dan kebiasaan Elliot. Seperti sarapan kali ini, Leandra mengambil roti dan mengoleskan selai kacang setelah itu ia letakkan ke mesin pemanggang. Menurut informasi yang ia dapat, itu merupakan sarapan yang biasa Elliot santap setiap paginya.
Setelah itu, Leandra mengarah pada vending coffee membuatkan secangkir americano untuk Elliot.
Elliot mengamati apa yang di lakukan Leandra. Ia cukup kagum dengan daya ingat Leandra menerima informasi tentang apa yang menjadi kesukaannya. Bahkan, tingkat kepanasan kopi yang disajikan Leandra sesuai dengan seleranya.
Begitu selesai, Leandra duduk dikursi yang berada di depan Elliot. "Apa ada yang salah? Atau tidak sesuai?" Leandra bertanya ketika Elliot terus menatap sarapan yang sudah ia buatkan.
Elliot menatap Leandra lalu menggeleng.
Leandra melayani dirinya sendiri, mengambil apa yang ingin ia makan. "El...?"
Elliot menghentikan kunyahannya ketika suara merdu Leandra terdengar. Ia tertawa dalam hati mendengar panggilan Leandra untuknya. Elliot menatap Leandra dengan menaikkan satu alisnya untuk bertanya, "Kenapa?"
Leandra menyengir, "Tidak masalah kan, jika aku memanggilmu El?"
Elliot mengangguk pertanda ia tidak mempermasalahkannya.
