tiga

5.1K 592 74
                                    

"Lelet." Changbin menyenderkan punggungnya pada kursi kemudi.

Sudah hampir 15 menit ia menunggu Felix tapi yang di tunggu belum juga menampakan batang hidungnya.

Tok tok tok

Changbin menoleh, ia mendapati Hyunjin dan Felix yang baru saja mengetuk kaca mobilnya. Changbin segera keluar dari mobilnya.

"Kenap-" Ucapan Changbin terhenti setelah melihat penampilan Felix yang sedikit berantakan.

Dia menatap kearah Hyunjin untuk meminta penjelasan.

"Mak lampir." Hanya itu yang di ucapkan Hyunjin, tapi Changbin sudah mengerti siapa orang yang di maksud.

"Masuk." Titah Changbin.

Felix menurut. Dia masuk kedalam mobil begitu juga dengan Changbin.

Saat hendak melajukan mobilnya, Hyunjin kembali mengetuk kaca mobil Changbin.

Changbin menurunkan kaca mobilnya dan menatap Hyunjin datar. "Apa?"

"Pinjem jaket lo dong. Yakali gue naek motor pake kaos ginian doang."

"Ck. Nih." Changbin menyodorkan jaket miliknya pada Hyunjin.

"Thanks."

"Apalagi?"

"Udah. Jagain pacar gue ya." Hyunjin memperingatkan Changbin.

"Pacar lo, pacar gue juga." Changbin memperbaiki kalimat yang di ucapkan Hyunjin.

"Lah iya juga ya." Hyunjin tertawa jenaka.

"Dasar stres."

Malas menanggapi ocehan Hyunjin yang tidak jelas, Changbin memilih melajukan mobilnya meninggalkan Hyunjin yang masih berdiri ditempatnya.

Selama perjalanan, Felix sibuk menatap jalanan yang ramai sedangkan Changbin fokus menyetir sambil sesekali melirik kearah Felix.

"Kenapa ngga ngelawan?"

Felix menatap Changbin yang sedang mengemudi. "Males."

"Apa perlu gue kasih peringatan?" Changbin berucap santai namun terdapat penekanan diakhir kalimat yang dia ucapkan.

"Jangan."

Jika Changbin sampai turun tangan, bisa dipastikan orang yang menyakiti Felix akan dikabarkan hilang tanpa jejak. Dan peringatan yang di maksud Changbin bukanlah hal yang boleh diremehkan.

"Aku tau kamu nggak suka liat aku diperlakuin kayak tadi. But, I'm fine. Don't worry, okay." Felix berusaha meyakinkan Changbin jika dia baik-baik saja.

Changbin mengangguk pasrah. Jika sudah berhadapan dengan Felix, dia akan seperti anjing yang menurut pada majikan. Ya, meskipun tidak sepenuhnya menurut, tapi sejauh ini hanya Felix yang bisa mengendalikan Changbin.

"Mau coklat?" Tawar Changbin.

Felix berfikir sebentar kemudian mengangguk.

Changbin menghentikan mobilnya di depan salah satu minimarket. Ia turun dari mobil dan berjalan memasuki minimarket tersebut.

Tak lama kemudian Changbin keluar dengan membawa satu kantong belanjaan berisi coklat kesukaan Felix.

"Nih." Changbin menyodorkan satu kantong yang penuh dengan coklat.

Dengan senang hati Felix menerimanya. Felix tersenyum sangat manis membuat Changbin langsung memalingkan wajahnya.

Senyum Felix sangat tidak aman untuk jantungnya.

Hello SweetyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang