"Udah ih.. gelii.."
Felix berusaha menjauhkan kepala Hyunjin dari lehernya meskipun usahanya itu tidak membuahkan hasil karena si pelaku masih tidak bergerak sedikitpun.
Hyunjin masih terus menyesapi leher Felix hingga meninggalkan bercak kemerahan disana. Ia mengukung Felix dan menggunakan kedua sikunya untuk menahan beban tubuhnya agar tidak menindih Felix sepenuhnya.
"Hyunjin.." Felix merengek lantaran merasa kegelian akibat ulah jahil Hyunjin.
Hyunjin menghentikan kegiatannya. Ia mengangkat wajahnya dan menatap Felix yang berada dibawahnya.
Hyunjin mengecup bibir mungil yang mengerucut lucu itu. "Nggak usah pergi ya. Di rumah aja."
"Nggak mau. Kamu kan udah janji."
"Itu cuma acara ulang tahun biasa, yang. Kamu pasti bosen pas di sana nanti."
"Jisung sama Kak Minho aja dateng. masa kita enggak sih." Ucap Felix dengan nada merajuk.
"Yaudah iya kita juga dateng. Jangan ngambek gitu dong." Hyunjin akhirnya mengalah. Mana mungkin dia bisa menolak permintaan pacarnya yang manis itu.
"Acaranya masih lama. Mau jalan-jalan dulu nggak? Mumpung masih sore."
"Enggak."
Hyunjin mengubah posisinya menjadi duduk di sebelah Felix yang masih berbaring di tempatnya.
Felix mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Hyunjin yang masih terbalut perban tebal. "Masih sakit ya?" Tanyanya.
Hyunjin menoleh. "Udah enggak kok. Cuma luka kecil gini."
Felix tidak tahu apakah Hyunjin berbohong atau tidak. Harusnya sepulang sekolah tadi Hyunjin langsung ke rumah sakit untuk mengecek keadaannya sesuai apa yang di katakan dokter yang menanganinya beberapa hari lalu, tapi Hyunjin terus saja menolaknya. Dia berkali-kali meyakinkan Felix jika dia sudah benar-benar sembuh.
Felix tidak bisa memaksa. Jika dilihat sekilas, Hyunjin memang tidak terlihat seperti orang yang sedang sakit. Kelakuannya yang tidak bisa diam alias pecicilan membuat siapa saja tidak akan mengira jika dibalik baju yang digunakan pria itu terdapat bekas jahitan yang masih terbalut dengan perban.
"Sekarang mau ngapain?" Tanya Hyunjin.
"Nggak tau. Bosen." Felix menatap langit-langit kamarnya sambil bernyanyi lirih untuk mengusir rasa bosannya.
"Ke Mall mau nggak?"
"Nggak mau. Capek."
"Ke Supermarket? Beli snack sama susu. Mau?"
"Pengen, tapi nanti Kak Changbin marah kalo ketauan beli Snack lagi."
"Ke taman? Toko buku? Keliling naik motor?" Hyunjin masih terus menawarkan berbagai hal pada Felix agar kekasihnya itu tidak merasa bosan.
"Nggak mauuu...." Felix memukul-mukul kasur miliknya untuk melampiaskan rasa kesalnya.
"Terus maunya apa, Sayang?" Hyunjin mengelus surai lembut Felix.
Felix tidak menjawabnya. Ia mengubah posisi berbaringnya dan menjadikan paha Hyunjin sebagai bantalan lalu ia menenggelamkan wajahnya pada perut Sixpack kekasihnya itu.
"Aduh.. kenapa di gigit?" Hyunjin yang asik mengelus rambut Felix langsung terkejut saat pria manis itu menggigit perutnya dengan sangat kuat.
Felix menghentak-hentakkan kakinya dia atas kasur. Felix merasa sangat kesal tapi dia sendiri tidak tau kesal karena apa. Itu seperti terjadi tiba-tiba tanpa tahu apa sebabnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Sweety
Teen Fiction"Jangan nangis." -Hj- "Selama ada gue, ga akan ada satu orang pun yang boleh nyakitin lo." "Tanpa seizin gue." -Cb- ⚠️HOMOPHOBIC DILARANG MENDEKAT⚠️ • NC🔞 • BxB Start : 12/1/22 End : 3/4/22 #1 in hyunlix 15/2/22 #2 in changlix 26/3/22 #1 in seungm...