Epilogue

409 31 140
                                    

3 tahun kemudian...

Karleen melangkah melewati lorong rumah dengan nampan berisi tiga jus alpukat beserta mangkuk besar berisi salad juga mangkuk kecil berisi makanan bayi bubur yang sebelumnya telah ia kentalkan menggunakan air hangat.

Suara pekikan anak kecil terdengar mengisi kehangatan di taman belakang. Tepatnya tempat di mana Harry tengah tertawa sambil mengayunkan ayunan di bawah pohon yang sedang diduduki oleh seorang anak perempuan cantik berambut pirang.

"Oh tidak, Harry! Jangan mengayunkan terlalu tinggi!" pekik Karleen panik seraya meletakkan nampan di atas meja teras lalu berlari menghampiri suaminya yang kini langsung menoleh dengan wajah bingung.

"Kenapa?"

"Oh Tuhan, kau tidak apa sayang?" tanyanya mengabaikan Harry lalu segera menarik anak tersebut ke atas gendongannya dan menatap tajam ke arah si mata hijau yang kini hanya dapat terkekeh.

"Ayolah, Darla sangat menyukai ayunan."

"Aku tahu, tapi setidaknya jangan di ayunkan terlalu tinggi. Darla terlalu kecil untuk menahan tubuhnya sendiri." ucap Karleen menunduk merasakan tepukan pada salah satu dadanya dan menghembuskan napas lelah ketika anak itu meminta asi padanya.

"Darla sepertinya sudah lapar." ucap Harry mengecup gemas kedua pipi gembul anak tersebut dan mendapatkan tamparan kecil dari anak itu yang kini menenggelamkan wajah di dada ibunya.

"Tidak Darla sayang, kita temui kakakmu terlebih dahulu." ucap Karleen melangkah pergi meninggalkan taman belakang yang mana hal itu segera membuat Harry ikut melangkah mengekorinya.

Sampai di halaman depan mereka semua terdiam memperhatikan Benjamin yang tengah mengajari Adrien bermain Skateboard dan sesekali mereka terlihat tertawa setelah mencoba mempraktikkan skill yang sedang dibicarakan.

"Tidak paman, kakiku terkadang sulit bergerak untuk membalik Skareboardnya dan---"

"Adrien, waktunya makan siang." sahut Karleen melangkah mendekat bersama Darla di gendongannya. Tak menyadari betapa genitnya anak itu yang kini tersenyum nakal pada Benjamin yang langsung tertawa.

"Oh lihat, betapa nakalnya anak ini. Ingin paman gendong, hm?" tanya Benjamin mengambil alih Darla ke gendongannya dan mengecup gemas pipi anak tersebut hingga pemiliknya langsung memerah malu.

Melihat hal tersebut berhasil membuat Adrien dan Harry tertawa geli ketika menyadari jika Darla merupakan seorang anak perempuan bertipe genit pada pria tampan. Berbeda dengan Karleen yang langsung terperangah kaget melihatnya.

"Oh Tuhan, betapa genitnya anak ini." ucapnya langsung berkacak pinggang dan menggelengkan kepala ketika melihat Darla kini memeluk erat leher Benjamin seraya menyandarkan kepalanya di bahu pria tersebut.

"Tak jauh berbeda dengan ayahnya, bukan?" sahut Benjamin terkikik geli yang mana hal itu berhasil membuat Karleen menoleh pada Harry yang langsung tersenyum bangga mendengarnya.

"Gen Styles tidak main-main, Ben. Wajar saja jika sikap kami sama." ucap Harry yang dibalas cubitan di pinggang dari Karleen hingga membuat pria itu memekik kaget merasakannya. "Sakit sayang, apa yang kau lakukan?"

Karleen dengan wajah acuhnya kini mengambil alih kembali Darla ke gendongannya dan menoleh pada Adrien yang kini mengambil Sakteboard miliknya dari atas tangga teras.

RICH MAN [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang