dua puluh enam

2.4K 364 53
                                    

"Hyunjin, sinii"

Yang dipanggil segera menghampiri. Hyunjin mendatangi Changbin yang sedang berjongkok di depan seekor kelinci cantik yang terlihat sangat lucu.

"Kenapa, Changbin?"

"Daddy membelikan kita mainan baru. Lihat! Disana ada banyak." Changbin menunjuk pada satu box yang penuh dengan kelinci.

"Wow.. banyak sekali."

"Ayo main!" Changbin mengangkat tinggi-tinggi pisau kecil kebanggaannya.

"Tapi.. aku kan nggak punya itu." Hyunjin menunjuk pada pisau digenggaman Changbin.

"Benar juga. Nanti biar aku minta Daddy membelikannya untukmu. Sekarang kamu liatin aku dulu ya."

"Okayy."

Akhirnya Hyunjin hanya memperhatikan Changbin yang sedang memotong-motong kelinci tersebut. Hyunjin ikut berjongkok disebelah Changbin sambil sesekali tertawa saat melihat Changbin yang mempermainkan kelinci kecil itu.

Bertepatan dengan itu, Tuan Seo terlihat berjalan menuju kearah dua putranya yang sedang tertawa riang di taman samping rumahnya.

"Hey jagoan. Sedang apa kalian?"

"Hai Daddy" jawab dua bocah itu bersamaan.

"Changbin lagi main mainan baru." Seru Changbin.

"Hyunjin kenapa tidak ikut main?" Tanya Tuan Seo.

"Hyunjin kan nggak punya pisau kayak punya Changbin." Jawab Hyunjin jujur.

"Ah, itu adalah oleh-oleh yang Daddy bawa dari Jepang beberapa waktu lalu. Kau mau juga?"

Hyunjin mengangguk lucu.

Tuan Seo terkekeh pelan melihat tingkah putranya yang sangat menggemaskan. "Kalau begitu Daddy akan memesankan satu, Khusus untukmu."

"Yeyy!! Thanks Daddy." Hyunjin melompat kegirangan.

"Kalian lucu sekali. Ngomong-ngomong apa kalian mau ikut Daddy?"

"Kemana?" Changbin yang semula asik bermain langsung berhenti saat mendengar itu.

"Ke tempat favoritmu, Son."

"Pelelangan budak! Aku ikut, aku ikut! Kapan kita akan pergi?" Tanya Changbin bersemangat.

"Nanti malam. Hyunjin, kau mau ikut juga?"

"Apa di sana seru?" Tanya Hyunjin.

"Tentu saja. Disana ada banyak sekali orang-orang keren. Nanti biar ku kenalkan kau pada Om Yuta. Dia yang paling keren dari yang lain, wajahnya seperti penjahat sejati. Sangat garang. Aku selalu kagum saat melihatnya. Dia teman Daddy." Changbin berucap antusias.

"Benarkah? Aku tidak sabar ingin bertemu dengannya juga."

Tuan Seo hanya tertawa mendengar percakapan dua putranya kecilnya itu. "Kalau begitu kalian harus makan banyak dan juga tidur siang jika ingin ikut Daddy nanti malam."

"Siap Daddy!" Dua bocah itu membuat gerakan hormat lalu berlari memasuki rumah untuk melaksanakan perintah Ayahnya.

Flashback end.

*****

"Hyun, bangun." Felix menepuk pelan pipi Hyunjin agar pemuda itu segera bangun dari tidurnya.

Hello SweetyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang