DUA

5.2K 172 1
                                    


🌷🌷🌷

07:58

Semua berkumpul di ruang tamu dira merasa gerah ia tidak terbiasa memakai jilbab dan berpakaian tertutup seperti ini walau hanya memakai rok dan switer.

"Gini aja gue gak tahan apalagi kaya si  nabila setiap hari makai jilbab sama gamis" Gerutu dira pelan.

"Sayang ....  ingat kata bunda tadi ya"
ucap sarah sedih ia terus memeluk Dira
Ia sangat berat melepaskan putri satu nya ini.

"Ayo sekarang kita berangkat ucap ahmad" di bantu oleh satpam dan bibi ijah dira mengangkat satu coper dan dua tas besar milik nya entah lah yang dira bawa padahal Nabila hanya menyiapkan satu coper saja untuk di bawa.

Tidak ada pembicaraan di dalam mobil Nabila tidak ikut mengantarkan Nadira kerna hari ini ada praktek dadakan di kampus.

Padahal nabila ingin sekali mengantar kan namun apalah daya sarah hanya bungkam ia tau suami nya itu masih marah kepada dira.

Di perjalanan dira hanya diam sesekali ia melihat ke arah jendala mobil  semakin jauh perjalanan nya hanya rumah warga dan sawah-sawah yang terlihat.

Hampir 2 jam di perjalanan akhir nya sampai di tempat tujuan dira menghela napas nya kasar"Kalau gini gue gak bisa kabur"Ucap Dira dalam hati.

Mobil berhenti di pekarangan halaman pesantren banyak santri wati berlalu lalang, ada yang menatap dira dan tersenyum dan
ada juga yang menatap dira aneh dan berbisik pada teman nya  satu sama lain
namun Dira tidak menghiraukan tatapan mereka.

"Biasalah iri sama kecantikan guemungkin" ucap dira mengibas kan tangan nya pede.

Tatapan Dira akhir nya tertuju pada tulisan di depan gerbang pesantren yaitu.

"Pesantren Al hikmah "Batin dira.

Seorang laki-laki menghampiri ayah dira bapa Ahmad ucap nya sopan dan tersenyum kepada mereka semua.

"Iya....."ucap ahmad menyambut senyuman laki- laki itu.

"Saya di suruh kyai hamid untuk menjemput bapa ahmad"ucap nya sopan.

"mari saya bantu mengangkat barang bawaan nya pa"  Tawar laki-laki itu.

"Terima kasih sekali maaf ya sudah ngerepotin "ucap ahmad kepada laki-laki tadi.

"Tidak apa-apa,  mari pak bu saya tunjukkan ke rumah kyai hamid" sambung nya.

" Ceee elehhh sok baik banget " dalam hati dira.

Akhir nya keluarga dira mengikuti laki-laki tersebut, ayah dan Sarah sedang asik mengobrol sedangkan Dira hanya diam di belakang mengikuti kedua orang tua nya.

Ketika itu  langkah Dira terhenti di sebuah bangunan ia  menolah ke arah gerbang tertutup rapat di sana tertulis asrama putra.

bangunan itu berhadapan dengan kebun pesantren di samping asrama putri bangunan berlantai dua.

memperlihatkan aktivitas santri putra ada yang sedang duduk bersama teman-teman nya dan ada yang sedang membaca buku yang berwarna kuning.

Dira bingung dengan Mereka kenapa Mereka setelah melihat keberadaan dira langsung menunduk kan kepala nya.

"Gue jelak ya"ucap Dira pada diri nya padahal baru aja ia ingin sedikit caper.

"Apa gue gak cocok pakai jilbab"

"Tapi tadi gue ngaca cantik kok kaya calon ustazah milenial gitu..."

Dira pun melambai-lambai kan tangan nya ia tersenyum kepada Mereka sambil meneriaki nomor wa.

Nadira dan Gus Ali (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang