Selesai menghabiskan satu kotak donat bersama Harry mereka berdua langsung bergegas kembali pulang ke rumah apalagi mendengar alasan jiga pria itu harus segera mengecek email di laptop miliknya yang dia simpan di rumah.
Tentu Karleen menurut dan kini tengah bermalasan sambil terbaring di atas kasur memperhatikan layar televisi yang menyala menampilkan acara film drama romantis yang begitu berhasil membuat gadis itu meleleh iri.
"Cukup Karleen, kau tidak punya pasangan." gumamnya berdecak kesal sebelum mematikan televisi lalu beringsut turun dari ranjang mengabaikan rambut terurainya yang berantakan.
Ia melangkah keluar dari dalam kamar dan berakhir berdiri di depan pintu lemari pendingin yang dipenuhi berbagai jenis bahan makanan mentah juga beberapa jenis minuman di bagian pinggirnya.
"Arghhh, apa ini?" gumam Karleen bingung seraya merunduk mengambil satu botol transparan berisi cairan bening yang cukup asing untuk gadis tersebut yang kini memicingkan mata memperhatikan tulisan pada botol itu. "Tequila?"
"Itu minuman keras, jangan diminum jika tak ingin mabuk."sahut Harry yang baru saja datang membuat Karleen menoleh lalu meletakkan kembali botol tersebut di tempatnya.
"Harry?" panggil gadis itu yang hanya dibalas deheman acuh dari Harry yang tengah memasukkan bubuk kopi ke dalam cangkir putih yang baru saja dirinya ambil dari dalam kabinet. "Menyebalkan, padahal kita baru saja akur pagi ini." lanjut Karleen bersedekap kesal.
"Akur? Jadi kau pikir selama ini kita bertengkar?"
"Selalu bertengkar." balas Karleen menatap Harry kesal lalu berbalik meraih salah satu botol air mineral dari dalam lemari pendingin lantas segera meneguknya.
"Tak baik minum air dingin ketika malam hari. Lagipula apa saja yang kau lakukan sejak tadi siang? Kenapa masih mengenakan pakaian yang sama? Dan rambutmu... Ya Tuhan, sangat berantakan. Pergilah mandi Karleen, kau terlihat sangat menjijikkan."
"Dasar berengsek, yang jelas tubuhku tidak bau!"
"Tetap saja kau masih berada di tingkat jorok. Pergi Karleen! Tubuhmu bau busuk!" ejek Harry mengusir yang mana hal itu berhasil membuat Karleen melayangkan tamparan pada kepala belakang pria tersebut hingga meringis kesakitan.
"Dasar binatang.."
"Kau yang binatang!" pekik gadis itu kesal dan menghentakkan kaki sebelum melangkah pergi meninggalkan dapur lantas segera masuk ke dalam kamar mandi di kamarnya.
Satu jam lebih Karleen habiskan hanya untuk membersihkan tubuhnya sambil memperhatikan desain kamar mandi yang mewah juga nama-nama merk body care yang telah tersedia dengan harga yang sepertinya sangat sangat fantastis.
Karleen tersenyum lebar memperhatikan tubuh juga wajahnya yang terlihat segar dari pantulan cermin wastafel dan dengan hanya balutan kimono juga handuk yang melilit kepalanya gadis itu melangkah keluar dari dalam kamar mandi.
Gadis itu berhenti di depan pintu kamar mandi lalu merunduk melepas handuk yang melilit kepalanya lalu kembali menegakkan tubuh sembari bersenandung menggosok rambut panjang basahnya menggunakan handuk.
Baru saja hendak melangkah Karleen langsung mematung menemukan Harry tengah terduduk di atas sofa sambil menyalakan lilin berangka 19 menggunakan pematik yang berada di genggaman tangannya.
"K-kau? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Karleen bingung sekaligus terkejut melihat kehadiran tiba-tiba Harry yang kini memutar bola mata malas lalu meletakkan pematik di atas meja.
"Menurutmu?"
"Kau... Kau merayakan ulang tahunku, Harry? Oh Tuhan, apa aku sedang bermimpi?" ucap Karleen seperti orang tak waras yang mana hal itu berhasil membuat Harry mengernyit aneh melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RICH MAN [H.S]
FanfictionJika kau berpikir memilih hubungan dengan pria kaya raya itu beruntung, maka kau salah. Karena jika kau tak punya apapun, maka mereka akan memperbudak dan memperlakukanmu dengan semena-mena. Kasta sangat dipentingkan dalam pertemanan orang kaya dan...