Besok paginya Karleen dengan semangat segera melangkah keluar dari dalam kamar dan melangkah pelan mendekati pintu kamar milik Harry yang tertutup rapat. Tangannya bergerak cepat mengetuk pintu tersebut dan gadis itu mengernyit bingung karena tak mendengar sahutan apapun dari dalam.
"Harry! Ini aku, Karleen." ucapnya sedikit berteriak lalu dengan keyakinan penuh gadis itu melangkah masuk tanpa izin pemilik dan menemukan keadaan kamar yang bersih juga rapi. Seperti sudah lama tak ditempati.
"Harry?" panggil Karleen melangkah mendekati kamar mandi lalu mengetuk pintu tersebut dan kembali membukanya. Tidak, tidak ada siapapun di dalam sana. "Harry, kau di mana?"
Karleen melangkah memasuki ruang pakaian dan mematung ketika tak menemukan satu barangpun di dalam sana. Jadi, di mana Harry berada? Bukankah itu kamar pribadinya?
Dengan wajah bingung Karleen melangkah keluar kamar dan karena masih merasa penasaran gadis itu segera memeriksa satu persatu isi kamar di lantai atas yang tidak dikunci.
Dan hasilnya nihil, ternyata Harry tak tidur di kamar sebelah Karleen. Kamar yang pernah gadis itu kunjungi ternyata bukanlah kamar pribadi milik si mata hijau yang entah memiliki kamar di sebelah mana.
"Ya sayang, akan kuusahakan untuk segera menemuimu."
Saat hendak menuruni undakan tangga Karleen kembali mundur lalu berjongkok di balik pagar tangga memperhatikan Harry yang sedang berjalan melewati lorong di bawah tangga. Lorong yang sama di mana Amber membawa pakaian kotor dari arah sana. Jadi...
"Tentu sayang, aku juga mencintaimu." ucap Harry di bawah sana sebelum benar-benar masuk ke dalam ruang makan dan Karleen kini mematung di dekat tangga.
Siapa yang menelepon Harry? Mengapa harus memanggil sayang? Apa ibunya? Tidak, Harry terdengar seperti sedang berbicara dengan kekasihnya. Tapi... Apakah pria bajingan itu benar-benar memiliki kekasih?
Di saat Harry menyimpan pelacur di rumahnya dan... Apa itu perempuan kemarin? Si Lexie Lexie itu? Atau hanya gadis pemuas lainnya? Namun... Mengapa harus se-romantis tadi? Karleen bahkan tidak pernah dipanggail sayang jika bukan ketika ingin meminta jatah.
Lalu... Merasa bingung dan tak berhak ikut campur Karleen berlari cepat menuruni undakan tangga disertai senyuman lebar dan hal itu berhasil membuat Harry langsung menoleh menemukan gadis tersebut berlari cepat melewati ruang makan.
"Elliot?!" panggilnya bersemangat setelah sampai di teras rumah dan mengernyit bingung ketika tak menemukan seorangpun di halaman rumah. Hanya ada seorang wanita pengurus kebun yang sedang menyiram bunga yang kini menoleh memberikan Karleen senyuman ramah.
"Selamat pagi nona, maaf Tuan Elliot sedang pergi keluar mengantar Amber berbelanja bulanan." ucap wanita tua tersebut yang mana membuat Karleen menganguk-angguk.
"Ohh, lalu di mana Benjamin?"
"Ada di belakang nona, sebentar. Saya akan panggilkan." ucapnya langsung melenggang pergi ketika Karleen baru saja hendak menahannya untuk tetap bekerja.
"Di mana dressmu?" tanya Harry yang baru saja keluar memperhatikan celana hitam ketat juga hoodie hitam kebesaran yang Karleen kenakan pada tubuh berisinya.
"Tidak bisakah kau berhenti mengatur pakaian ataupun bentuk tubuhku? Aku mencintai tubuhku apa adanya dan tolong bebaskan aku tanpa aturanmu hanya untuk hari ini saja. Kali ini aku benar-benar akan memohon padamu." ucap Karleen menyatukan kedua tangan dengan tatapan memohon.
"Dan kau pikir aku akan tergoda?"
"Aku memohon padamu, Tuan Styles yang terhormat. Bebaskan aku meski hanya untuk hari ini." ucap gadis itu melangkah mendekat dan Harry terkejut ketika bibirnya di hisap cukup kuat oleh Karleen.
KAMU SEDANG MEMBACA
RICH MAN [H.S]
FanficJika kau berpikir memilih hubungan dengan pria kaya raya itu beruntung, maka kau salah. Karena jika kau tak punya apapun, maka mereka akan memperbudak dan memperlakukanmu dengan semena-mena. Kasta sangat dipentingkan dalam pertemanan orang kaya dan...