DUA PULUH ENAM

3.4K 95 8
                                    


Dira berjalan keluar kampus sudah satu Minggu libur tapi rasa tidak cukup bagi nya,dira memakai jilbab panjang dan memakai jaket untuk menutupi perut nya yang sudah kelihatan buncit.

"Sore yang sejuk "ucap dira sambil duduk di pinggir taman.

Ia mehirup udara segar rasa ketenangan begitu menyenangkan, semua kisah pahit nya tiba-tiba hilang begitu saja.

Apakah Dira tidak sedih harus berpisah dengan Gus Ali?
Tentu saja ia sangat sedih ia sangat merindukan suami nya itu, tapi bagaimana pun rasa kecewa pasti membekas di hati nya.

Tapi rasa cinta nya begitu besar kepada Gus Ali.

"Diraa..."

Dira menoleh ke arah sumber suara, betapa terkejutnya ia melihat embun bersama Kenzo.

"Dira ngapain kamu sendirian disini?"tanya embun.

"mau istrihat aja kok embun"jawab dira tetap santay.

"Hai Dira apa kabar"ucap kenzo tersenyum

"Maafin aku ya Dira, aku salah aku menyesal karena pernah nyakitin dan ganggu kamu, aku sadar mungkin ini  sudah takdir tuhan.
harus nya aku tidak melakukan hal sebejat itu sama kamu" ucap Kenzo menunduk.

"Dira maafin aku, aku menyesal sekali andai waktu bisa di ulang hari itu juga aku meminta maaf sama kamu"ucap kenzo tertunduk menyesali perbuatannya.

Dira menghampiri embun dan kenzo, sambil tersenyum Dira mengikhlaskan semua yang telah lalu.

"Eh aku duluan ya embun,ken aku udah di jemput"ucap dira menuju perkiraan.

Embun mengangguk sedangkan Kenzo tersenyum melihat kepergian dira.

"Akhir nya rencana kita berhasil menyakinin dia, sekarang tinggal atur tanggal main nya Ken"ucap embun menatap Kenzo

"Tenang aja rencana kita akan berjalan dengan lancar, sebagaimana pun gue akan hancurin Dira dan Lo bisa ambil si leo"

"Buat si leo jijik dengan dia"ucap embun sinis

"Tentu"ucap Kenzo tersenyum licik.

🌷🌷🌷


"Nak, ayo makan nanti keburu dingin"ucap umi Salwa mengelus lembut kepala Gus Ali terbaring lemah.

Sudah satu Minggu ini Gus Ali sakit, wajah nya hanya murung tidak menandakan kebahagian.

Jihan sudah berapa kali membujuk Gus Ali untuk kerumah sakit, namun nihil Gus Ali tetap ingin di rumah saja, percuma penyakit nya hanya bisa di sembuhkan oleh kehadiran dira saja.

"Lebih baik kita pergi kerumah Ahmad meminta izin agar Dira bisa menemui Ali sebentar saja" usul umi Salwa kepada kyai Hamid.

"Bagaimana kita meminta izin kepada mereka, mustahil mereka mengizinkan"sambung jihan

Kyai Hamid menarik napas kasar, melihat kondisi putra nya bertambah runyam pikiran nya.

"Tidak ada yang mustahil Jihan, di saat seperti ini jalan satu-satu nya adalah mempertemukan Dira dan Ali"ucap umi Salwa.

"Tapi umi, jihan cemburu mas Ali dan Dira bertemu lagi, lebih baik kita paksa saja mas Ali kerumah sakit" jawab Jihan

"Kamu tidak memikirkan suami mu seperti ini sekarang, kamu hanya memikirkan perasaan kamu saja  jihan bagaimana nanti semakin hari Ali keadaan nya semakin memburuk"

"Umi aku yakin mas Ali akan sembuh tanpa bertemu dengan Dira, mungkin saja mas Ali bertemu dengan Dira akan bertambah parah kondisi nya"takut jihan.

Umi Salwa menatap suami nya, ia memohon agar suami nya pergi dan menemui Dira hari ini juga.

Jihan cemberut ia meninggal kan pergi ke dapur, sia-sia ia mencegah mertua nya itu tapi nihil.

"Aku benci sama Dira, kenapa dia harus ada di kehidupan aku sama mas Ali" ucap Jihan duduk di ruang tamu.

Tring!!!
Tring!!

Jihan menatap arah bunyi ponsel nya, ia berdiri dan mengambil ponsel nya di atas kulkas, ia mengangkat telepon dari seseorang.

Jihan memutuskan telepon wajah nya tiba-tiba berubah, ia mengelus lembut perut nya.

Tiba-tiba ia memikirkan kalau nanti Gus Ali tau kalau anak ini.......

Ia menggelengkan kepala nya, ia tidak perlu takut kerna rahasia terbesar  ini akan berjalan dengan mulus nanti nya.

Mungkin saja setelah Gus Ali dan Dira bercerai ia akan bahagia bersama Gus Ali dan anak ini kelak.

🌷🌷🌷

Hari ini puas bagi dira memakan batagor kesukaan nya, dua piring sudah ia habis kan namun rasa kenyang masih saja ada.

Nabila melihat kembaran nya itu mengelang tak percaya semenjak dira ngidam apapun makanan tidak cukup satu porsi pasti lebih.

"Nabila, aku mau sate deh kaya nya"tunjuk Dira menatap tukang sate di sebarang jalan

"Allahuakbar dir, kamu aja makan udah dua porsi"

"Ini anak aku yang mau"rengek Dira

"Alasan! Fitnah terus keponakan aku dir kesian dia meretap nasib di dalam perut kamu"

"Bill, ini terakhir"ucap Dira dengan mata berkaca-kaca.

"Iyaiaya, terakhir besok nya lanjut lagi"

"Enggak kok, ini terakhir makan sate besok nya makan gado-gado"ucap Dira tercengir.

"Hufff tunggu ya jangan ikut biar aku aja yang beli nya"ucap nabila meninggal kan dira.

"Terima kasihhhhhhh kembarannnn"ucap dira dengan nada.

























Nadira dan Gus Ali (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang