Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙
🔸🔸🔸
Sosok Dion sedang berada di ruang kerjanya, tidak ada yang ia lakukan kecuali berdiam diri. Perusahaannya tidak sedang beroperasi karena permasalahan yang sedang di alami perusahaannya.
Ia yakin, sebentar lagi pihak kreditur akan menggugat Perusahaannya ke pengadilan. Sebelum pengadilan memutuskan untuk menjual seluruh aset perusahaan yang hasilnya digunakan untuk membayar kewajiban debitur yang sudah berstatus pailit ke kreditur, Dion harus mendapatkan dana untuk menutup semua hutang Perusahaan.
Walau Dion yakin bisa mengurus perceraian Leandra dengan cepat, kini Dion sedang berpikir bagaimana agar Leandra selalu berada di bawah kendalinya.
Setelah bercerai, tentu saja ia tidak bisa menikahi Leandra karena harus menunggu 90 hari setelah perceraiannya. Leandra harus selalu bersamanya sebelum pernikahan mereka terlaksana, ia tidak ingin Leandra berbuat macam-macam yang akan merugikannya atau mengacaukan rencananya.
Mungkin Dion akan menikahi Leandra secara agama terlebih dahulu? Mengurungnya hingga pernikahannya tiba? Atau mungkin membuat Leandra hamil anaknya agar Leandra terikat padanya?
Dion harus merencanakan ini dengan terperinci, "Sial, statusmu yang sudah menikah membuat rencanaku tidak berjalan dengan mudah!?" Dion menyalahkan Leandra, ia pikir Leandra tidak akan berbuat sejauh ini karena tiba-tiba saja wanita itu menikah. Status Leandra tentu saja memperlambat tujuannya.
Yang terpenting untuk Dion, Leandra sudah berada dalam genggamannya. Ia akan memikirkan kembali rencana selanjutnya.
Leandra duduk di bangku penumpang, ada satu orang yang mengemudikan kendaraan dan sosok lain berada di sampingnya sedang mencekal satu tangannya dengan erat.
Tidak sampai disini pengawasan yang di berikan Dion, di depan ada sebuah mobil dan di belakang juga ada satu mobil lagi. Dion benar-benar menjaganya dengan ketat agar dirinya tidak berkesempatan untuk melarikan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Destiny
General FictionTidak ada perlawanan ketika tubuhnya dihempaskan ke lautan luas tersebut. Otaknya tidak merespon bahwa ia berada dalam keadaan berbahaya, tidak ada rasa panik ataupun takut. Dinginnya air laut seakan menyayat kulit, hatinya semakin membeku melihat s...