Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙
🔸🔸🔸
Dari kejauhan, Dion mengamati penampilan Leandra dengan terperinci. Ia merutuki kebodohannya yang tidak bergerak cepat untuk menikahi Leandra. Apalagi Leandra ternyata sangat menarik dan mempesona. Jiwa kelakiannya meronta melihat perubahan penampilan Leandra hari ini.
Leandra duduk di bangku menunggu Nora yang sedang berkonsultasi dengan dosen. Sebelumnya, dirinya yang berkonsultasi dan sekarang adalah giliran Nora.
Matanya melirik ke sebelah, Dion tanpa permisi duduk di dekatnya.
"Lea, kenapa selalu menghindariku?" Dion berucap dengan nada yang sarat akan keputus-asaan. "Kenapa kau meninggalkanku dengan menikahi pria lain? Kenapa kau tega melakukannya?" Dion menyampaikan kekecewaannya.
"Bukankah hubungan kita sudah selesai, Dion? Jangan bertanya hal konyol." Leandra menanggapi Dion dengan santai.
"Kau selalu menginginkan untuk menikah denganku. Terakhir kali aku mengajakmu menikah, kau justru lari dariku dan beberapa hari kemudian kau menikah dengan pria lain?! Kenapa kau mempermainkan perasaanku." Dion berkata seolah dirinya yang di rugikan demi menarik simpati Leandra.
Leandra menghela napas, "Sudah aku katakan, aku tidak mencintaimu lagi."
"Tapi aku akan terus mencintaimu!" Sahut Dion.
"Berhentilah beracting. Aku tau apa niatmu mendekatiku selama ini." Leandra terlihat muak dengan tingkah manis Dion.
Dion menatap Leandra dengan mata menyipit, "Aku sama sekali tidak memiliki niat buruk padamu. Kenapa selalu menuduhku seperti itu?"
"Terserah kau saja." Jawab Leandra tidak acuh. "Aku sudah menikah. Jangan menggangguku lagi. Sebaiknya kau cari mangsa lain, rencanamu untuk menguasai hartaku sudah gagal." Leandra terus menuduh Dion, berharap Dion sadar diri dan menyerah atas dirinya.
Dion menetralkan emosinya, ia tidak boleh meledak di depan Leandra atau Leandra akan semakin sulit di gapai. "Tuduhanmu tidak berdasar, Lea." Dion tidak mengakuinya. "Aku ingin kau kembali padaku. Ceraikan suamimu lalu kita menikah." Dion berkata dengan serius.
Leandra tertawa kecil mendengarnya, "Apa kau sudah tidak waras?" Leandra tidak habis pikir atas omong kosong Dion barusan.
"Elliot Zoldyc....," Dion mengucapkan nama suami Leandra dengan lamat-lamat. Ia menyuruh orang untuk mencari tahu siapa suami Leandra. Nama suami Leandra memang tidak asing lagi di kalangan para pebisnis, tapi ia sendiri belum pernah bertatap muka secara langsung dengan pria yang bernama Elliot tersebut.
"Oh, jadi kau sudah tau siapa suamiku?!" Dengan santai Leandra menanggapinya.
"Pantas saja kau memilihnya daripada aku. Karena dia lebih kaya dariku kan?" Sahut Dion dengan nada penuh penekanan.
"Salah satunya memang karena dia kaya. Dia tidak akan berniat buruk sepertimu, menguasai hartaku." Sindir Leandra.
"Cukup, Lea! Kau selalu mengucapkan omong kosong jika aku menginginkan hartamu."
"Kenyataannya seperti itu!" Kesal Leandra. "Aku sudah muak, berhentilah menggangguku."
Dion tidak menggubris kekesalan Leandra, jemarinya justru sibuk dengan layar ponselnya. "Aku memang tidak mendapatkan nomor suamimu, tapi aku memiliki nomor asisten suamimu." Dion berkata tidak pada intinya.
Mata Leandra menyipit, "Apa maksudmu?"
"Aku mengirimkan foto kemesraan kita pada asisten suamimu." Dion menunjukkan layar ponselnya di depan wajah Leandra.
Mata Leandra membelalak, "Apa kau gila!?" Leandra berusaha merebut ponsel Dion, ingin menghapus foto yang Dion kirim sebelum Ken membacanya.
"Pesan yang ku kirim sudah dibaca." Dion menunjukkan ekspresi kemenangannya. "Aku berharap suamimu akan menceraikanmu begitu melihat foto mesra kita. Suamimu pasti mengira kau berselingkuh." Dion menikmati wajah rumit Leandra.
Dion ingin menyentuh wajah Leandra tapi Leandra menghempas tangannya, Dion hanya tersenyum menanggapinya. "Aku sudah tidak sabar melihatmu bercerai, Lea sayang." Setelah mengucapkan hal tersebut Dion meninggalkan Leandra.
Leandra termenung, "Bagaimana jika Elliot berpikir aku selingkuh!?" Gumam Leandra dalam hati.
Itu merupakan foto-foto saat Leandra masih menjalin hubungan dengan Dion. Bukan foto senonoh seperti tidur bersama atau foto telanjang karena hubungannya dengan Dion tidak sampai sejauh itu. Tapi yang Dion kirim adalah foto saat bibirnya menempel dengan bibir Dion, berpelukan dengan Dion serta foto mesra lainnya.
Leandra merutuki kebodohannya. Hal tersebut memang wajar dilakukan sepasang kekasih, itu pun terjadi sebelum Leandra mendapatkan penglihatan tentang kebusukan Dion. "Bagaimana jika Elliot menceraikanku...?"
Seakan Leandra tidak berani bertatap muka dengan Elliot setelah kejadian ini, ia takut mendapati kenyataan jika Elliot akan menceraikannya akibat ulah Dion barusan.
Di lain tempat dalam waktu yang sama, Ken membuka ponselnya ketika mendengar notifikasi pesan masuk. Sebuah nomor tidak ia kenal mengirim beberapa foto, foto tersebut adalah foto mesra istri Tuannya dengan pria lain.
Ken tidak perlu berpikir dua kali untuk mengadukan foto tersebut pada Elliot. Ini menyangkut tentang rumah tangga Tuannya, ia wajib melaporkannya.
Begitu di persilahkan masuk, Ken melangkahkan kakinya ke dalam ruang kerja Elliot. "Tuan, ada yang ingin saya sampaikan." Ujar Ken begitu sampai di dekat Elliot.
Elliot memusatkan perhatiannya untuk menatap Ken, Ia menaikkan satu alisnya dengan maksud untuk bertanya "Apa?" Kepada Ken.
"Ada seseorang yang mengirim beberapa foto ke nomor saya. Foto yang menunjukkan kebersamaan istri Tuan dengan seorang pria." Ken menjelaskannya pada Elliot.
Elliot menyipitkan mata begitu mendengar laporan asistennya, "Apa benar Lea selingkuh?" Seru Elliot di dalam hati.
Dengan tidak sabar, Elliot mengulurkan tangannya dengan maksud meminta ponsel Ken untuk melihat foto tersebut.
Elliot menggeser satu persatu foto mesra Leandra dengan pria lain, mengamatinya dengan seksama dan terperinci. Elliot berdecih dalam hati saat melihat istrinya berciuman dengan pria lain.
Usai melihat foto-foto tersebut, Elliot melempar ponsel Ken dengan serampangan di depan mejanya. Punggungnya bersandar pada kursi yang ia duduki, menatap kosong ke arah depan dengan mata menajam. Elliot perlu berpikir matang-matang untuk menarik kesimpulan serta mengambil tindakan yang akan ia lakukan selanjutnya.
Cerita ini murni hasil pemikiran sendiri, biar penulis makin encer mikirnya jangan lupa berikan dukungannya. Kalau malas coment, vote saja cukup.
Vote gak butuh waktu lama. Gak lebih dari 5 detik kok, bukan hal sulit bukan??? jadi jangan hanya menikmatinya tapi hargai juga jerih payah penulisnya ya....
Terima kasih. Sehat selalu untuk kalian.... 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Destiny
General FictionTidak ada perlawanan ketika tubuhnya dihempaskan ke lautan luas tersebut. Otaknya tidak merespon bahwa ia berada dalam keadaan berbahaya, tidak ada rasa panik ataupun takut. Dinginnya air laut seakan menyayat kulit, hatinya semakin membeku melihat s...