Sampai di London Harry kini melangkah gontai memasuki rumah dan mendongak melihat bagian lantai atas untuk memastikan jika Karleen sudah benar-benar masuk ke dalam kamar miliknya untuk beristirahat.
Pria itu berjalan cepat memasuki dapur dan segera mengambil kaleng soda untuk mengobati kerongkongannya yang terasa cukup kering serta butuh cairan penyegar.
Pandangan pria itu terjatuh pada Elliot yang baru saja masuk dengan wajah lelahnya dan Harry terdiam ketika menemukan kalung berbandul planet berwarna biru tua yang Karleen tawarkan padanya. Tunggu, apa?
"Elliot, bukankah itu kalung punya Karleen?" tanya Harry melangkah mendekat pada pria tersebut yang baru saja hendak membuka pintu lemari pendingin.
"Oh, kalung ini? Nona Karl bilang anda tak menyukai kalungnya. Jadi---"
"Apa-apaan yang kau bicarakan? Lepaskan kalungnya Elliot, itu milikku." potong Harry menatap tajam pria tersebut yang langsung terdiam dengan wajah takut sekaligus heran. Bukankah tadi dia memang menolaknya?
"B-baik Tuan." ucap Elliot segera melepaskan kalung miliknya dan memberikan benda tersebut pada Harry yang langsung menerimanya lalu melenggang pergi tanpa mengatakan apapun lagi.
Besok paginya Harry dengan penuh percaya diri sengaja memamerkan kalung pemberian--lebih jelasnya kalung yang ia paksa ambil dari Elliot. Balutan kaus putih polos ditemani celana pendek hitam setengah paha membalut tubuh kekarnya pada pagi hari libur itu.
Dia terduduk di kursi meja makan yang telah tersedia banyak menu sarapan lezat dan mulai merencanakan kegiatan yang akan dirinya lakukan untuk menghabiskan waktu libur dari pekerjaan miliknya yang cukup berat.
Karleen melangkah masuk ke dalam ruang makan dengan balutan gaun biru tua dengan lengan pendek juga bagian dada yang cukup rendah menampilkan pemandangan indah belahan milik gadis tersebut untuk Harry yang terlihat begitu senang melihatnya.
"Ehm, kenapa menggunakan pakaian itu?" tanya Harry menampilkan wajah tak suka pada Karleen yang baru saja terduduk di seberangnya dengan wajah yang jauh lebih segar dari semalam.
"Bukankah kau menyukai pakaian seperti ini? Mengapa masih bertanya?" tanya Karleen ketus lalu segera meneguk cepat susu hangat dari dalam gelas yang baru saja dirinya ambil.
"Kenapa minum susu?"
"Memangnya kenapa? Ada masalah?" Karleen kembali bertanya dengan nada sinis dan meletakkan gelas tersebut dengan cukup kasar ke atas meja makan.
Harry menyeringai melihat tubuh Karleen yang sedikit condong ke depan membuat pria itu semakin mencuri curi pandang pada belahan milik gadis tersebut yang bersembunyi di balik gaun cantik yang pemiliknya gunakan.
"Bukankah kau sudah punya?" tanya pria tersebut tersenyum mesum yang mana hal itu berhasil membuat Karleen terbelalak kaget lalu menarik tubuhnya sedikit menjauh seraya menutup dadanya menggunakan kedua telapak tangan.
"Jadi sedari tadi kau memang sedang memperhatikan dadaku?"
"Memang kau pikir apa lagi? Yang bagian bawah tertutupi meja." Karleen terbelalak mendengar perkataan Harry yang kini tergelak melihat wajah kaget gadis tersebut.
"Sudahlah, makan saja sarapanmu." ucap Harry segera menyantap sarapan miliknya dan sesekali berdehem mencoba menarik perhatian Karleen agar melihat kalung yang dirinya kenakan.
Namun sayang, gadis itu sedari tadi hanya fokus menyantap sarapan dan pada akhirnya menghentikan makan ketika Harry sengaja terbatuk menepuk dadanya pelan.
"Bisakah kau berhenti bersuara? Aku merasa sangat terganggu, Tuan Styles." sahut Karleen kesal dan saat hendak menyuapkan makanan pandangan gadis itu terjatuh pada kalung baru yang si mata hijau kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RICH MAN [H.S]
FanfictionJika kau berpikir memilih hubungan dengan pria kaya raya itu beruntung, maka kau salah. Karena jika kau tak punya apapun, maka mereka akan memperbudak dan memperlakukanmu dengan semena-mena. Kasta sangat dipentingkan dalam pertemanan orang kaya dan...