Chapter 4

335 39 90
                                    

Rupanya ff ini melenceng dari target dan dugaan aku. Isinya gak semanis dan sesakit itu kok.

Ada beberapa adegan kekerasan dan vulgar di ff ini. Jadi lebih baik aku peringatin sebelum kalian merasa kecewa.

***

Tubuh Karleen dilempar kasar ke dalam kamar oleh Benjamin dan pria bertubuh tinggi tadi yang kini langsung mengunci pintu meninggalkan gadis tersebut yang kini menggedor kasar pintu di hadapannya.

"Dasar berengsek!" teriak Karleen lantas melangkah mundur memandang emosi pintu kamar di depannya. Ia menoleh menemukan lampu tidur di atas laci nakas lalu melempar benda tersebut ke arah pintu dengan penuh emosi.

Dadanya bergerak naik turun dan bokongnya kini terjatuh di atas kasur. Kali ini Karleen terdiam mencoba mengatur emosinya yang masih menggebu-gebu sambil menunduk memperhatikan kedua kaki telanjangnya yang menginjak karpet.

"Tidak, aku tidak bisa diam. Aku harus bertindak." gumamnya beringsut berdiri dari kasur lalu berbalik memperhatikan pintu kaca balkon yang terkunci.

Ia menoleh pada pintu di dekat sofa lalu segera melangkah masuk menemukan ruang pakaian yang masih kosong. Tak ada benda apapun di sana selain meja dan kursi rias yang berada di sudut ruangan.

Sebuah ide gila muncul di otaknya dan gadis itu dengan cekatan mengangkat kursi rias lalu membawanya ke dalam kamar. Tepatnya ia kini telah berdiri di hadapan pintu kaca balkon yang masih terkunci disertai senyuman licik.

"Oke Styles, kau tak akan bertahan." gumamnya melangkah mundur dan langsung menghantamkan kaki kursi pada pintu kaca balkon dengan sekuat tenaga hingga kaca tersebut pecah menghasilkan suara yang sangat nyaring.

Benjamin dan pria bertubuh tinggi tadi yang tengah berdiri di depan pintu kamar Karleen langsung berbalik untuk segera membuka kunci kamar dengan perasaan panik.

Harry yang mendengar suara kegaduhan dari lantai yang sama segera keluar dari dalam kamar miliknya dan melangkah cepat mendekati pintu kamar Karleen yang terbuka lebar.

Pria bermata hijau itu terperangah kaget menemukan pintu balkon telah terbuka dengan keadaan kacanya yang telah pecah. Harry lantas segera melangkah cepat mendekati Benjamin yang tengah menahan Karleen agar tak mendekat pada pagar balkon.

"Lepaskan, berengsek!" teriak Karleen brutal yang mana membuat pria bertubuh tinggi tadi dengan cepat ikut andil menahan tubuh gadis tersebut lalu membawanya untuk kembali memasuki kamar.

"Bawa dia ke kamarku." perintah Harry tegas pada kedua bawahnya yang langsung mengangguk patuh lalu melenggang pergi menyeret Karleen yang masih memberontak dalam tahanan mereka.

Harry mematung memperhatikan pintu kaca balkon salah satu kamar di rumahnya telah pecah dan kepalanya menggeleng pelan dengan wajah frustrasi sekaligus tak percaya.

"Kupikir aku memang memelihara seekor binatang." gumamnya sebelum melangkah keluar dari dalam kamar tersebut dan kembali masuk ke dalam kamarnya yang jadi berisik akibat kedatangan Karleen.

Gadis itu terus berteriak keras dan mengucapkan sumpah serapah kotor pada Benjamin yang tengah mengikat kuat tubuhnya pada kursi rias milik Harry.

"Diam Karleen!" tegur Harry cukup keras yang mana hal itu berhasil membuat gadis tersebut menoleh dengan tatapan tajamnya.

"Kau yang diam, berengsek!"

"Ya Tuhan..." gumam Benjamin begitu kelelahan setelah berhasil mengikat tubuh Karleen dan pria itu melangkah mundur membiarkan Harry melangkah mendekat pada gadis tersebut.

RICH MAN [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang