tiga puluh dua

2.4K 367 37
                                    

"Makan sedikit aja ya."

Felix menggeleng untuk kesekian kalinya.

Hyunjin meletakkan kembali mangkuk itu ke atas nakas. Ia hanya bisa menghela nafasnya. Felix tetap tidak mau makan meskipun Hyunjin sudah merayunya. Padahal perut pria manis itu tidak terisi apapun sejak kemarin.

Hyunjin sudah kehabisan cara lagi. Ia memberi isyarat pada Changbin untuk mencari cara lain agar Felix mau makan meski hanya sedikit, namun pemuda Seo itu meresponnya dengan gelengan kepala.

"Kalo lo yang bisa nyentuh dia aja nggak bisa, apalagi gue." Changbin masih memperhatikan dua orang yang terbaring di atas ranjang itu.

"Ya kasih ide atau apa gitu. Lo kan pinter."

"Otak gue lagi macet." Changbin menjawab asal.

Hyunjin mendengus. "Dasar nggak berguna."

"Masih gue liatin. Belum gue robek mulut lo."

Hyunjin mengabaikan Changbin. Ia mengelus rambut Felix. "Kamu pengen makan apa? Biar aku beliin."

Tidak ada jawaban apapun. Hyunjin bisa merasakan pelukan Felix yang semakin erat dan juga isakan kecil yang berhasil lolos dari bibir mungil itu.

Hyunjin hendak menyentuh wajah Felix namun Felix justru semakin menenggelamkan wajahnya pada dada bidangnya.

"Jangan di inget-inget lagi." Hyunjin mencium pucuk kepala Felix. Dia tau jika bayangan kejadian kemarin pasti kembali menghampiri Felix.

"Ada aku disini." Hyunjin sedikit membenarkan posisi Felix agar lebih nyaman.

Felix mendongakkan kepalanya sehingga Hyunjin bisa menatap wajah kekasihnya itu dengan jelas.

Ah, sial. Lagi-lagi Hyunjin harus melihat sepasang mata cantik itu basah oleh air mata.

Dengan sigap Hyunjin buru-buru menghapusnya. Hyunjin tidak suka melihat Felixnya menangis. Air mata Felix terlalu berharga baginya.

Hyunjin membiarkan tangan Felix yang kini menyetuh wajahnya. Ia menatap Felix sambil tersenyum tipis.

Sorot mata Felix menyiratkan ketakutan yang amat besar, namun pria manis itu terlihat berusaha untuk menutupinya.

Tapi percuma saja. Sekuat apapun Felix berusaha menyembunyikannya, Hyunjin masih bisa melihat itu dengan jelas.

"Kenapa?"

Felix menggeleng sebagai jawaban. Tangannya masih setia bertengger manis pada wajah Hyunjin dan menyentuh setiap inci bagiannya dengan perlahan.

Hyunjin meraih tangan Felix yang berada di wajahnya kemudian menggenggamnya. Ia memberikan beberapa kecupan pada jemari mungil itu lalu meletakkannya kembali ke tempat semula.

Isakan Felix memang sudah tidak ada, hanya saja kristal bening itu masih mengalir dari kedua sudut mata cantiknya.

"Jangan nangis." Hyunjin menghapus air mata itu lagi.

Melihat Felix yang menangis tanpa suara membuat Hyunjin ikut merasakan sakitnya. Bibir mungil itu terlihat mengulas senyum tipis namun Manik birunya tidak bisa berbohong.

Felix masih ketakutan. Tapi dia menahannya.

Hyunjin tau itu.

Sementara itu,

Changbin masih terus memperhatikan interaksi dua orang tersebut. Jaraknya dari dua orang itu hanya berkisar 3-4 meter saja sehingga Changbin bisa melihat semuanya dengan jelas.

Melihat Felix yang seperti itu membuat Changbin mengepalkan tangannya erat.

Kini target incarannya bukan hanya Seungmin saja, tapi juga Jeongin.

Hello SweetyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang