Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙
🔸🔸🔸
Dion meluapkan amarahnya dengan membanting barang yang berada di dekatnya. Bagaimana tidak, rencana yang di susun sedemikian rupa telah hancur berantakan. Leandra berhasil lepas dari genggamannya, komplotan yang katanya berpengalaman dan tidak pernah gagal, kenyataannya berhasil di ringkus oleh pihak berwajib. Beruntung dirinya belum mengeluarkan banyak uang untuk komplotan yang tidak becus tersebut.
"Brengsek!!!" Umpatan Dion terus bergema di dalam apartemennya.
Karena kegagalannya kali ini, Dion akan semakin terdesak oleh keadaan yang sudah di pastikan berimbas pada Perusahaannya.
Dion mengetahui jika Leandra mengalami kecelakaan, ia sendiri belum mendapatkan informasi lebih lanjut apakah Leandra berhasil selamat atau tidak. Yang jelas, setelah ini dirinya akan semakin sulit mendekati bahkan mengendalikan Leandra. Apalagi dalam kasus ini pihak berwajib sudah pasti ikut campur.
Dion berdecak mendengar bunyi bell, kepalanya sedang pusing dan sedang tidak ingin di ganggu sekarang. Dengan wajah suram dan di penuhi kemarahan, kaki Dion terpaksa melangkah menuju pintu ketika bell terus berbunyi.
Mata Dion menyipit melihat tamu tidak di undang yang datang ke tempatnya, ia terang-terangan menatap wanita tersebut dari atas hingga bawah.
Gilda menatap pria yang bernama Dion dengan penuh amarah. "Pria sialan! Gara-gara kau adikku sekarang mendekam di penjara!" Gilda menyemburkan kemarahannya.
Adiknya tidak pernah bercerita apapun, tiba-tiba saja Vivi di tangkap karena kasus penculikan. Ia sudah menemui Vivi, adiknya menceritakan duduk perkara kenapa Vivi tertangkap dan berada di dalam sel sekarang.
Dion seperti pernah melihat wanita di hadapannya ini, "Aku ingat, bukankah kau Gilda?" Dion mendapatkan ingatannya, ia cukup mengetahui prestasi Gilda selama ini. Sosok yang sebetulnya hampir mirip dengan wanita bayaran, bedanya Gilda adalah wanita bayaran yang berkelas tinggi.
"Cepat keluarkan adikku dari penjara!" Gilda tidak menghiraukan perkataan Dion yang justru membahas tentang nama.
Tapi Gilda menyebut Vivi sebagai adik, berarti mereka adalah bersaudara. Dion bersedekap sambil menatap lawan bicaranya, "Tidak bisa. Adikmu kebetulan berada di lokasi kejadian." Ujarnya dengan santai.
"Kau orang yang bertanggung jawab atas permasalahan ini! Seharusnya kau yang di penjara bukan adikku!" Gilda membentak Dion, tidak habis pikir oleh tingkah pria di depannya yang justru bersikap santai tanpa beban.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Destiny
General FictionTidak ada perlawanan ketika tubuhnya dihempaskan ke lautan luas tersebut. Otaknya tidak merespon bahwa ia berada dalam keadaan berbahaya, tidak ada rasa panik ataupun takut. Dinginnya air laut seakan menyayat kulit, hatinya semakin membeku melihat s...