lima belas

3.5K 414 38
                                    

Changbin baru tiba dirumah pukul tujuh malam karena dia harus menyiapkan beberapa keperluan untuk olimpiade yang akan di ikutinya bulan depan. Ia melemparkan tasnya ke sembarang tempat lalu ke dapur untuk mengambil air minum.

Changbin melihat Hyunjin yang menuruni tangga menuju ke arahnya.

"Mana Felix?" Changbin bertanya saat Hyunjin sudah berada di hadapannya.

"Lah kok nanya gue? Bukannya dia mau pulang bareng lo?" Hyunjin balik bertanya.

Changbin bingung. Pasalnya Felix tidak bilang jika ingin pulang dengannya "Maksud lo?"

"Felix tadi bilang dia mau nungguin lo, makanya gue pulang duluan." Hyunjin menunjukkan pada Changbin pesan yang dikirimkan Felix beberapa jam lalu.

Prang!!

"Brengsek." Changbin membanting gelas yang berada di genggamannya hingga hancur berkeping-keping.

Kedua tangannya mencengkram kerah baju Hyunjin kuat hingga membuat Hyunjin kesulitan bernafas.

Changbin Menatap tajam pria di hadapannya itu. Matanya memancarkan kilat amarah yang sudah lama sekali tidak Hyunjin lihat.

"KENAPA LO NGGAK MASTIIN KE GUE DULU ANJING!! DASAR BODOH!!" Changbin berteriak keras lalu mendorong Hyunjin hingga membentur meja dibelakangnya.

Changbin menyambar kunci mobilnya dan bergegas kembali ke sekolah.

"Salah gue apaan anjir?" Hyunjin memegangi lehernya yang sedikit ngilu sambil melihat Changbin yang berlari keluar rumah.

Dia kembali pada tujuan awalnya yaitu membuat segelas susu coklat untuk dirinya.

Belum sempat sendok berisi bubuk coklat tersebut masuk ke dalam gelas, Hyunjin justru membantingnya ke lantai.

"Sial!" Hyunjin baru menyadari kebodohannya. Jika Felix tidak bersama Changbin lalu kemana dia? Sedangkan tadi Jisung sudah pulang lebih dulu dengan Minho.

Hyunjin buru-buru mengambil kunci motornya dan segera menyusul Changbin. Dia telah melupakan satu hal penting, Felix memiliki phobia gelap.

Changbin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Beruntungnya saat ini jalanan sedang sepi sehingga dia bisa lebih cepat sampai di sekolah.

Berkali-kali dia mencoba menghubungi Felix namun hasilnya nihil. Nomor pria manis itu tidak aktif.

Changbin mengacak rambutnya frustasi. Hanya Felix yang bisa membuatnya hingga secemas ini. Ya, hanya Felix.

Tak butuh waktu lama hingga Changbin sampai di depan sekolah. Dia langsung membuka gerbang dan berlari menyurusi setiap ruang kelas untuk mencari keberadaan Felix.

Bagaimana bisa Changbin memiliki duplikat kunci gerbang sekolah? Ayolah, jangan menanyakan hal seperti itu pada Changbin. Dia bisa melakukan itu dengan mudah.

"FELIX!!"

"FEL!"

Changbin berteriak di tengah gelapnya lorong-lorong tersebut. Hanya dengan bantuan senter di ponselnya untuk memberikan sedikit penerangan, dia terus berusaha menemukan keberadaan kekasihnya.

"FELIX! JAWAB GUE!!"

Changbin sudah menelusuri seluruh ruangan di lantai satu dan dua, namun dia masih belum menemukan Felix.

Dia berlari cepat menuju ke lantai tiga. Toilet yang berada di paling ujung menjadi tujuan utamanya.

Changbin menendang satu persatu pintu toilet tersebut, namun tidak ada Felix di sana.

Hello SweetyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang