Chapter 36

304 37 284
                                    

7 tahun kemudian

Hari ke hari, tahun ke tahun, Adrien mulai tumbuh semakin besar yang mana membuat Karleen terkejut bukan main akan perkembangan putranya yang begitu cepat. Bahkan anak itu tak pernah mengeluh akan keadaan ekonomi yang menjadi sumber kehidupannya.

Tepatnya hari ini kini Karleen telah kembali membuatkan sebuah kue coklat sederhana dengan satu lilin merah berangka tujuh kini dinyalakan menggunakan pematik.

Ia lantas segera meletakkan piring berisi kue tersebut ke atas meja makan dan tersenyum senang ketika mendengar suara roda Skateboard mendekat ke arah rumah. Dalam beberapa detik pintu terbuka menampilkan seorang anak laki-laki berambut coklat gelap kini melangkah masuk dengan ransel sekolahnya.

"Ibu?"

"Selamat ulang tahun, Adrien!" pekik Karleen berhasil membuat anak itu terbelalak kaget dan langsung berlari mendekat dengan senyuman lebarnya. Dia terlihat begitu senang akan kejutan dari ibunya.

Karleen bahkan merasa begitu bangga karena ternyata hampir 100% fisik beserta sikap Adrien sama percis dengan dirinya. Bahkan netra biru lautnya terlihat sama berbinar ketika menemukan kue coklat dengan taburan keju di atasnya.

"Ibu membuatnya?"

"Tentu sayang, ibu selalu membuat kue ulang tahun untukmu. Duduklah dan segera tiup lilinnya." ucap Karleen seraya mengangkat tubuh Adrien untuk terduduk di atas kursi meja makan dan mengambil alih ranselnya.

"Baiklah... Aku berharap agar adik Lily tak lagi nakal dan tak lagi merebut mainanku." ucap Adrien dengan kedua mata terpejam dan terlihat begitu fokus akan doa ulang tahunnya.

Hal itu berhasil membuat Karleen terkikik geli ketika melihat Adrien membuka mata lalu meniup cepat lilin di atas kuenya. Anak tersebut menoleh pada ibunya yang masih terkekek.

"Ibu, jangan tertawa. Lily adalah gadis yang paling nakal di dunia ini."

"Aaaaa Adrien yang nakal!" pekikan cempreng itu terdengar dari suara anak gadis cantik berambut pirang dengan netra biru cerah yang kini melangkah masuk ke dalam rumah dengan kedua tangan yang terkepal.

"Tapi adik Lily memang nakal."

"TIDAK!" teriaknya cempreng dan langsung berlari pada Adrien yang dengan cekatan bersembunyi di balik kedua kaki Karleen yang hanya dapat tertawa geli seraya menahan Lily agar tak bergerak brutal untuk menyerang putranya.

"Lily, Adrien hanya bercanda. Dia menyukaimu sejujurnya."

"Ibu!" pekik Adrien tak terima yang mana membuat Karleen tertawa bersama si kecil Lily yang langsung memerah memainkan rambut terurainya dengan jarinya.

"Ya Tuhan... Mengapa aku punya anak se-genit itu?" tanya Niall heran seraya melangkah masuk bersama Sienna yang hanya terbahak melihat tingkah nakal putrinya.

"Mungkin menurun dari ibunya." ejek Karleen menarik Lily ke dalam gendongannya dan segera memotong kue ulang tahun milik Adrien lalu memberikan suapan pada anak gadis tersebut.

"Ibu, aku bahkan belum memakannya! Lily nakal!"

"Tidak!"

"Shh, cukup Lily. Suaramu mengalahkan pengeras suara." ucap Niall terlihat begitu lelah akan sikap brutal putrinya yang kini diturunkan dari gendongan Karleen.

Si kecil Lily lagi lagi tersenyum genit ke arah Adrien sembari menyantap potongan kue pemberian Karleen hingga membuat sekitaran bibirnya kotor. Hal itu berhasil membuat anak laki-laki tersebut menampilkan wajah aneh.

"Lily cukup! Kau terlihat seperti nenek sihir di televisimu." ucap Adrien berhasil membuat Sienna bersama Niall terbahak melihat wajah merah padam Lily yang langsung marah.

RICH MAN [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang