empat puluh

2.3K 369 17
                                    

Di dalam ruangan serba putih itu, Changbin terlihat sedang berpikir keras. Mata elangnya menatap lurus kedepan dengan kedua tangan yang di silangkan di dada.

Dua hari lagi Changbin harus berangkat ke luar kota untuk mengikuti olimpiade yang di selenggarakan disana. Changbin akan berada disana kurang lebih satu minggu sampai acaranya selesai, dan sekarang dia sedang memikirkan bagaimana cara agar dua orang yang sedang tertidur itu tidak terkena masalah selama ia pergi nanti.

Dua orang yang di maksud adalah Felix dan Hyunjin.

Changbin tau jika Hyunjin bisa saja menjaga Felix dan dirinya sendiri. Tapi pria itu kadang sedikit ceroboh hingga membuat Changbin pusing sendiri. Apalagi sekarang kondisinya sedang seperti ini.

Changbin sempat menelpon pembimbingnya dan mengatakan dia ingin mengundurkan diri dari olimpiade itu, namun sayangnya sudah tidak bisa. Mereka tidak bisa mencari pengganti hanya dalam waktu dua hari. Jadi mau tak mau Changbin harus tetap mengikutinya.

Sebenarnya masih ada beberapa orang yang dikirimkan ibunya tempo hari saat Felix masuk rumah sakit, tapi Changbin tidak bisa menyerahkan Felix pada mereka sekalipun mereka adalah suruhan orang tuanya. Terlebih paman Jungwoo yang merupakan orang kepercayaan keluarganya sudah kembali lagi ke Belanda karena mendapat panggilan dari Ayahnya.

Seungmin memang ikut dalam olimpiade tersebut, tapi tidak dengan Jeongin. Pria itu bisa saja melakukan hal-hal tak terduga yang bisa membahayakan Felix. Jeongin tidak hanya membenci Hyunjin, tapi juga Felix.

Masalahnya masih sama, Jeongin menuduh jika Felix lah yang menyebabkan ibunya kecelakaan dan menjadi lumpuh seperti sekarang.

Padahal itu tidak benar. Ada rahasia besar yang masih tersembunyi tentang kecelakaan yang menimpa Felix dan Ibu Jeongin.

Menurut saksi mata di tempat kejadian, mobil yang di tumpangi Felix dan mobil yang di kendarai ibu Jeongin sama-sama melaju dengan kecepatan tinggi dari arah yang berlawanan sehingga terjadilah tabrakan dahsyat dan menimbulkan ledakan yang cukup besar.

Hyunjin yang saat itu tak sengaja lewat di lokasi menyadari jika salah satu mobil tersebut adalah mobil yang biasa digunakan untuk mengantar jemput Felix pun langsung mendekati kecelakaan itu. Melihat tubuh Felix yang terhimpit badan mobil yang terbakar membuat Hyunjin tidak bisa berpikir lagi. Tanpa mempedulikan teriakan orang-orang yang melarangnya mendekat, Hyunjin langsung menerobos kobaran api itu untuk menyelamatkan Felix.

Awalnya Hyunjin tidak tahu jika ibu tirinya ada dalam kecelakaan tersebut sampai akhirnya dia mendapat kabar itu Ayah kandungnya.

Jeongin terus menyalahkan Felix dan Hyunjin atas apa yang terjadi pada ibunya. Jeongin seakan menolak fakta jika bukan hanya ibunya saja yang menjadi korban, tapi juga Felix. Felix bahkan sampai harus koma dan kehilangan ingatannya karena kecelakaan itu.

Dan sejak kejadian itu, dendam Jeongin seakan terus membesar. Dia beberapa kali hendak mencelakai Felix namun untungnya Changbin maupun Hyunjin bisa bergerak lebih cepat darinya.

Jeongin mempunyai kemampuan memanah yang tidak boleh diremehkan. Apalagi pemuda itu juga cukup handal menggunakan senjata api. Itu yang membuat Changbin sedikit khawatir jika meninggalkan Hyunjin dan Felix karena Jeongin bisa saja mengintai mereka dari jarak jauh saat Hyunjin sedang lengah.

"Kak.."

Suara serak itu mengalihkan perhatian Changbin. Ia menoleh ke arah Felix yang berjalan kearahnya sambil mengucek matanya.

"Sini" Changbin langsung membawa Felix ke pangkuannya dan mendekap pria manis itu. "Kenapa bangun?"

Felix tidak menjawab.  Ia sibuk memeluk leher kokoh Changbin dan meletakkan kepalanya di pundak Dominannya. Felix beberapa kali menggerakkan tubuhnya untuk mencari posisi yang nyaman.

"Tidur lagi aja. Ini masih malem." Changbin menepuk-nepuk punggung Felix pelan.

"Kamu kok belum tidur?" Tanya Felix. Suaranya terdengar sayup-sayup, sepertinya dia masih mengantuk.

"Belum ngantuk."

"Um." Felix menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Changbin.

"Tidur." Ucap Changbin.

"Mau susu." Felix berucap lirih.

"Nggak ada air panas disini. Adanya cuma susu kotak, mau?"

Felix mengangguk kecil.

Changbin lantas berdiri dengan Felix yang berada di gendongannya. Ia berjalan ke arah nakas di sebelah ranjang Hyunjin lalu mengambil satu kotak susu rasa vanilla yang sudah ia buka terlebih dahulu dan memberikannya pada Felix.

Changbin kembali duduk di sofa dan menunggu Felix menghabiskan susunya.

"Udah abis?" Tanya Changbin.

Felix mengangguk, ia memberikan kotak susu yang sudah kosong pada Changbin dan bersiap untuk tidur lagi.

Tak berselang lama kemudian, Changbin bisa mendengar dengkuran halus dari orang di pangkuannya itu.

Changbin mengelus rambut Felix agar pria manis itu semakin terlelap. Hyunjin sudah mendengkur keras di atas ranjangnya sejak tadi dan sekarang hanya tinggal Changbin sendiri yang masih terjaga di ruangan itu.

Menjadi yang tertua tidaklah mudah. Changbin mempunyai tanggung jawab penuh atas dua orang itu. Dia harus bisa berpikir lebih dewasa dan juga harus selalu waspada untuk menjaga mereka, terutama Felix.

Meskipun Changbin sering mengatakan jika dia ingin sekali membunuh Hyunjin karena kelakuannya yang sangat menjengkelkan, tapi sebenarnya dia tidak benar-benar ingin melakukannya.

Changbin selalu mengingat apa yang ibunya ucapkan dulu.

'Jaga dengan sungguh-sungguh atau tidak sama sekali.'

Prinsip keluarga Seo memang seperti itu. Jika mereka sudah mengklaim sesuatu, itu artinya mereka harus siap menjaganya dengan sungguh-sungguh. Dan jika tidak sanggup, maka lebih baik di bunuh saja.

Untuk apa membuang-buang waktu dengan hal-hal yang tidak pasti.

Ting!

Suara notifikasi pesan membuyarkan lamunan Changbin.

Changbin segera mengambil ponselnya untuk melihat siapa yang mengirim pesan padanya.

Tiba-tiba Changbin mengeluarkan Smirknya. Entah pesan apa yang baru ia baca tapi sepertinya itu merupakan sesuatu yang sangat ia tunggu-tunggu.

Changbin meletakkan kembali ponselnya. Ia melihat Hyunjin yang sedang Felix bergantian kemudian menatap lurus ke depan.

"Sebentar lagi."

"Ya, tunggu sebentar lagi."

Changbin memeluk Felix semakin erat. Ia pun perlahan memejamkan matanya dan segera masuk ke alam mimpi.

*****

Ayo bantu vote, komen, dan share ke temen-temen kalian juga.

See you next part...


AlleoSky19
-

Hello SweetyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang