Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙
🔸🔸🔸
Ken menundukkan kepala demi kesopanan saat Leandra melewatinya.
Leandra menghentikan langkah, menoleh pada Ken. "Ken, apa boleh aku meminjam mobil Elliot?" Leandra tersenyum kaku saat mengatakannya, ada salah satu mobil Elliot yang menarik perhatiannya, ia penasaran ingin mengendarainya.
"Tentu, Nona." Ken mengabulkan permintaan Leandra karena ia yakin Tuannya juga akan memperbolehkannya.
Leandra tersenyum cerah, "Baiklah, aku pergi dulu." Pamit Leandra setelah Ken memberikan persetujuan.
"Hai, perkenalkan...aku istri Tuanmu." Celoteh Leandra sambil mengusap mobil sport berwarna coklat matte milik Elliot.
Begitu duduk di bangku kemudi, Leandra mulai menyalakan mobil tersebut lalu mulai melajukan kendaraannya.
Mobil yang mampu melesat dari 0-100 km/jam dalam waktu 2,8 detik tersebut membelah jalanan ibu kota. "Jika saja jalanan tidak ramai, aku ingin mencoba kegaranganmu." Leandra berceloteh sembari mengusap setir kemudi.
Leandra meraih ponselnya ketika mendengar bunyi dering.
"Kau dimana?" Suara Nora terdengar begitu Leandra menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.
"Di jalan." Jawab Leandra.
"Masih lama tidak?"
"Sebentar lagi."
"Aku tunggu di tempat biasa."
"Hmm."
Leandra dan Nora kebetulan memiliki pembimbing yang sama, hari ini mereka memiliki jadwal untuk konsultasi. Tidak lama lagi keduanya akan menyelesaikan perkulihan, jika skripsi dan sidang skripsi mereka lancar tanpa hambatan tentu saja.
Di kampus, Vivi berjalan cepat begitu mendapati mobil Dion memasuki kampus. "Dion, kenapa kau tidak pernah mengangkat teleponku dan membalas pesanku?" Suara Vivi terdengar begitu Dion keluar dari mobil.
Dion berdiri berhadapan dengan Vivi, "Aku sedang tidak ingin mendengar ocehanmu!?" Desis Dion penuh penekanan.
"Aku tidak suka dengan perubahan sikapmu padaku!" Vivi menyampaikan keluhannya.
"Posisiku sedang tidak aman. Gara-gara kau, Lea menghindariku dan kini aku sulit untuk mendapatkan kepercayaannya lagi!" Dion menyalahkan Vivi.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Destiny
General FictionTidak ada perlawanan ketika tubuhnya dihempaskan ke lautan luas tersebut. Otaknya tidak merespon bahwa ia berada dalam keadaan berbahaya, tidak ada rasa panik ataupun takut. Dinginnya air laut seakan menyayat kulit, hatinya semakin membeku melihat s...