dua puluh

2.7K 383 91
                                    

"Jangan yang itu dulu heh."

"Nah bagus-bagus."

"Kurang dalem lagi nusuknya."

"Geser kekanan dikit."

"Masih kurang itu."

"Dikit lagi, Bin."

"Bukan gitu."

"Berisik!" Changbin melemparkan pisau ditangannya ke arah Hyunjin.

"HIYAAAA!!!!"Hyunjin reflek melompat kepangkuan Minho dan berhasil menghindari lemparan pisau tersebut. "Huh.. untung nggak kena."

"LO NGAPAIN ANJIR!!" Minho mendorong tubuh Hyunjin hingga jatuh terjengkang.

"Anjing!!" Hyunjin mengumpat lantaran bokongnya yang mencium lantai dengan cukup keras.

"Diem atau mulut lo gue robek." Changbin menggeram marah. Pasalnya sejak tadi Hyunjin terus saja mengoceh tanpa henti. Menyuruhnya harus ini, harus itu, lebih ini, lebih itu hingga membuat Changbin merasa kesal sendiri.

"Ehehehe.. silahkan di lanjut." Hyunjin membuat gerakan seolah-olah sedang mengunci mulutnya dan tersenyum semanis mungkin sambil mengusap bokongnya yang sedikit sakit akibat terjatuh.

Changbin memperhatikan Hyunjin yang kembali duduk di sebelah Minho dan melanjutkan menonton bioskop secara live tersebut.

Setelah memastikan dua orang itu diam di tempatnya, Changbin pun melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.

"Sampai dimana kita tadi?" Tanyanya pada Ningning

Ternyata Ningning jauh lebih kuat dari yang Changbin kira. bahkan saat ia sudah memotong kedua kakinya dan menusuknya berkali-kali, wanita itu masih tetap sadar. Tapi itu bagus, karena berarti dia bisa merasakan sakit yang lebih lama lagi.

Changbin mengambil kaki Ningning yang sudah terpisah dari tubuhnya. Mengangkatnya tinggi-tinggi dan memamerkannya pada tawanan yang lain.

Changbin mengambil sedikit daging dari kaki tersebut dan mengarahkan pada mulut Ningning yang terkatup rapat.

"Makan."

Ningning menggeleng hebat, air matanya tak berhenti mengalir sejak tadi. Merasakan sakit yang luar biasa disekujur tubuhnya.

"GUE BILANG MAKAN!" Changbin membuka paksa mulut Ningning dan memasukkan daging mentah yang masih berdarah tersebut kedalamnya.

"Kunyah." Changbin mendongakkan kepala Ningning saat wanita itu hendak memuntahkan apa yang ada di dalam mulutnya. "Siapa yang nyuruh lo buat muntahin, hah?!"

Dengan susah payah Ningning berusaha menelan dagingnya sendiri. Rasa amis darah memenuhi mulut dan indra penciumannya hingga membuat perutnya bergejolak menahan muntah.

"B-bunuh gue sekarang." Ningning terlihat sudah putus asa. dia sudah tidak kuat lagi merasakan siksaan yang Changbin berikan.

"Kenapa buru-buru? Tangan lo aja masih utuh." Changbin menyeringai. Dia mengambil sebuah parang dan memotong kedua tangan wanita itu.

"ARRGHHH!!"

"AAAAAA!!"

Tidak hanya Ningning yang berteriak, tapi tiga orang lainnya kecuali Yeonjun pun ikut berteriak saat darah dari tubuh Ningning muncrat hingga mengenai mereka semua.

"Wow... ini keren." Changbin menatap kagum kearah tubuh Ningning yang sudah tidak utuh. "Sekarang apalagi?"

"A-ampun.. bunuh gue sekarang aja, Please.." Ningning memohon untuk kesekian kalinya.

Hello SweetyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang