Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙
🔸🔸🔸
Di saat matahari memantulkan kehangatannya, Leandra mengawali paginya dengan senyuman. Pemandangan pertama ketika dirinya membuka mata adalah wajah rupawan suaminya.
Leandra menatap wajah Elliot dengan seksama.
"Apa aku sudah jatuh cinta?" Leandra bertanya pada dirinya sendiri.Sepanjang perjalanan atau pengalaman berumah tangga yang belum lama di jalani Leandra, ia menemukan hal-hal baru yang ditemui. Bahkan mungkin ada sisi baru yang terungkap dari pasangannya yaitu Elliot. Hal-hal kecil dan baru ini memercikkan perasaan yang baru untuknya. Bahasa tubuh, sikap perhatian dan sikap baik yang hadir dari Elliot, membuat Leandra jatuh dalam pesona Elliot Zoldyc.
Ketika ia berpura-pura marah pada Elliot tempo lalu, saat kebohongan Elliot terbongkar jika sesungguhnya tidak cacat, ia melihat kegigihan Elliot untuk meminta maaf padanya. Leandra cukup terkesan atas upaya yang di lakukan Elliot. Elliot seakan tidak menginginkan adanya perdebatan atau masalah antara dirinya dengan Elliot. Seakan Elliot tidak rela jika ia marah, kecewa, bahkan membencinya.
Dari setiap momen dan waktu yang dihabiskan bersama dengan Elliot, ada rasa nyaman yang tumbuh dari dirinya. Kenyamanan ini memungkinkan berubah wujud menjadi perasaan cinta. Karena salah satu alasan utama seseorang jatuh cinta adalah merasa nyaman.
Leandra menyudahi lamunannya, beranjak ke kamar mandi ingin membersihkan diri sebelum memulai aktivitas padatnya hari ini.
Sosok yang sedari tadi di pandangi oleh Leandra membuka matanya. Elliot hanya berpura-pura memejamkan matanya, "Aku pikir, kau akan memberikan ciuman selamat pagi untukku." Dengan mata tertuju pada pintu kamar mandi, ia berseru dalam hati kemudian di akhiri dengan sebuah senyuman.
Usai sarapan bersama, Elliot dan Leandra berpisah untuk menjalani aktivitasnya masing-masing. Kini Elliot sudah berada di dalam ruang kerjanya.
"Anda memanggil saya, Tuan?" Tanya Ken begitu tiba di dalam ruangan Elliot.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Destiny
General FictionTidak ada perlawanan ketika tubuhnya dihempaskan ke lautan luas tersebut. Otaknya tidak merespon bahwa ia berada dalam keadaan berbahaya, tidak ada rasa panik ataupun takut. Dinginnya air laut seakan menyayat kulit, hatinya semakin membeku melihat s...