Chapter 45

365 41 220
                                    

"Psst!"

Karleen yang tengah mencetak adonan kue mengernyit bingung mendengar suara samar itu dan menoleh menemukan Harry yang telah menyengir dengan kepala yang menonjol keluar dari balik pintu kamar mandi.

"Apa?"

"Bisa pinjam bajumu? Aku baru saja mandi." Karleen berdecak muak mendengar permintaan Harry dan memandang pria tersebut dengan tatapan mengejek.

"Bukankah kau punya tangan dan kaki yang masih berfungsi?" ucapnya penuh sindiran yang mana hal itu berhasil membuat Harry memutar bola mata kesal mendengarnya.

"Salahmu tidak menyimpan handuk di kamar mandi." balasnya acuh lalu melangkah keluar dengan percaya diri tanpa mempedulikan Karlern yang langsung berbalik melihat tubuh telanjangnya.

"Berengsek! Pakai handukmu!" cicitnya berbisik tajam mengingat jika suara keras hanya akan membangunkan Adrien tengah terlelap di dalam kamarnya.

"Cih, jangan bohong. Kau suka ini, bukan? Ayolah, sejak kemarin kau bahkan tak bisa melepaskan pandangan nakalmu itu dari tubuhku." ucap Harry tertawa mengejek dan tanpa malu melangkah mendekat pada Karleen yang tengah menggingit bibir ketika merasakan kedua pipinya memerah.

"Sial, apa maumu? Cepat pakai pakaianmu!"

"Kenapa terburu-buru? Mungin kita bisa bermain sebentar di sini." ucap Harry menyeringai nakal dan melingkarkan kedua tangannya pada pinggul Karleen. Mengabaikan tatapan tajam wanita tersebut yang seakan mengatakan penolakan tanpa suara.

"Pergi atau akan ku hantam wajahmu dengan teplon itu." ancamnya menunjuk teplon yang tergantung pada paku di dinding dekat lemari pendingin.

"Baiklah, setidaknya wajah tampanku akan tetap selamat jika aku menurut." ucapnya pasrah lalu melangkah pergi menuju kamar Karleen dan mulai mencari pakaian yang cocok untuknya.

Beruntung wanita itu selalu menggunakan pakaian unisex bahkan dengan ukuran cukup besar yang mana hal itu mempermudah Harry untuk sekedar meminjam pakaiannya jika sedang berada dalam suasana terdesak seperti sekarang.

Karleen yang baru saja memasukkan loyang berisi kue ke dalam open tersentak kaget ketika tiba-tiba merasakan pelukan erat pada pinggulnya. Ia memutar bola mata kesal ketika melihat senyuman miring Harry yang kini langsung melayangkan kecupan pada pipinya.

"Kau tahu Karl, kita belum sempat berciuman sejak kita kembali bertemu."

"Ewh, menjauh dariku! Kau terlihat sangat memuakkan." ucap Karleen mendorong kasar tubuh Harry agar menjauh darinya lantas segera memasukkan kue yang telah matang ke dalam toples berukuran cukup besar yang ia kembali masukkan ke dalam keranjang.

"Kau akan berjualan?"

"Menurutmu?" tanya Karleen kesal dan memicingkan mata ketika Harry mencuri kue kering buatannya dan tersenyum penuh arti pada wanita tersebut. "Apa?"

"Aku tak yakin ini buatanmu. Memangnya kau bisa memasak?" tanyanya terkesan mengejek selagi mengunyah kue di mulutnya dan terbahak ketika melihat wajah emosi Karleen yang kini meletakkan kedua tangan pada sisi pinggannya.

"Aku memang sudah bisa memasak sejak tinggal di panti." ucapnya penuh percaya diri yang mana hal itu berhasil membuat Harry terkekeh mendengarnya.

"Baiklah, aku percaya." ucap Harry memperhatikan Karleen yang kini mengambil keranjang lain dari sudut ruangan dan meletakkannya di atas meja makan. "Boleh aku ikut?" tanyanya yang man hal itu berhasil menghentikan gerakan wanita tersebut yang hendak melangkah meninggalkan dapur.

"Apa? Ikut? Aku tak salah dengar?" tanyanya heran yang mana hal itu berhasil membuat Harry mengerutkan kening dengan wajah kerasnya. Sepertinya Karleen baru saja berhasil memancing emosi seseorang.

RICH MAN [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang