Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙
🔸🔸🔸
Satu persatu manusia yang berada di ruangan tersebut melangkahkan kaki untuk keluar usai meeting. Ferdi menatap kosong arah depannya, masih terkejut dengan meeting pagi ini. Semua Investor Perusahaannya menarik saham, padahal dirinya sudah berusaha sekuat tenaga membujuk agar mengurungkan niat mereka. Usahanya tidak membuahkan hasil, walau merugi mereka tetap kekeuh menarik saham dari Perusahaan Leyton.
Dengan posisi punggung bersandar ke kursi dan menengadahkan kepala ke atas, Dion pun tidak jauh berbeda dengan papanya. Terkejut, terpukul dan merasa pening memikirkan kenyataan yang menimpa Perusahaannya.
Ferdi dan Dion memikirkan bagaimana nasib Perusahaan setelah semua Investor menarik saham mereka, perekonomian Perusahaan semakin kacau, hutang mereka semakin menggunung akibat permasalahan ini.
"Hanya ada satu cara, Pa. Kita harus mencari Investor baru secepatnya." Dion bersuara, memecah keheningan di ruangan tersebut.
"Dengan begitu, Perusahaan kita masih bisa di selamatkan." Dion menambahkan perkataannya.
Ferdi mengendurkan dasi yang melingkar di lehernya, "Ya, memang tidak ada pilihan lain selain mencari Investor baru. Pihak bank hanya memberi tempo beberapa minggu atau mereka akan menyita aset kita."
Dion menyugar rambutnya ke belakang, "Aku tidak akan membiarkan Perusahaan kita bangkrut." Gumam Dion sembari memutar otaknya untuk memikirkan jalan keluar.
"Papa merasa janggal, kenapa mereka menarik saham secara bersamaan?"
Dion melirik Ferdi, "Semua sudah terlanjur, tidak ada yang bisa kita lakukan."
"Aku tetap akan mencari tau tentang hal ini." Ujar Ferdi kemudian.
Dion tidak acuh, yang terpenting untuknya saat ini adalah keberlangsungan Perusahaannya. Ia tidak akan membiarkan Perusahaannya gulung tikar begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Destiny
General FictionTidak ada perlawanan ketika tubuhnya dihempaskan ke lautan luas tersebut. Otaknya tidak merespon bahwa ia berada dalam keadaan berbahaya, tidak ada rasa panik ataupun takut. Dinginnya air laut seakan menyayat kulit, hatinya semakin membeku melihat s...