Chapter 26

262 31 147
                                    

Pagi harinya Karleen terbangun merasakan tubuhnya yang terasa sangat pegal dan gadis itu menoleh menemukan Amber yang tengah terduduk di atas lantai sedang membereskan kotak obat.

"Selamat pagi, nona. Waktunya sarapan." ucapnya menunjuk nampan berisi sarapan yang berada di atas nakas dan memasukkan kotak obat ke dalam laci.

Pandangan Karleen beralih pada perban baru yang melingkar di salah satu kakinya yang teluka. Lantas ia beralih terduduk memberikan senyuman tipis kepada Amber yang telah berdiri di samping ranjang.

"Terimakasih, Amber."

"Saya permisi nona, panggil saya jika anda butuh bantuan." pamit wanita tersebut sebelum melangkah pergi meninggalkan Karleen yang menghembuskan napas lelah lalu bersandar pada kepala ranjang.

Ia menoleh memperhatikan omlet dengan tambahan sosis juga mayones yang menjadi menu makan sarapannya pagi ini dan makanan tersebut mampu membuat selera Karleen menurun ketika melihatnya.

Satu minggu ini Karleen jalani dengan begitu malas juga selera makan yang mulai menurun. Ia lebih sering terbaring di kamar dan menonton televisi dengan tak berminat. Gadis itu bahkan sering meminta jenis-jenis makanan aneh pada Amber yang merasa begitu bingung akan tingkahnya.

Membahas tentang Harry dia lebih sering pergi keluar ataupun menghabiskan waktu bersama Allyson yang masih tinggal di rumah kekasihnya. Hal itu kadang membuat Karleen kesal dan berakhir mogok makan bahkan memutuskan terus bermain games melalui ponsel untuk mengisi kebosanannya.

Pintu kamar terbuka menampilkan Amber yang membawa makanan di atas nampan dan wanita itu lantas segera meletakkan makanan yang Karleen inginkan di atas laci nakas.

"Jus alpukat dengan tambahan coklat dan telur kocok dengan campuran... Terigu? Anda yakin ingin memakannya?"

"Kau mengejekku, Amber? Tentu aku akan memakannya." ucap Karleen menghentikan permainan di ponselnya lalu meletakkan benda tersebut di atas laci nakas.

Amber terduduk di sisi ranjang memperhatikan Karleen yang terlihat begitu bersemangat menyantap makanan aneh itu dan pandangannya terpaku pada kalender kecil yang berada di atas nakas.

"Nona Karleen? Tidakkah kau mencurigai sesuatu?" tanya Amber curiga yang mana hal itu berhasil membuat Karleen langsung menghentikan kegiatan makannya.

"Maksudmu?"

"Apa tanggal haidmu terlambat? Maksudku... Tidakkah kau mencurigai keinginan aneh juga moodmu?" Amber menunjuk perut rata Karleen yang terbaluti kaus pendek abu kebesaran.

Kini pemikiran buruk mulai memenuhi kepala Karleen dan ia menoleh memperhatikan angka tanggal pada kalender lalu terbelalak kaget seraya menoleh pada Amber.

"Maksudmu aku... Mengandung?" Amber mengangguk menjawab pertanyaan gadis tersebut yang langsung terperangah kaget menutup mulutnya yang terbuka dengan telapak tangan. "Tidak mungkin, aku rutin meminum pilku."

"Aku tidak menuduhmu nona, tapi memeriksa terlebih dahulu kurasa merupakan ide yang cukup bagus." ucap Amber berhasil membuat Karleen terdiam menggigit jari telunjuknya merasa gemas sekaligus gugup. "Kau ingin aku membelikan tespack?"

"Apa? T-tidak, aku---" ucapan Karleen terhenti ketika mendengar suara deringan ponsel dan ia lantas menoleh menemukan nama 'Samuel' pada layar ponsel mahal miliknya.

Tanpa mengatakan apapun gadis itu bangkit meraih ponsel miliknya lalu melangkah cepat menuju kamar mandi tanpa lupa menutup rapat pintunya. Lantas ia segera mengangkat panggilan tersebut dan bersandar pada bilik shower.

"Ya?"

"Karl? Kau baik-baik saja? Aku terus mencoba menghubungimu selama satu minggu ini dan tak sekalipun kau menjawabnya. Kupikir ada hal buruk yang terjadi, tapi kuharap kau hanya sibuk dengan pekerjaanmu."

RICH MAN [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang