Selesai mengenakan pakaian Karleen segera meraih kaleng soda dari atas nakas lalu melangkah keluar menyusul Elliot yang telah terduduk di atas lantai sambil meneguk kaleng soda memperhatikan halaman depan yang sedikit gelap dan sepi.
Pria itu menoleh ketika Karleen terduduk di sampingnya sambil membuka tutup kaleng lalu meneguknya perlahan sebelum menoleh pada Elliot yang sedang memperhatikannya.
"Jadi, ada apa?" tanyanya terdengar santai untuk Elliot yang merasa lega karena merasa diterima oleh seorang Karleen yang cukup galak tersebut.
"Tidak ada, aku hanya... Mungkin kau butuh teman bercerita di rumah ini." ucapan Elliot berhasil membuat Karleen mematung dan tersenyum miris mendengarnya.
"Lalu kenapa kau peduli?"
"Mungkin... Karena sebuah alasan?" ucap Elliot terdengar seperti pertanyaan untuk Karleen yang kini terkekeh mendengarnya. "Aku bahkan baru bertemu denganmu selama dua hari."
"Oh ya, kau benar. Kita cukup asing." ucap Karleen kembali menegung soda miliknya dan mengernyit bingung melihat seseorang melangkah keluar dari dalam rumah. "Bukankah itu Harry?"
Elliot yang terkejut segera menutup pintu balkon lalu menarik Karleen merunduk untuk bersembunyi dalam kegelapan cahaya balkon sambil memperhatikan Harry yang kini melangkah masuk ke dalam mobilnya.
"Dia mau ke mana?" tanya Karleen berbisik setelah mobil mewah itu melaju pergi meninggalkan kawasan rumah dan gadis tersebut beralih terduduk menatap Elliot dengan wajah bingung. "Kenapa kau melakukan itu?"
"Melakukan itu? Oh, tadi? Aku hanya tak ingin Harry berpikir jika kita punya hubungan khusus." ucap Elliot meneguk sodanya lalu bersandar pada jendela kaca. "Kupikir kau tak pantas berada di sini, Karleen." lanjutnya berhasil membuat gadis itu menoleh dengan tatapan tajam merasa seperti baru saja di hina.
"Apa maksudmu?"
"Jangan berpikir buruk. Aku hanya mengatakan jika kau tak pantas dijadikan pemuas nafsu oleh Harry." ucapan Elliot berhasil membuat Karleen terdiam. "Maksudku... Pria mana yang tega mengambil seorang anak yatim piatu untuk dijadikan pemuas. Kupikir... Kau lebih pantas untuk tetap berada di panti asuhan dan mendapatkan kehidupan yang kau inginkan."
"Dia memang memberikanmu segalanya. Tapi dengan tindakan kekerasan dan pelecehan... Kau tak pantas mendapatkannya, Karleen. Kau pantas untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Sebagaimana para remaja perempuan yang sedang menikmati kehidupannya." ucapan Elliot berhasil membuat Karleen tersenyum miris pada dirinya sendiri.
"Dan kau akan membantuku untuk kabur?"
"Apa? Tidak, tentu tidak. Aku memang kasihan padamu, tapi dengan cara membawamu kabur... Kurasa itu bukan ide yang baik. Harry tidak sebodoh itu dan... Dia tak akan segan untuk membunuhku." Karleen meringis pelan mendengar perkataan Elliot.
"Kau benar. Kepada perempuan saja dia kasar, apalagi pria."
"Tepat sekali." ucap Elliot kembali meneguk sodanya hingga habis lalu beringsut berdiri. "Terlalu banyak pembicaraan, selamat malam Karleen." lanjutnya melangkah memasuki kamar. Meninggalkan Karleen yang kini meneguk habis soda miliknya lalu ikut masuk ke dalam kamar.
***
Pagi harinya Karleen tengah mematung terkejut melihat betapa indahnya penampilan baru pakaiannya. Lihatlah, siapa gadis cantik berbalut gaun hitam setengah paha ketat dengan bagian potongan dada rendah tanpa tangan tersebut.
"Oh sial, siapa kau? Gadis seksi yang baru kehilangan kesuciannya, eh?" gumamnya tertawa gila lalu memoleskan lipstik merah gelap pada area bibir berisinya tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
RICH MAN [H.S]
FanfictionJika kau berpikir memilih hubungan dengan pria kaya raya itu beruntung, maka kau salah. Karena jika kau tak punya apapun, maka mereka akan memperbudak dan memperlakukanmu dengan semena-mena. Kasta sangat dipentingkan dalam pertemanan orang kaya dan...