Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙
🔸🔸🔸
Pagi ini, pasangan suami istri terlihat sarapan bersama di meja makan. Bersantap makanan bersama menjadi sarana Elliot dan Leandra dalam meningkatkan komunikasi satu sama lain. Percakapan di meja makan dapat membangun hubungan yang baik di dalam keluarga dan menciptakan adanya keterbukaan.
Disela kegiatannya, Elliot mencuri pandang ke arah Leandra yang berada di hadapannya. Wanita yang telah sah menjadi istrinya tersebut sudah berpenampilan rapi pagi ini.
"Ke kantor?" Elliot bertanya pada Leandra.
Leandra mengangguk untuk mengiyakan.
"Mau berangkat bersama?" Elliot menawarkannya pada Leandra.
Leandra meletakkan alat makannya, karena kebetulan makanan di piringnya juga sudah tandas. "Sebelum ke kantor aku memiliki janji dengan seseorang." Leandra menolak tawaran Elliot.
Elliot terdiam sejenak sebelum bersuara, "Seseorang? Pertemuanmu dengannya perihal apa?"
"Nanti kau juga akan tau." Leandra tidak memberitahukannya pada Elliot.
Elliot penasaran tapi tidak bertanya lebih lanjut, ia akan mencari tau sendiri Leandra memiliki urusan apa menemui orang yang dimaksud.
"Aku tidak berbuat aneh-aneh, percayalah." Leandra menambahkan perkataannya ketika melihat raut penasaran dari Elliot.
Elliot mengangguk, "Sudah selesai? Kau bisa berangkat duluan." Ia menyuruh Leandra berangkat terlebih dahulu.
"Tidak apa aku menunggumu." Merasa tidak enak jika Leandra berangkat duluan mendahului Elliot.
"Mau bertemu seseorang dulu kan? Nanti kau kesiangan, Lea. Tidak masalah kau pergi duluan, aku akan menghabiskan kopiku terlebih dulu." Sahut Elliot kemudian.
Setelah menimang-nimang, Leandra mengiyakannya. Ia beranjak dari tempat duduknya, menghampiri Elliot lalu mengecup punggung tangan Elliot.
Kening Leandra mengernyit karena Elliot berdiri dari duduknya. Ia sedikit mendongak untuk menatap wajah Elliot yang sekarang menjulang tinggi di hadapannya.
"Berhati-hatilah." Elliot mengecup kening dan pipi Leandra.
Mata Leandra membola, bukan gugup yang ia rasakan, perilaku kecil seperti yang di lakukan Elliot barusan tergolong manis menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Destiny
General FictionTidak ada perlawanan ketika tubuhnya dihempaskan ke lautan luas tersebut. Otaknya tidak merespon bahwa ia berada dalam keadaan berbahaya, tidak ada rasa panik ataupun takut. Dinginnya air laut seakan menyayat kulit, hatinya semakin membeku melihat s...