TIGA PULUH DUA

3.4K 131 24
                                    

Ia mengelus perut yang mulai membesar kandungan yang sudah memasuki tujuh bulan.

Ia berjalan dengan hati-hati kerna lantai  yang baru saja di pel oleh ibu Ijah.
Ia manatap jam dinding menunjukkan kalau sebentar lagi akan magrib.

Dira menuju ruang tamu di sana ada Jihan yang sedang menonton tv sambil mengemil makanan ringan mata nya teralihkan manatap dira yang sedang manatap nya diam.

"Apa?"tanya jihan.

Dira menggeleng cepat ia melanjutkan membuka pintu menunggu Gus Ali.

Cahaya mobil menerpa wajah dira Gus Ali tersenyum menatap dira yang sedang menunggu nya.

Senyuman dira membuat lelah Gus Ali hilang, ia memeluk tubuh dira dan mengecup kening Dira berulang kali.

"Mas jangan di sini takut ada orang yang liat" ucap dira menyingkirkan wajah nya

Suara azan magrib Gus ali dan dira masuk di sana Jihan manatap Gus Ali dengan tersenyum Ia menghampiri Gus Ali tiba-tiba ia memeluk tubuh Gus Ali manja.

Dira mengalihkan perhatian ke arah lain, rasa cemburunya tiba-tiba mancul.

"Mas, aku kangen"ucap Jihan manja memeluk tubuh Gus Ali.

Gus Ali terdiam sedangkan dira muak dengan ini ia langsung menjauh kan tubuh Jihan dari Gus Ali.

"Cukup Jihan mas Ali pengen aku mandiin dulu" ucap dira menarik tangan Gus Ali dari hadapan jihan

Saat sudah di kamar dira terdiam tanpa kata sepatah pun Gus Ali tau kalau bidadari nya ini sedang cemburu.

"Kok diam kata nya pengen mandiin mas?"goda Gus Ali menoel dagu dira.

"Mandi sendiri!"ucap Dira membalikkan badannya.

"Gak boleh boongin suami lohh"

"Mas dira lagi ngembekk jauh gih bau ketek nya jihan" ucap dira ngasal.

"Mandiin ya" paksa Gus Ali membalikkan badan dira kehadapan nya.

Dira mengalih kan pandangan nya tidak ada jawaban dari dira Gus Ali langsung mengangkat tubuh Dira dan membawa ke kamar mandi.

Dira mengerakkan tubuh nya agar bisa terlepas dari gendongan Gus Ali namun nihil dan akhir nya terjadilah apa yang dira katakan tadii.....

🌷🌷🌷

dira termenung memikirkan suami nya  tiba-tiba dira terbuyar oleh lamunan nya
ketika pak dosen mengejutkan nya.

"Dira kalau kamu seperti ini lebih baik tidak usah ikut ujian akhir semester"jawab bapak santo

"Maafkan saya pak"ucap dira cengengesan mengaruk kepala nya tak gatal.

Pak Santo menatap kertas ujian dira yang sudah ada jawaban,dia menatap Dira sambil mengangguk- angguk kan kepala nya.

Dira hanya tersenyum kaku melihat ekspresi dosan kepercayaan nya itu.

Siang ini dira memilih pulang lebih awal karena kepala nya begitu sangat pusing
Ia berjalan tiba-tiba dari arah depan ada Leo yang sedang menatap nya .

Loe menyapa dira ia membalas sapaan leo dengan anggukan sambil tersenyum.

Tiba-tiba langkah dira terhenti ketika kepala nya tiba-tiba pusing menyerang tubuh nya ambruk kelantai tak sadar kan diri.

Leo menoleh ke belakang manatap tubuh Dira yang sudah terbaring di lantai, leo berlari menuju dira yang sudah pingsan.

Leo mengangkat tubuh dira berlari menuju ruang kasehatan.

"Bagaimana dok?"tanya Leo kepada dokter yang ada di kampus nya.

"Seperti nya dia kurang istirahattolong  sampaikan kepada dira sebaiknya jangan terlalu memikirkan yang membuat janin dalam kandungannya lemah"jawab dokter yang bertag nama Desi.

"Terima kasih dok nanti saya akan sampai kan kepada dira"jawab leo.

Setelah dokter pergi dari ruang rawat, Leo memilih untuk menemani dira sampai ia siuman.

Tak selang berapa lama dira sadar ia mengerjap kan mata nya melihat sekeliling nya tak henti mata nya manatap loe yang berbaring menelungkupkan kepala nya di ujung ranjang tempat ia berbaring.

Dira menggerakkan tangan nya tiba-tiba  loe terbangun manatap dira dengan ekspresi khawatir.

"Hausss" ucap dira dengan suara serak.

Leo mengambil air putih di atas nakas dan meminum kan nya ke arah dira membangunkan tubuh nya bersandar ke dinding.

Leo menatap wajah pucat dira dengan dekatdi ambang pintu Gus Ali terdiam melihat dira dan leo berdua.

Tangan Gus Ali mengepal rahang nya mengeras rasa cemburu menyelimuti seluruh hati nya.

🌷🌷🌷

Dira terpaksa di antar oleh loe ia tidak tau tumben sekali suami nya itu  tidak mengaktifkan hp nya.

Saat sampai Dira berterima kasih kepada Leo yang sudah mengantarkan ia ke rumah nya.

Dira mengetuk pintu namun nihil tidak ada sahutan dari dalam rumah nya dira mencoba membuka ternyata tidak terkunci.

Ia berjalan manatap ruang tamu namun sepi dari arah dapur ia mendengar suara seseorang sedang asyik bercanda.

Siapa lagi kalau bukan suara jihonneh Jihan maksud nya.

Dira berjalan tertatih-tatih menuju ruang makan di sana ada Gus Ali dan Jihan sedang saling suap -manyuap.

Dira menyeritkan kening nya melihat suami nya itu dekat dengan Jihan Dira Manahan cemburunya.

Jihan yang asyik tertawa terkejut melihat kehadiran dira di depan nya.

"Eh diraa sudah pulang?" Tanya jihan.

Dira memutar bola mata nya malas ia tetap berusaha berekspresi biasa saja.

Dira menghampiri Gus Ali namun tiba-tiba Gus Ali menyuruh Dira agar tetap di sana.

Gus Ali berdiri di iringi jihan menghampiri dira yang berdiri kaku.

"Tolong bersihkan meja makan dan cuci piring kotor di sana"tunjuk Gus Ali dengan dagu.

Jihan tersenyum smick menatap dira yang sudah berkaca-kaca.

"Jihan perlu  istirahat dan jangan pernah ganggu kami berdua"

Gus Ali langsung menarik tangan jihan menjauhi dira.

Nadira dan Gus Ali (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang