empat puluh empat

2K 346 41
                                    

"KENAPA BISA SALAH HAH?!!"

"BODOH!!"

Suara teriakan Jeongin memenuhi ruangan sempit dengan cahaya yang sangat minim tersebut. Di dalam ruangan itu terdapat dua orang berbeda gender yang sedang berhadapan dengan si wanita yang terlihat menundukkan kepalanya.

"Gue nggak tega." Jawab wanita itu lirih.

"Nggak usah munafik. Gue tau lo juga benci sama kembaran lo itu kan, Felicia?"

Jeongin mengangkat dagu Felicia hingga mata mereka saling beradu tatap. "Gue kasih satu kesempatan lagi. Kalo sampe lo gagal lagi, lo bakal liat Chan mati dihadapan lo."

Yang ditatap masih tidak berani mengeluarkan suaranya. Aura Dominan Jeongin sangat kuat sehingga membuat nyali Felicia langsung hilang begitu saja.

Jeongin mengetatkan rahangnya kuat. Dia terlihat sangat marah lantaran Felicia tidak berhasil melakukan tugasnya. Dia baru mengetahuinya saat tak sengaja bertemu dengan Felix di sekolah kemarin.

Waktu itu Jeongin menyuruh Felicia untuk membunuh Felix dengan cara menembaknya. Namun bukannya Felix yang sekarat, justru Hyunjin lah yang terkena tembakan itu.

Felicia hanya diam menerima segala umpatan yang Jeongin tujukan padanya. Dia tidak berani melawan karena jika sampai dia melakukannya, maka nyawa kakaknya yang akan menjadi taruhannya.

Felicia mengakui jika dia memang membenci kembarannya. Itu semua karena kakaknya yang lebih perhatian pada Felix ketimbang dirinya. Felicia merasa cemburu saat Chan yang terus-menerus bersama dengan kembarannya sampai akhirnya bibit-bibit kebencian mulai muncul dihatinya. Bahkan saat Felix sudah tidak ada dirumahnya pun Chan masih tidak melihatnya sama sekali. Setiap hari Chan selalu tidur di kamar Felix, menyiapkan air hangat untuk kembarannya itu mandi, menyiapkan baju dan lain sebagainya. Chan juga selalu memborong susu vanilla kesukaan Felix dan meletakkannya di kamarnya.

Chan terus menganggap seolah-olah Felix masih ada disana. Felicia iri, dia iri lantaran Felix mendapat semua kasih sayang kakaknya. Felicia merasa jika Chan hanya menyayangi Felix dan itu membuat Felicia gelap mata dan bertekad untuk menyingkirkan Felix dari kehidupan kakaknya.

Felicia tau jika Felix masih hidup. Tapi dia sengaja merahasiakan itu semua dari Chan agar kakaknya itu bisa melupakan Felix dan fokus padanya.

Felicia sangat serakah. Dia sudah mendapatkan seluruh kasih sayang kedua orangtuanya tapi dia juga haus akan kasih sayang dari kakak tertuanya.

Hingga suatu hari, Jeongin mendatanginya dan menawarkan kerja sama dengannya. Felicia yang sudah diliputi rasa iri dengki pun langsung menyetujuinya tanpa ragu sedikitpun.

Yang ada dipikirannya saat itu hanyalah dia harus segera menyingkirkan Felix dan membuat kakak tertuanya itu melupakan kembarannya.

Sebuah tarikan kuat dirambutnya membuat Felicia tersadar dari lamunannya.

"Besok malem, di Restoran Shy Fontana. Hyunjin sama Felix bakal dateng kesana buat ngehadirin acara ulang tahun temennya Hyunjin. Itu kesempatan terakhir buat lo." Ucap Jeongin.

"Gue nggak mau denger kata gagal lagi." Jeongin mendorong tubuh Felicia hingga terjatuh dan meninggalkan wanita itu sendirian.

Felicia mengepalkan tangannya erat. Kali ini dia tidak boleh gagal.

"Sorry, Felix. Gue udah terlanjur benci sama lo."

*****

"Kak, kapan sih pulangnya? Kok lama?" Felix mempoutkan bibirnya lucu hingga membuat orang di seberang telepon sana harus menahan rasa gemasnya.

Hello SweetyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang