KELUARGA KECIL

2.4K 61 0
                                    


🌷🌷🌷

Beberapa bulan kemudian......

Dira bercermin melihat tubuh nya semakin melebar dan berisi kerna ia sedang hamil anak pertama nya.

Gus Ali sekarang tidak ada di rumah kerna sedang ada kegiatan di luar pesantren
Perut Dira yang bulat membuat nya semakin lucu kata Gus Ali seperti badut yang perut nya buncit.

Ia menduduk kan tubuh nya di atas kasur Dira begitu berkeringat wajah nya sangat pucat ketika ia menatap di kaca Ia memegang perut nya yang keram mulai pagi tadi.

Seketika ia merasakan basah langsung Dira buru- buru menuju ke luar namun kaki nya begitu keram untuk berjalan.

Dira terduduk di lantai ada yang keluar dari organ depan nya, ia mengejan dengan penuh susah payah.

Sambil berteriak dira meminta tolong kalau saja di depan sana ada orang yang bisa membantu nya, Dira terkejut melihat kepala bayi yang keluar dari depan nya jalan satu- satu nya ia harus melahirkan di situ juga.

Dengan sekuat tenaga Dira mengejan sampai akhir nya tubuh bayi itu ia rangkul di pelukan nya tubuh nya penuh dengan darah dan tali pusar masih tersambung di tali pusar bayi itu.

Abizar membuka pintu kamar melihat Dira yang berlumuran darah langsung menangis takut , Dira yang melihat kedatangan bersamaan Aisha di belakang abizar.

Aisha beteriak menyuruh Farid menjauh membawa abizar keluar dan memberi tahu umi Salwa.

Aisha membantu Dira yang begitu lemass yang merangkul bayi nya.

🌷🌷🌷


Gus Ali sangat gelisah ia menatap ke arah pintu kamar nya yang terkunci Farid menenangkan namun Gus Ali tetap gelisah melihat kondisi Dira yang begitu lemas.

Ia sangat menyesal sudah meninggal kan dira pergi kyai Hamid umi Salwa dan Sarah menunggu kabar kondisi Dira.

Pintu kamar terbuka terlihat wanita paruh baya keluar menghampiri semua nya yang terlihat begitu gelisah.

"Gimana bu gimana kabar istri saya" tanya Gus Ali panik.

"Alhamdulillah Gus ibu dan bayi nya sehat, tidak ada yang di khawatir kan Allah begitu sayang kepada istri Gus sampai melahirkan sendiri" ucap bidan kampung tersebut.

Gus Ali mendengar kabar itu langsung menghembuskan nafas nya lega ia langsung pamit untuk masuk kedalam kamar di sana di lihat Dira sedang tersenyum menggendong yang terbungkus kain berwarna pingk yang menandakan jenis kelamin perempuan.

Nadira menyadari dengan keberadaan Gus Ali Dira langsung menyuruh Gus Ali untuk mengazani Gus Ali mengazani dengan suara bergetar ia mencium pipi bayi nya yang begitu merah merona.

"Amina Fatimah atihiya " ucap Gus Ali menatap Nadira.

"Arti nya apa mas?" Tanya Dira.

"Anak yang suka akan kejujuran dan sifat yang dapat di percayai"

Nadira tersenyum ia mencium - cium pipi Amina yang masih tertutup mata, ingin rasanya ia jadi kan boneka.

"Maapin mas ya sayang sudah ninggalin kamu saat kamu melahirkan sendiri"

"Kamu hebat bisa berjuang sendiri, kamu ibu yang hebat" puji Gus Ali kepada Dira.

Dira yang di puji Gus Ali malu- malu ia meletakkan tangan Gus Ali di tangan putri kecil nya itu Gus Ali mencium - cium tangan mungil Amina.

Keluarga Gus Ali yang sudah lengkap dengan kahadiran anak perempuan nya begitu bahagia nya keluarga nya tidak ada lagi dengan cobaan dan ujian yang lain.

Aisha melihat kegemoyaan Amina yang membuat nya ingin sekali membawa pulang keponakan kecil nya itu sedangkan abizar mencium - cium adik kesayangannya nya sambil menyanyikan lagu sholawat.

Kedua orang tua Dira dan orang tua Gus Ali mengadakan syukuran di rumah mereka masing-masing menandakan kasih sayang terhadap cucu pertama nya.

Amina di sambut dengan kedamaian semoga saja tidak ada lagi yang bisa menjauh kan Gus Ali dan Dira.

Cuakkkkkkk

🌷🌷🌷

6 tahun kemudian.........

Amina berjalan menghampiri ayah nya yang sibuk dengan leptop di hadapan nya.
Gus ali mencium kening Amina dan memeluk nya hangat.

Datanglah Dira dengan semangkok nasi di tangan kanan nya wajah nya penuh kelelahan menatap jengkel ke arah Amina yang menyembunyikan wajah nya ke belakang Abi nya.

"Amina kalau makan harus di habis kan Uma gak suka kamu mubazir"tegur Dira menunjukkan nasi ke arah Gus Ali.

"Amina kenyang Uma"

"Mas coba lihat Amina "ucap Dira lelah.

Gus Ali tertawa melihat kedua perempuan yang beradu debat di hadapan nya.
Gus Ali mengambil sepiring nasi di tangan Dira dan menyuapi makanan itu ke mulut Amina.

Amina menolak nasi tersebut Gus Ali langsung memperlihat kan vidio kepada Amina bahwa banyak anak-anak seusia nya yang kelaparan kerna tidak ada uang untuk membeli makan.

Seketika Amina merasa kesian dan langsung menyantap makanan nya hingga tidak tersisa sedikit pun.

Wajah dira langsung sewot melihat Amina gampang  menghabiskan makanan nya di suapi oleh Gus Ali pada diri nya.
Gus Ali yang melihat ekspresi wajah Dira tertawa geli Dira yang di tertawakan langsung cemberut.

"Kamu lahir di perut mama ya aminaa"

"Tapi asal mula nya kan mulai dari aku sayang" goda Gus Ali.

Dira langsung memutar bola mata nya ketidakterimaan Gus Ali.

"Hmm mass aku kangen abizar besok kita menjenguk abizar gimana?"tanya Dira.

"Hemmm benar juga insya Allah nanti, mas hubungan pihak pesantren dulu"

Jadi abizar yang sudah berusia 9 tahun memutuskan untuk belajar di pesantren milik ayah nya Jihan yaitu kyai mubarak.

🌷🌷🌷

Nadira dan Gus Ali (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang