Chapter 30 : Lies

139K 17.8K 710
                                    

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

🔸🔸🔸

Leandra memasuki ballroom tempat di langsungkannya acara. Tubuh semampai dengan lekukan yang pas, tercetak jelas pada gaun yang di kenakan Leandra. Struktur wajahnya yang sempurna di poles dengan makeup tipis, semakin menambah kecantikan parasnya.

Semua mata di sana berdecak kagum melihat penampilan Leandra yang memukau. Gaun bermodel off shoulder melekat indah di tubuhnya, mengekspos bahunya yang putih dan mulus. Belahan gaun di satu sisi paha membuat paha mulusnya terlihat, menambah kesan seksi di dirinya.

Kesempurnaan Leandra menarik, menggoda dan menghipnotis manusia yang kebetulan sedang melihatnya. Kecantikan dan keseksiannya mendebarkan kaum adam serta membuat iri kaum hawa.

Leandra mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Kebetulan para tamu konglomerat yang hadir sedang berdansa disana, membuat Leandra kesulitan menemukan Dion.

Ponselnya bergetar, ia meraih ponselnya dan mendapati sebuah pesan. "Kemarilah. Arah jam 10." Leandra membaca pesan dari Dion.

Leandra lantas menoleh ke arah yang Dion maksud. Dion menaikkan tangannya pada Leandra, dengan maksud memberi tahu keberadaannya.

Leandra membelah kerumunan untuk menghampiri Dion. Tiba-tiba tangan seseorang melingkari pinggangnya. Leandra menoleh untuk melihat pria kurang ajar yang berani menyentuhnya tanpa permisi.

Seorang pria bertubuh tinggi tegap, berpenampilan rapi menariknya ke dalam kerumunan orang yang berdansa disana, pria itu memeluk erat pinggangnya serta tangan satunya ia gunakan untuk mengangkat tangan Leandra kemudian membimbingnya memutar indah di tempat dansa.

Jantung Leandra berpacu dengan cepat ketika menyadari siapa yang menariknya ke lantai dansa. Keterkejutan melingkupi diri Leandra saat ini. "E--Elliot." Lirih Leandra dengan tercekat.

Suami yang Leandra kira cacat, kaki yang setiap malam ia pijat sekarang berdiri tegak dihadapannya.

Elliot terus membimbing dan menggerakkan badan Leandra untuk berdansa. Tidak mempedulikan keterkejutan Leandra, memang sudah waktunya ia membongkar kebohongannya.

Tidak ada pilihan untuk Leandra kecuali mengikuti irama dan gerakan yang di arahkan Elliot. Otaknya juga tidak selaras saat ini, ia masih tidak percaya jika Elliot membohonginya selama ini.

"Kau datang kesini tanpa meminta ijin suamimu terlebih dahulu, Lea?" Suara yang dalam terdengar.

"Kau berbohong selama ini!?" Ucapan Leandra mengarah perihal kaki Elliot.

"Maafkan aku. Aku memiliki alasan tersendiri kenapa membohongimu selama ini." Elliot menjawab rasa penasaran Leandra.

Leandra mengikuti gerakan dansa sambil menatap netra coklat gelap pria di hadapannya. "Apapun alasanmu, kebohongan tetaplah kebohongan." Jawab Leandra dengan nada yang sarat akan kekecewaan.

It's My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang