dua puluh lima

2.5K 361 73
                                    

Hyunjin baru sampai di rumah pukul dua dini hari. Ia langsung membersihkan diri dan bergegas untuk tidur.

Namun sebelum ia benar-benar memejamkan matanya, Hyunjin terlebih dahulu ke kamar Felix untuk mengecek pria manis itu.

Hyunjin mengeryitkan dahinya saat tidak mendapati Felix dikamarnya. Kemudian ia menuju berjalan ke kamar sebelah lagi, kamar Changbin. Tapi saat Hyunjin memutar knop pintu tersebut, terkunci.

Hyunjin berdecak kesal. Dia tau apa yang sedang mereka berdua lakukan didalam. Karna biasanya mereka bertiga tidak pernah mengunci pintu kamarnya saat tertidur kecuali jika sedang melakukan itu.

"Masa iya belum selesai jam segini." Hyunjin memilih meninggalkan kamar Changbin dan kembali ke kamarnya.

Hyunjin membanting tubuhnya di kasur, menatap langit-langit kamarnya yang didominasi warna abu-abu dan biru tersebut. Tangannya merogoh laci nakas dan mengambil sesuatu dari sana.

Hyunjin menatap lekat sebuah foto seorang wanita cantik yang sedang tersenyum bahagia dengan bayi laki-laki yang berada digendongannya. Itu adalah foto dirinya dan mendiang ibunya yang Hyunjin curi dan ia bawa kabur dari rumahnya dulu.

Tangan Hyunjin beralih mengambil bingkai lain yang ada diatas nakas. Disana, foto keluarga barunya. Keluarga Seo yang dengan kemurahan hatinya mau mengangkat Hyunjin menjadi bagian dari mereka.

Dalam foto tersebut, Hyunjin kecil terlihat masih sangat kaku saat bersanding dengan Changbin kecil dan juga anggota Keluarga Seo yang lain. Wajar saja, karna saat itu Hyunjin masih baru beberapa hari menjadi putra Seo dan Ayah angkatnya yakni Tuan Seo langsung meminta memperbarui foto keluarga dengan alasan untuk meresmikan Hyunjin sebagai bagian dari keluarga tersebut.

Untuk alasan kenapa Hyunjin tidak mengganti marganya, itu karena Hwang adalah marga Ibunya. Hyunjin yang sangat menyayangi ibunya menolak tegas saat Ayah angkatnya menawarinya untuk berganti marga. Dan untungnya, Tuan Seo mengerti tentang hal itu dan membolehkan Hyunjin tetap menggunakan marga aslinya meskipun sudah menyandang status sebagai putra keluarga besar Seo.

Meski bukan anak kandung, Hyunjin tidak pernah merasa dibeda-bedakan oleh orangtua angkatnya. Dia perlakukan adil sebagaimana orangtua yang menyayangi anaknya sendiri.

Tapi sayangnya, keluarga barunya itu harus pindah ke Belanda dan menetap disana. Hyunjin dan Changbin yang saat itu masih berusia 11 tahun memutuskan untuk tidak ikut dan memilih tetap berada disini.

Ayah mereka mengizinkan dan bahkan membelikan rumah yang sekarang ini mereka tempati. Untuk uang mereka tidak perlu pusing karena Ayahnya selalu rutin mengirim uang dengan jumlah yang fantastis untuk memenuhi semua kebutuhan mereka.

Setelah puas memandangi dua foto itu, Hyunjin meletakkannya kembali ke tempat tadi dan bergegas untuk tidur.

*****

Beberapa tahun lalu...

Seorang anak kecil berusia 9 tahun terlihat sedang asik bermain sendirian di taman.

Jika anak-anak lain akan memilih ayunan atau jungkat-jungkit untuk mengusir rasa bosannya, anak ini berbeda. Dia mengumpulkan banyak sekali serangga seperti belalang, semut dan lainnya. Kemudian ia akan memisahkan satu persatu bagian tubuh serangga itu dan tertawa kegirangan.

"Changbin! Kemari sayang."

"YES MOM!" Jawab anak itu lantang. Ia terpaksa harus menghentikan permainannya dan segera menghampiri ibunya.

Hello SweetyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang