EMPAT PULUH

3.9K 103 4
                                    

5 tahun kemudian...

Suasana sore kota yang begitu ramai manik mata seorang wanita turut memandang kota kelahirannya ini yang sudah ia tinggal kan lima tahun.

Cukup lama ia meninggalkan tanah kelahirannya ini manatap dari jendela taksi
Ia tersenyum mengingatkan ngingat kembali kisah lama nya.

Drett..

Ponsel nya berbunyi ia mengangkat ponsel nya dengan hati bahagia.

"Aku sudah sampe mas ini lagi di taksi  menuju kerumah mama" ucap wanita itu semangat.

Setelah memutuskan telpon mobil taksi memberhentikan di sebuah rumah mewah yang bercat putih itu tidak ada perubahan dari sisi depan nya.

Dengan sigap wanita itu turun dan mengambil barang bawaan nya di depan dia sudah di sambut haru oleh kedua orang tua nya yang tak lain Sarah Ahmad dan Nabila.

Sarah tersenyum haru menatap dira yang sedang berdiri memberikan senyum kerinduan nya ia langsung memeluk tubuh dira.

Ahmad langsung menyuruh dira masuk kerumah yang lama Dira tinggal kan.

Dira masuk di tuntun oleh Nabila dan Sarah menuju tempat ruang keluarga.

Mereka saling bercengkrama dan bercerita tentang kehidupan mereka  sekarang begitu dari raut wajah Dira yang berubah dratis bahagia.

🌷🌷🌷


"Abaaaaaa...." Tariak anak laki-laki umur kurang lebih lima tahun berlari kencang.

Tak langsung Gus ali berjongkok mensejajarkan tubuh nya dengan tubuh bocah itu.

"Abaaa... Maafin abi yaaa cadi abi keluyay pecanten ke acarama puci" ucap bocah itu manampil kan sejerat gigi ompong nya.

Gus Ali tersenyum ia mengelus kepala anak nya itu.

"Abizar ..... Manaaa polpen Kaka!!" Teriak seorang wanita dari luar rumah.

Gus Ali langsung menggendong tubuh kecil menuju suara teriakan tadi di depan sana seorang wanita berumur 13 tahun dengan raut cemberut nya manatap Gus Ali keluar.

"Omm polpen nawa di ambil abizar pas nawa tinggal sebentar membantu bibi di dapur pesantren" ucap nya Kesal.

Gus ali menggeleng kepala nya manatap putra nya itu yang sedang mengecup permen coklat.

"Abizar emang bener mengambil polpen kaka nawa?"tanya Gus Ali manatap putra nya itu.

"Abaa..abi adih ambil poyen kaka antik teyus iyah ga mau teyus abi ambil teyus buang ke koyam ikan deh" ucap nya polos.

"APAAAA!!!!" Kejut nawa.

"Omm itu polpen pemberian ustzadah Fitri nanti nawa di marahin gara-gara gak amanah jagain pemberian beliau" cemas nawa.

"Nanti om kesana ngeliat polpen nya masih ada atau enggak kalau juga gak ada nanti om bilang ke ustzadah Fitri" ucap Gus Ali menangkan nawa yang hampir menangis.

"Assalamualaikum Gus ada tamu di mushola pesantren"ucap salah satu santri laki-laki.

Gus Ali mengangguk ia menurunkan abizar dari gendongan nya.

🌷🌷🌷


Tak terasa satu Minggu dira di sini sudah lima tahun lama nya ia meninggal kan keluarga nya setelah ia memutuskan untuk menjauh dari kehidupan Ali ia menetap di Belanda.

Apakah Dira sudah menikah?

Iya, Dira sudah menikah dengan seorang CEO muda mereka sudah menjalani kurang lebih lima tahun mereka berdiam di kota kincir angin itu.

Suasana di Indonesia jauh berbeda dengan Belanda  jalan-jalan sore hari ini bersama kembaran nya yaitu Nabila.

Mereka bercengkrama manatap jalan ibu kota tiba-tiba mata Nabila tertuju dengan sebuah restoran nasi Padang.

Akhir nya Nabila dan dira singgah untuk memakan nasi Padang sore ini.

Restoran nasi Padang tapi ketika masuk ke dalam nya begitu indah interior yang bercampur ke Arab araban membuat siapa saja yang makan di sini akan betah berlama-lama.

"Aku baru tau kalau ada restoran nasi Padang bentukan nya kaya restoran Arab "tanya Nabila bingung.

"Ini terlalu bagus sih pasti harganya mahal " jawab dira.

Saat mereka bercakap datang dua pelayan yang meletakkan pesanan mereka berdua
Harum nasi Padang yang khas membuat perut dira semakin mengoncah tidak sabar memakan.

Akhir nya Nabila dan dira makan dengan hikmat setelah selesai memakan akhir nya mereka pergi kekasir untung mambayar makanan, mereka terkejut ketika melihat harga nya sangat murah meriah membuat dira sangat terheran-heran.

Saat keluar dari restoran di pinggir jalan ia berlari  menghampiri seorang anak kecil yang ingin menyebrang jalan raya sendirian di kejauhan sana ada mobil yang siap menyeret bocah laki-laki itu.

Dira langsung menarik tangan bocah itu hingga jatuh di pelukan dira hanya hitungan detik saja nyawa bocah laki-laki itu akan melayang.

Semua orang kaget manatap kejadian itu Dira beristighfar tangan nya bergetar tatkala bocah itu menangis di pelukan dira.

"Abizarrr!!!!!..."teriak wanita dari dalam restoran tadi.

Anak laki-laki yang menangis segukan manatap ke arah suara yang ia kenal langsung memeluk si wanita yang sudah sangat khawatir tadi.

Wanita itu sigap mengendong dan menghampiri dira yang terdiam kaku di tempat itu Nabila langsung mendekati dira yang menetralkan napasnya.

"Terima kasih banyak sekali mbaa saya bingung harus gimana mungkin kalau saja mba tidak mengalamatkan mungkin saja.."

"Iya sama-sama lain kali harus hati- hati ya mba jaga anak nya" jawab dira.

Akhirnya dira dan Nabila melanjutkan perjalanan nya untuk pulang kerumah, mereka jalan kaki dari rumah sampai ke alun-alun kota kerna Dira ingin menikmati pemandangan yang sudah sedikit berubah.

"Dir, nurut kamu anak laki-laki tadi kaya mirip..."

Nadira menghentikan langkahnya manatap nabila yang manatap nya heran.

"Perasaan ku tiba-tiba aneh ketika anak tadi memelukku bil"

Ponsel nabila berdering tanda ada yang menelpon mata Nabila manatap layar ponsel nya panggilan dari bunda, Dira dan Nabila langsung bergegas tanpa mengangkat telpon dari sarah takut ia akan di marahi kerna kelamaan.

Hai gyus apa kabar
Maaf ya aku baru bisa
Lanjutin cerita ini.
Buat kalian makasih banget
Sudah stayy di cerita ini.
Terima kasih banyak💗

Nadira dan Gus Ali (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang