Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙
🔸🔸🔸
Mata Leandra mengerjap, menyesuaikan cahaya yang memasuki kedua bola mata indahnya. Leandra terduduk begitu kesadarannya terkumpul. "Bukankah semalam aku tiduran di sofa?" Gumam Leandra.
Seingat Leandra, setelah makan malam ia menghabiskan waktunya dengan berbincang bersama Nora melalui telepon. Setelahnya, Leandra bermain ponsel sambil tiduran di sofa yang berada di kamarnya. Ketika Leandra bangun pagi ini, ia justru mendapati dirinya terbangun di atas ranjang.
Leandra tidak acuh, mungkin ia lupa jika terbangun lalu berpindah ke ranjang. Ia lantas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Di kamar lain dalam rumah yang sama. Sosok rupawan tersebut berjalan keluar dari kamar mandi menuju lemari untuk berganti pakaian.
Pria dengan postur tubuh tinggi dan tegap. Ototnya tercetak dengan jelas di balik kemeja yang baru saja ia kenakan, menandakan jika pria tersebut memiliki kualitas hidup yang baik dan sering berolah raga. Pria tersebut memiliki struktur wajah yang tergolong rupawan. Sorot mata yang tegas, alis hitam tebal, hidung mancung dan bibir tipis. Satu kata untuk pria tersebut yaitu sempurna.
Elliot sudah tidak beracting tuna wicara lagi di depan Leandra. Namun tetap berpura-pura mengalami paralisis (lumpuh). Elliot memiliki banyak alasan kenapa melakukan hal ini di depan Leandra.
Ketika pintu kamarnya terbuka, ia melirik pada si pelaku yang tidak meminta ijin terlebih dahulu. Hanya Ken, asistennya yang bertingkah demikian.
Ken tidak lupa menutup pintu lalu menguncinya, tidak ingin kecerobohannya kemarin terulang kembali.
"Bagaimana?" Elliot duduk di sofa, menyilangkan satu kakinya sambil menatap Ken.
Ken sudah terbiasa dengan atasannya, perintah Elliot barusan bermaksud menyuruhnya memberikan laporan yang di perintahkan oleh Elliot padanya semalam. Ken lantas memberikan yang berada di tangannya pada Elliot.
Elliot menerima beberapa lembar foto tersebut. Melihatnya satu persatu dengan seksama. Selain foto, Ken juga memberikan beberapa lembar kertas yang berisi laporan yang cukup terperinci.
"Jadi pria ini hanya berpura-pura menjadi mahasiswa lagi?" Gumam Elliot menanggapi laporan yang ia baca.
"Sepertinya begitu, Tuan." Ken menyahuti perkataan Elliot.
"Apa tujuannya untuk mendekati Lea?" Gumam Elliot kemudian yang tentunya di dengar juga oleh Ken.
"Tidak ada alasan lain yang lebih masuk akal selain hal itu, Tuan." Ken berkata dengan gaya ciri khasnya, tenang dan lugas.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Destiny
General FictionTidak ada perlawanan ketika tubuhnya dihempaskan ke lautan luas tersebut. Otaknya tidak merespon bahwa ia berada dalam keadaan berbahaya, tidak ada rasa panik ataupun takut. Dinginnya air laut seakan menyayat kulit, hatinya semakin membeku melihat s...