TIGA PULUH SEMBILAN

4K 133 7
                                    

🦋🦋🦋

"Alii istgfarrrr Ali " sahut umi Salwa menepuk - nepuk wajah Gus Ali yang sedang berteriak.

Gus Ali langsung terbangun keringat dingin membasahi kening nya wajah pucat dan ketakutan ia memerjap - merjap kan mata nya.

"Diraa umiii .... sudah tiada!!! " Teriak Gus Ali melihat sekeliling kamar nya.

"Kamu hanya bermimpi, Dira Alhamdulillah selamat tapi....."umi salwa menjeda ucapan nya.

Gus Ali menunggu jawaban dari umi Salwa mata nya manatap raut kesedihan yang di pancar kan.

"Kandungannya tidak bisa di selamat kan"

Tiba-tiba badan Gus Ali melemah mata nya berkaca-kaca anak yang ia dambakan untuk lahir sudah dulu menjumpa sang pencipta nya.

"Innalilahi wa innailaihi Raji'un" lirih Gus Ali ia memegangi kepala nya pusing tubuh nya begitu lemah hancurrr hati nya ketika mendengar ujian yang menimpa kepada keluarga nya.

Umi Salwa memeluk tubuh Gus Ali yang bergetar rasa pilu yang ia rasakan sebagai seorang ibu kehilangan anak yang di damba kan apalagi dengan Dira pasti ia akan sangat sedih.

"Jihan memegang perut nya yang sakit,
Mata nya menatap jalan pemukiman rumah warga,dabir memakirkan mobil nya di perkarangan rumah yang berpagar kayu bambu.

Dabir segera membawa Jihan yang sudah sangat kesakitan, dabir menggendong tubuh Jihan yang sudah di tunggu di depan sana sudah ada ibu-ibu dengan wajah sangat khawatir.

"Sakitttt...... "rintih jihan keringat di pelipis nya menandakan sakit yang luar biasa.

"Tarik napas nakkk... Kepala bayi nya hampir kelihatan " ucap ibu-ibu yang tadi.

Dabir di samping jihan terus mengelus tangan Jihan yang sedang mencakar tangan nya kuat.

"Terus naakk, satuuu duaaa tigaaaa"perintah ibu-ibu tadi.

"Aaaaaaaa" pekik Jihan kesakitan

Ketika kilat menyambar beriringan dengan suara bayi laki-laki, napas jihan terhenti ketika mendengar suara bayi yang begitu melengking.

Dabir tersenyum menatap wajah bayi perpaduan wajah jihan dan dirinya.

Ibu-ibu itu membersihkan tubuh bayi dan menyerah kan kepada dabir, dabir tersenyum penuh haru manatap buah hati nya, Jihan menatap dabir ketika mengazani bayi kecil nya itu.

Kenapa hati nya luluh ketika melihat dabir mengazani bayi kecil nya....

🦋🦋🦋

Dira Manatap kaca jendela rumah sakit melihat kendaraan bermotor yang lalu lalang di tengah kota, mata nya menatap fokus ke arah jendala rumah sakit yang bertingkat.

Namun pikiran dan hati nya begitu hancur mata yang ingin menangis kebahagiaan sekarang berubah menjadi menangis kerna kehilangan.

Mata sembab wajah yang tidak bersemangat untuk menyambut hari-hari yang berikut nya, ingin sekali menangis namun air mata nya seketika habis yang ia tumpah kan beberapa hari ini.

Kondisi nya belum vit padahal ia sudah memaksa - maksa kedua orang tua nya untuk cepat pulang.

Sedang kan aisya beberapa hari ini di nyatakan koma oleh pihak dokter Dira memejamkan mata nya lelah kehilangan anak yang ia nanti-nanti seketika sirnah.

"Ya allah apakah ini hukuman atas perbuatan ku ketika ku masih belum mengenal mu, jikalau benar bantu aku untuk menjalani dan mengikhlaskan semua ini aku percaya engkau maha mengetahui isi hati manusia hamba lemah ya Allah beri hamba kekuatan untuk menerima semua ini"

Farid masuk di iringi Gus Ali di belakang nya, mereka menghampiri dira yang Sedang manatap luar jendela.

Dira tidak merasa keberadaan Farid dan Gus Ali, Gus Ali manatap tubuh dira dari belakang.

"Diraaaa..."panggil Farid.

Dira merasa di panggil menoleh kebelakang, mata nya terkejut melihat Farid dan Gus ali.

"Farid, k-knp d-dia?" Tanya dira terbata-bata.

Gus Ali menghampiri dira ia memeluk tubuh Dira air mata nya jatuh membasahi kerudung Dira dalam tangis nya ia berkata menyesal dan meminta maaf atas kesalahannya, Dira mencob melepaskan pelukan Gus Ali namun nihil badan nya terlalu lemah untuk melawan.

"Mass aku gak bisa nafas"ucap dira menjauh kan tangan Gus ali.

Gus ali manatap manik mata Dira, ia menghapuskan air matanya dari wajah nya kata-kata dira membuat diri nya yakin bahwa masih ada peluang untuk berbahagia dengan Dira.

"Kamu panggil aku mas? Kamu masih cinta mas kan Dira" ucap Gus Ali menanyakan dengan serius.

Dira terdiam memikirkan ucapan permohonan maaf dari umi Salwa dan kyai Hamid, untuk menerima Gus Ali kembali namun sarah menolak keras.

Gus Ali menangkup pipi pucat Dira, ia yakin dari tatapan Dira ia masih mancintai nya

"Jawab diraaa, kamu masih sayang sama mas kan kita bahagia sama-sama mas janji"

Dira masih terdiam Farid meninggal kan dua pasangan itu, Gus Ali memohon mencium tangan Dira berulang kali namun Dira tetap diam seribu bahasa.

"Anak kita sudah tiada mas"jawab dira dengan pelan.

Gus Ali memeluk tubuh Dira erat, ia meminta maaf berulang- ulang kali

"Izin kan mas kembali seperti dulu..." Mohon Gus Ali manghapus air mata dira.

"Lalu bagaimana dengan Jihan?" Tanya Dira Manatap wajah suami nya itu.

"Jihan sudah pergi bersama dabir pihak pesantren sedang mencari keberadaan Jihan dan dabir sekarang"

Gus Ali memegang tangan dira ia mengecup tangan Dira, tangan sebelah nya mengelus lembut perut dira, dira tersenyum hangat hati nya benar-benar bahagia apakah ini perjalanan penuh liku ini berakhir.

"Mas terlalu percaya dengan seseorang yang sudah menghancurkan kisah cinta kita Dira, maaf kan mas yang sudah manyakiti mu mungkin kata maaf belum bisa manyambuhkan hati mu"

Nadira dan Gus Ali (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang