Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙
🔸🔸🔸
Terhitung sudah dua minggu Leandra berada di ruang ICU. Dalam keadaan komanya, hanya cairan infus yang mengandung elektrolit, yang terdiri dari garam atau zat lainnya untuk mencegah Leandra kelaparan atau dehidrasi.
Selama Leandra terbaring lemah, walau Elliot harus membagi waktunya dengan pekerjaan, ia tidak pernah absen menemani Leandra. Sepulang kerja, ia menemani istrinya dan selalu menginap di rumah sakit. Elliot yakin Leandra akan sadar dan kembali bersamanya. Terbukti dari hari ke hari, keadaan Leandra selalu menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Dan harapan Elliot hari ini terkabul. Usai meeting, ia membuka ponselnya dan bawahan yang di tempatkan untuk menjaga Leandra mengabari jika Leandra sudah bangun dari komanya.
Elliot melangkah lebar menyusuri koridor rumah sakit dengan wajah berbinar. Ia sudah tidak sabar bertemu dengan istrinya. Memikirkan Leandra bisa kembali bersamanya, kembali disisinya, tentu kabar baik ini membuatnya bahagia tidak berperi.
"Istri anda sudah di pindahkan ke ruang rawat inap, Tuan." Bawahan Elliot bersuara ketika melihat kedatangan Tuannya.
"Tunjukkan." Elliot meminta bawahannya untuk menunjukkan ruangan Leandra.
Setelah mengetahui ruang rawat inap Leandra, dengan tidak sabar Elliot membuka pintu, ingin segera melihat Leandra.
Kaki Elliot mendekat ke bed hospital, tidak ada lagi alat bantu pernapasan yang menghiasi wajah Leandra seperti sebelumnya, hanya sebuah jarum infus yang terlihat menancap di pergelangan tangannya, dan perban yang melilit pergelangan kaki serta lengan Leandra karena fraktur.
Elliot mendudukkan diri di kursi yang berada di dekat Leandra terbaring. Menatap wajah cantik Leandra yang sedang memejamkan mata. Tangannya terulur meraih tangan Leandra, membawanya untuk ia kecup.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Destiny
General FictionTidak ada perlawanan ketika tubuhnya dihempaskan ke lautan luas tersebut. Otaknya tidak merespon bahwa ia berada dalam keadaan berbahaya, tidak ada rasa panik ataupun takut. Dinginnya air laut seakan menyayat kulit, hatinya semakin membeku melihat s...