Chapter 25

284 32 121
                                        

Okay i'm back and keep trying to made something that you all want.
Yang kemaren request adegan berbahaya pak cepak jeder! Mendekat lu semua ya!🤪

Jika kurang puas dan tidak bagus? That's okay, karena saya tidak berpengalaman ya teman-teman.

⚠️WARNING⚠️
🔞BERISI ADEGAN DEWASA🔞

***

Karleen terkagum-kagum melihat sebuah bangunan kabin sederhana di dekat sungai dan merasa begitu heran akan kebersihan di dalamnya yang begitu terawat. Entah siapa yang Harry suruh untuk membersihkannya, namun yang jelas gadis itu pasti akan betah berada di dalam sana.

Mengeluarkan kunci dari saku celana panjang santainya, Harry segera membuka pintu dan menoleh mengajak Karleen agar melangkah masuk mengekorinya yang langsung kembali mengunci pintu kabin.

"K-kau... Menguncinya?"

"Hanya tak ingin orang asing masuk dan mengintip adegan panas kita." ucap Harry mengedipkan salah satu matanya dan menarik lengan Karleen untuk melangkah menaiki undakan tangga.

"Aku tak tahu jika kau memiliki kabin di hutan ini." ucap Karleen pada Harry yang langsung meletakkan ransel di atas lantai kayu dan berbalik menatap gadis tersebut disertai senyuman.

"Hanya sebuah tempat untuk istirahat dari dunia yang gila ini. Duduklah, Karl." ajak Harry terduduk di ujung rajang yang mana membuat gadis itu segera terduduk di sampingnya dan memperhatikan si mata hijau yang tengah merogoh ransel yang dirinya bawa.

Gadis itu menaikkan salah satu alisnya heran ketika Harry memberikan satu bungkus camilan beserta air mineral baru yang dia ambil dari dalam ranselnya.

"Untuk apa?"

"Untuk dimakan. Memang untuk apalagi? Tidak ada stok makanan di bawah, jadi aku membawa beberapa makanan dari rumah." ucap Harry keneranan ketika Karleen menggelengkan kepalanya menolak dan memilih untuk memperhatikan jendela kaca besar di ujung ruangan.

"Aku... Aku masih memikirkan---"

"Allyson? Oh Karl, apa yang sebenarnya kau ingin dengar dari mulutku tentangnya?" Harry bertanya jengah pada Karleen yang langsung menoleh menatap pria tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Pernahkah kau berpikir tentang perasaannya? Maksudku... Dia pasti akan kecewa ketika mengetahui jika kau menyembunyikan gadis lain di rumahmu." ucapan Karleen berhasil membuat Harry meletakkan botol air mineral bersama bungkus camilan ke atas lantai.

"Kau berkata seolah sangat mengenal rasanya cinta, Karl. Oh Tuhan, bukankah sudah pernah ku perjelas jika hubunganku dengamu hanyalah sebatas saling memuaskan? Kau dapat keuntungan dari hal itu di mana kau tak perlu bekerja dan tak perlu tinggal lagi di dalam bangunan tua kumuh yang akan membuatmu terus tidur di dalam ruangan yang sempit bahkan harus berbagi kamar dengan yang lain. Tidakkah kau membencinya?"

"Aku sudah terbiasa hidup miskin, Harry. Semua itu bukan masalah besar untukku dan jika kembali membahas hubungan, oh Tuhan... Aku tak tahu mengapa kau masih bersikap manis padaku."

"Manis? Aku peduli padamu apalagi ketika semalam kakimu terluka akibat mencoba bersembunyi dari Allyson dan itu artinya kau melakukan perintahku. Jadi balasan dariku hari ini tidak membuatmu senang?" Karleen menatap heran ke arah Harry dan hendak membuka suara tubuhnya menegang ketika tangan pria itu bergerak cepat mengelus asetnya yang masih terbaluti celana dalam basah.

RICH MAN [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang