Dengan perasaan resah Harry melangkah turun dari dalam mobilnya untuk berjalan memasuki kawasan bandara yang cukup ramai dengan Benjamin yang kini mengekori sambil membawa ransel milik bosnya.
"Tuan, apa kau yakin jika Elliot tidak melarikan diri?"
"Karena itu kita harus bergerak cepat untuk pergi ke London, Ben. Aku tahu mendesaknya tidak semudah perkiraanku." balas Harry melangkah cepat memasuki gedung Bandara dan melangkah memasuki ruang khusus di dalam sana.
"Selamat pagi, Tuan---"
"Persiapan penerbanganku saat ini juga." potong Harry pada salah satu petugas Bandara pria yang berada di dalam salah satu ruangan.
"B-baik Tuan." ucapnya segera bangkit lalu melangkah keluar dari dalam ruangan miliknya. Meninggalkan Harry yang kini menghembuskan napas kasar lalu menoleh pada Benjamin yang terduduk di salah satu kursi.
Sementara Harry kini melangkah keluar berniat sedikit menyegarkan pikirannya yang kacau balau. Lantas dia terduduk di salah satu kursi panjang di dekat jendela besar yang menampilkan kawasan Bandara yang sangat ramai.
"Kau membawa asinya?"
Harry menoleh menemukan seorang pria berambut coklat yang kini tengah menggendong seorang bayi kecil di dekat troli yang diletakkan di dekat kursi yang berada tak jauh dari posisi si mata hijau.
"Sudah, aku menyiapkan tiga botol yang akan ku simpan di lemari pendingin." ucap si wanita yang terduduk di samping pria tadi yang kini membaringkan bayinya di dalam troli.
Bibir Harry tanpa sadar bergerak membentuk senyuman haru melihat hal itu dan ia sungguh berharap dapat berada di posisi mereka berdua bersama istrinya kelak. Namun tidak, sepertinya hal tersebut hanyalah akan menjadi fantasi gilanya.
Suara pemberitahuan jadwal penerbangan di Bandara membuyarkan lamunan Harry yang kini menemukan dua orang tadi beringsut berdiri sembari membereskan barang milik mereka untuk dibawa pergi menuju kawasan pesawat.
Senyuman miring Harry terbit ketika melihat wajah wanita tadi terpampang jelas di di depan sana. Hal tersebut membuat si mata hijau bangkit lalu melangkah cepat untuk mendekati keduanya yang kini mulai berjalan meninggalkan ruang tunggu.
"Sial, di sini kau rupanya." gumam Harry segera berlari lalu menarik kasar bahu pria tadi hingga membuatnya terpaksa berbalik dengan wajah kesal. "Hai, Elliot." sapanya lebih terdengar seperti sindiran.
"Kau?" tanya Elliot begitu terkejut dan Harry dengan cekatan menahan pria tersebut agar tak melangkah pergi. Lalu pandangannya beralih pada Amber yang tengah mengeratkan pegangan pada pegangan troli bayinya.
"Lama tak berjumpa, Amber. Rupanya kau sudah menjadi seorang ibu."
"Jangan berani menyakitinya, Harry!" balas Elliot melayangkan tatapan tajam pada pria tersebut yang kini hanya dapat tersenyum miring mendengarnya.
Keduanya terkejut ketika Harry dengan cekatan mengambil alih bayi mereka dari dalam troli dan melangkah mundur ketika Elliot hendak mendekat untuk merebut bayinya.
"Sialan, apa maumu?!"
"Kau tahu jelas apa mauku, Elliot." ucap Harry merunduk memperhatikan wajah bayi cantik di gendongannya lalu menoleh pada pria bermata biru tersebut yang kini terdiam dengan wajah bimbang.
"Kumohon, jangan sakiti bayi kami." Amber kali ini ikut berbicara dan menunjukkan wajah cemas ketika Harry menghindar saat ia hendak mengambil bayi miliknya. "Harry!"
"Ikut bersamaku atau bayi kalian taruhannya." ancamnya berhasil membuat keduanya terbelalak kaget lalu saling melirik dengan wajah panik sekaligus kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
RICH MAN [H.S]
FanficJika kau berpikir memilih hubungan dengan pria kaya raya itu beruntung, maka kau salah. Karena jika kau tak punya apapun, maka mereka akan memperbudak dan memperlakukanmu dengan semena-mena. Kasta sangat dipentingkan dalam pertemanan orang kaya dan...