DUA PULUH SATU

3.7K 83 3
                                    


Dira terduduk di koloset wc, ia memegang kepala nya pusing  ternyata ia terbukti positif hamil, ia sangat bahagia namun ia tidak bisa bercerai dengan Gus ali.

Tuk!tuk!tuk!

Pintu kamar mandi di ketuk,ia segera merapikan jilbab nya yang sedikit acak acakan.

Dira membuka kan pintu ternyata di luar sudah ada umi Salwa, kyai Hamid,Gus Ali dan Jihan menatap dira.

"Bagaimana apakah positif"ucap Gus Ali penasaran.

Dira hanya diam ia menunjukkan hasil tes kepada Gus Ali,Gus Ali seketika tersenyum bahagia dan memeluk tubuh dira.

"Dira mas senang banget akhir nya Allah mengabulkan doa-doa kita"ucap Gus Ali terharu

"Kita punya cucu akhirnya mi"ucap kyai Hamid menatap bahagia kepada istri nya.

"Aku ikut senang mas..., aku bakal jadi ibu dari anak kamu dan Dira nanti"jawab Jihan tersenyum bahagia.

"Hah ibuuu?..jangan bermimpi kamu jihan"geram Gus ali.

"Mas aku juga istri kamu!!, berarti aku jadi seorang ibu dari anak kamu dan dira"

"Jangan banyak menghayal"jawab Gus Ali dingin

Jihan mendekati dira ia memeluk tubuh Dira dan memberikan selamat.

"Selamat ya dira kita bakal jadi calon ibu nanti,sekarang tinggal nunggu aku hamil anak Gus Ali"ucap Jihan menatap Dira

Dira mencoba tersenyum, ia sudah merelakan Gus Ali dan jihan, namun hal sakit hati tidak bisa di sembuhkan bagi nya.

Ia sudah berpikir matang-matang mungkin ini takdir Allah,sekarang dia akan menjadi seorang ibu di masa muda.





Jihan menatap jalan, Jihan maminta Gus Ali agar ia tinggal bersama dirumh Gus Ali dan dira.

Asal nya Gus Ali tidak memperbolehkan Jihan ikut serumah tapi Dira memaksa Gus Ali membwa jihan, alasan nya kerna Jihan adalah tanggung jawab Gus ali.

Soal bunda nya dan ayah Dira ia tidak memberitahu kalau Gus Ali sudah menikah lagi ia sangat merahasiakan ini, mungkin kalau ayah atau bunda nya tau pasti  akan begitu marah dengan Gus Ali dan Dira.

Dira duduk di depan di samping Gus Ali yang mengemudi, sedangkan jihan di belakang duduk sendiri.
Dira sedikit demi sedikit mencoba untuk mengiklaskan mungkin ini sebuah takdir.

Dira menunduk menggelus perut datar nya, Gus Ali memegang tangan kanan Dira.
Jihan yang melihat keromantisan Gus Ali dan Dira Tiba-tiba cemburu.

Tak selang lama mereka sampai di halaman rumah, Dira yang dulu mencari kunci yang di simpan nya di bawah pot bunga matahari.

Dira membuka kan pintu sedangkan jihan lebih dulu masuk kedalam.

"Ckckc seorang ning namun tidak punya etika"ucap Dira dalam hati

Dira duduk di sofa kenapa tubuh nya tidak bisa banyak gerak, akan cepat capek.
Gus Ali menutup pintu rumah ia duduk di samping Dira rasa lelah di perjalanan begitu melakat di tubuh Gus Ali.

"Di sini tidak ada pembantu?"tanya jihan

"Tentu, kamu tidak sama sekali mengandal kan seseorang di rumah tangga kami"ucap Gus Ali.

"Terus siapa nanti yang membersihkan rumah ini, sedangkan Dira sedang mengandung?"tanya jihan bingung

"Kamuuu lahhh"tunjuk Gus ali.

"Hah?a-akuuu.. bukan kah aku istri mu mas, harus nya aku juga di jadikan ratu di rumah ini seperti Dira"

"Jangan banyak bermimpi"ucap Gus Ali

Nadira dan Gus Ali (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang