DUA PULUH

3.7K 111 7
                                    

Tangan Gus Ali di tarik kyai Hamid ketika ia ingin mengejar dira.

"Abi...."lirih Gus Ali memandang Dira pergi.

Sedangkan jihan turun dari atas memeluk kyai Mubarak dan fatimah, ia sangat bahagia akhir nya cita-cita nya tercapai menikah dengan Gus Ali.

"Abi... cepat nikah kan kami berdua hari ini"pinta Jihan tersenyum bahagia menatap Gus Ali menatap nya dingin

"Baiklah anak ku"ucap kyai Mubarak mengelus kepala putri nya itu.

Gus Ali berpindah ke atas kasur, ia
menyandarkan tubuh nya di kepala ranjang Malam ini Gus Ali tidur berdua dengan jihan

Jihan membuka pintu kamar melihat Gus Ali menatap kosong ke depan, ia tersenyum malu melihat ketampanan Gus Ali dari dekat, sosok pria yang ia idamkan sejak bertemu 15 tahun lalu itu dan sekarang menjadi suami nya.

Ia mendekat dan duduk di samping Gus Ali, Jihan merebahkan tubuh nya di kasur namun tidak ada respon sedikit pun dari Gus Ali.

Jihan yang di cueki menghampas napas nya kasar, ia bangun dan menyentuh dada bidang Gus Ali.

Gus Ali merasa dada nya di raba-raba menatap marah kepada Jihan.
Jihan yang di tatap memeluk tubuh Gus Ali dari samping.

"Masss kok diam sii"tanya jihan manja.

Gus Ali mendengar suara Jihan yang di buat-buat menghempaskan pelukan dira kasar.

"Jangan coba-coba menyentuh tubuh saya"ucap Gus Ali dingin

"Mas aku istri kamu Lo"ucap Jihan

"Apakah saya manggangap kehadiran kamu saat ini, tentu tidak... istri saya hanya nadira seorang"jawab Gus ali.

"tapi aku istri kamu juga mass.. kamu gak adill sama aku"ucap jihan tidak terima

" SAYA TIDAK SEDIKIT PUN MENCINTAI KAMU!!! SAYA MENIKAHI MU KERNA KEEGOISAN ORANG TUA KAMUUU, DAN SAYA TIDAK AKAN PERNAH MENGANGGAP DIRI MU HADIR DI DALAM KEHIDUPAN SAYA"

"SAYA HANYA MENCINTAI NADIRA SEORANG, DAN KAMUUUU JANGAN HARAP MENDAPATKAN KEBAHAGIAAN SEBAGAI ISTRI SAYAA"bentak Gus Ali

Jihan bungkam air mata nya tiba-tiba jatuh,
Kenapa malam yang ia impikan bersama Gus Ali tidak sebahagia yang ia pikirkan.

Gus Ali menjauh kan badan nya dari jihan, ia mengambil sarung dan bantal.

"lebih baik saya tidur di bawah dari pada tidur bersama wanita yang tidak saya cintai"sambung Gus Ali.

Jihan mengepal kan tangan nya.

Pagi ini Dira membantu umi Salwa di dapur mata nya masih sembab, sedangkan jihan dan Gus Ali masih belum keluar dari kamar.
Dira menyusun lauk pauk di atas meja.

Setelah sudah siap umi Salwa meminta dira agar duduk di samping nya, kyai hamid tidak banyak bicara ia seketika sangat bersalah ketika melihat wajah Dira yang jauh sangat berbeda.

Gus Ali datang dengan di iringi Jihan di belakang , Dira menatap Gus Ali sejenak dan mengalihkan pandangan nya ke arah lain.

Gus Ali duduk di ujung meja sedangkan jihan duduk di sebelah nya.
Dira berdiri ingin pergi namun tangan nya di tahan oleh umi Salwa tidak ada percakapan di antara mereka hanya dentingan sendok menghiasi sarapan pagi hari ini.

"Diraa tolong ambil kan lauk lagi untuk mas ali"ucap jihan menyodor kan piring nya.

Dira mengambil kan lauk yang di ingin kan Jihan, dengan wajah yang masih datar.

"Makasih madu ku"ucap Jihan.

Dira mendengar itu berdiri dan mencuci piring nya sendiri, tiba-tiba air mata nya menentes kenapa ia sangat cengeng padahal diri nya sendiri mencoba merelakan Gus Ali menikah lagi.

Gus ali menatap jihan dengan tatapan marah Jihan yang di tatap tertunduk takut.



🌷🌷🌷


Gus Ali mengetuk pintu kamar dira, tak selang berapa lama pintu tersebut terbuka, Gus Ali tersenyum melihat wajah cantik istri nya walau mata Dira kelihatan lelah.

"Sayangg..."ucap Gus Ali lembut menatap dira.

"Ada perlu apa?"tanya Dira jutek

Gus ali menarik napas nya begitu sesak, seketika ia rindu suara lembut dira ia ingin memeluk erat tubuh Dira namun tidak ada keberanian.

"Sore ini kita pulang"sambung Gus Ali begitu sesak.

"Dira mau pulang kerumah bunda sama ayah"

Seketika Gus Ali terkejut, ia memegang tangan Dira namun nihil Dira menjauh kan tangan nya.

"Diraa masss rindu kamu sayangg"ucap Gus Ali menatap mata Dira yang mulai berair.

"Mari kita seperti dulu lagi dira"sambung Gus Ali.

Dira terisak Gus Ali memeluk tubuh Dira, Dira menangis sejadi jadi nya begitu berat bagi nya harus menjadi istri pertama.

"Apakah kamu menyesal menikahi ku mass"ucap Dira menangis di hadapan Gus ali.

"Aku tidak menyesal sama sekali menikahi mu bidadari ku,tolong jangan tinggal kan aku" ucap ali memeluk Dira erat.

"Ceraikan aku mas!!"ucap Dira menjauhkan diri nya

Gus Ali mendengar itu menggelang lemah ia samakin erat memeluk tubuh dira.

Huekkk

Tiba-tiba Dira mendorong tubuh Gus Ali ia berlari ke kamar mandi memuntahkan semua makanan.

Dira sangat mual Gus Ali sangat khawatir dengan keadaan Dira ia memijit leher belakang dira.

Dira sampai muntah sampai tidak bisa berdiri lagi Gus Ali menompang tubuh Dira

"Sayang kamu kenapa, kita periksa ke dokter ya"khawatir Gus Ali melihat wajah Dira begitu pucat.

Dira masih muntah sampai umi Salwa dan kyai Hamid bertanya-tanya dengan keadaan Dira.

"Kenapa Ali dengan Dira"ucap umi Salwa ikut khawatir

"Dira muntah-muntah umi"ucap Gus Ali memeluk istri nya dari samping.

Dira memeluk tubuh Gus Ali dan bersandar di dada bidang suami.

"Jangan-jangan Dira Hamill"ucap umi Salwa menatap gus ali

Jihan mendengar kan percakapan mereka.
Wajah berubah murung ketika mendengar Dira hamil.

Kalau sampai Dira hamil ia tidak bisa memisahkan Gus Ali dan Dira dengan waktu cepat, dan dia pasti akan tersingkir kan bagaimana pun ia juga berhak bahagia bersama Gus Ali.



Satu kata buat diraa?

Satu kata buat Gus Ali?

Satu kata buat Jihan?

Nadira dan Gus Ali (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang