EMPAT PULUH SATU

3.2K 83 5
                                    

"emang Frans gak mau kesini?" Tanya Sarah .

"Gak Bun, mas Frans banyak kerjaan jadi gak bisa nyusul Dira kesini"

Sarah mengangguk dira yang sudah rapi dengan pakaian tidur nya siap untuk keeatas mengistirahatkan tubuh yang sangat lelah.

Mungkin ia akan lebih lama tinggal di Indonesia sampai kerjaan suami baru nya itu sudah selasai, alasan dira kesini bukan hanya rindu kerna orang tua melainkan kerna ia bosan di tinggal sendiri oleh Frans kerna frans kerja keluar masuk negri.

Bukan hal yang tidak biasa menurut Dira frans sangat sibuk dengan hobi nya berbisnis tidak jarang Frans jarang di rumah .

🦋🦋🦋

Gus Ali mengelus rambut abizar yang lelap tertidur ia menatap wajah anak dari dabir dan juga Jihan mantan istri nya dulu.

saat dabir dan Jihan mengalami kecelakaan saat mereka kabur, Jihan dan dabir meninggal di tempat sedangkan abizar yang berusia lima hari selamat di pelukan Jihan.

Kerna tidak ada yang ingin mangasuh antara orang tua Jihan dan orang tua dabir Gus Ali bersedia mengasuh abizar di dampingi kyai Hamid dan umi Salwa.

Abizar di rawat di lingkungan pesantren di sayangi oleh Gus Ali dengan tulus begitu pula dengan kyai Hamid dan umi Salwa sangat menyayangi abizar seperti cucu mereka sendiri,begitu pula dengan ada nya abizar di kehidupan Gus Ali membuat kehidupan nya begitu berwarna semenjak terdengar kabar bahwa Dira sudah menikah dan menatap di luar negri.

"Pagi tadi abizar ingin ketabrak mobil" ucap umi salwa manatap Gus Ali keluar dari abizar.

Raut wajah Gus Ali berubah manatap umi Salwa yang sibuk memotong bawang di shopa.

"Untung saja ada wanita itu, yang sudah menolong abizar"

"Siapa wanita itu umi?apakah umi kenal" tanya Gus Ali menghampiri umi Salwa.

"Umi di ceritakan oleh ustazah fitri kalau kamu mau lebih jelas temui dia iming-iming pendekatan kamu sama dia" ucap umi Salwa manatap Gus Ali.

Gus ali menghembuskan nafas kasar

"Sudah berapa kali ali jelas kan mi, Ali gak suka di jodoh jodohin sama ustzadah Fitri biar kan ali sendiri dulu"

"Sampai kapan Ali kamu sendiri teruss, kamu harus melupakan wanita itu" tegas umi salwa.

"Ali sudah melupakan dira, tapi untuk menikah lagi Ali tidak mau mi" Gus Ali langsung berpamitan keluar menemui ustzadah Fitri dari pada harus berdebat lagi.

Gus Ali membuka gerbang santri putri yang terkunci gembok dari luar,Kaki nya melangkah dengan santai bnyk santri putri bergiatan malam ini ada yang menyuci pakaian ada yang sedang berbincang dan lain-lain.

Peraturan di sini jam 10 malam sudah serentak semua santri putri dan putra harus di wajib kan tidur .

Gus Ali menanyakan keberadaan ustzah Fitri dari salah satu santri wati, Gus Ali langsung melanjutkan perjalanan nya ke arah musholla bagian putri.

Pas sekali dari arah luar ustzadah Fitri ada
Tak perlu repot lagi untuk menunggu nya lama.

"Assalamualaikum ustzadah" salam Gus Ali ramah.

"Waalaikumsalam Gus, ada apa Gus?"tanya ustazah Fitri seraya menundukkan pandangan nya.

"Maaf ustzadah benar kah abizar siang tadi ingin ketabrak mobil? Dan ada yang menyelamatkan nya."

"Iya benar Gus, tapi untung lah ada wanita itu yang menyelamatkan abizar maaf Gus ini kesalahan saya yang sudah tidak becus menjaga abizar."

"Maaf ustzah saya tidak menyalah kan kamu, tapi saya ingin sekali bertemu dengan wanita itu ingin sekali saya berterima kasih yang sudah menyelamatkan anak saya."

"Saya tidak kenal Gus dengan wanita itu."

"Baik lah, semoga Allah mempertemukan aku dan dia" putus Gus Ali meninggal ustzadah Fitri.

Ustazah Fitri menatap pergi Gus Ali hati nya yang awal gugup sekarang berubah menjadi cemburu, apakah iya sudah terlalu dalam mencintai Gus Ali.

Gus Ali manatap ke arah danau perbatasan antara pesantren Putri dan putra tiba-tiba bibir nya terangkat tersenyum, bayangan seorang yang dulu pernah ia cintai di ingatan nya kembali seorang wanita hebat yang pernah menghiasi di kehidupan nya.

" bisa kah kita kembali seperti dulu lagi?" Tanya Gus Ali sendiri.

Dira di atas balkon menikmati langit yang gelap yang di hiasi bintang-bintang yang berkilauan mata nya tertuju oleh satu bintang yang paling menunjukkan keberadaan nya, angin malam menyejukkan hati siapa saja terpana oleh satu bintang yang indah itu.

"Lihat lah bintang itu sangat indah"ucap Nabila mengagetkan kembaran nya itu.

"Nabila bikin kaget saja" kaget dira.

"Hmmmm, tumben benget kamu belum tidur dir?"

"Iya nih, tumben banget gak ngantuk jam segini"

Nabila manatap nanar wajah dira yang manatap langit.

" Apakah kamu merindukan seseorang dir" tanya Nabila serius.

"Frans? Dia aja sibuk banget gak ada watu ngabarin kabar sama aku"lesu dira.

"Selain itu....."tanya Nabila lagi.

"Apa? "Tanya dira bingung.

"Kenangan dengan Ali"ucap Nabila.

Degg jantung Dira berdesir mata nya manatap ke arah Nabila, ingatan nya kembali pulih.

"Bagaimana kabar Gus Ali?"tanya Dira kepada Nabila manatap nya serius.

Nabila tertawa kecil menatap langit

"Masih ada mungkin, emang kamu mau berkunjung ke pesantren?"tawar Nabila kearah dira.

Dira langsung memukul lengan Nabila kesal pertanyaan apaan ini berkunjung ke tempat mantan suami nya,apakah itu tidak memalukan bukan.

"Tidak perlu takut dir, Gus Ali sudah tau kamu menikah lagi dan lagi kyai Hamid dan umi Salwa sangat bersyukur kamu bahagia di luar negri"

"Heh sok tau kamu bil" cemberut Dira.

"Aku sudah di ceritaan bunda maka nya aku tau"

Dira hanya diam ingatan nya kembali ke arah orang-orang yang dulu ia temui sejak dengan Gus Ali, bagaimana kabar Farid dan Aisya, kabar umi Fatimah dan teman-teman nya dulu ia sudah tidak berhubungan sama sekali dengan mereka dan pikiran Dira tertuju ke arah bagaimana dengan dabir dan Jihan dan Gus ali.

Nadira dan Gus Ali (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang