tiga puluh tiga

2.3K 445 45
                                    

Pencet bintangnya anjir. biar saya seneng.

Makasih, sama-sama.

Yang cuma jadi sider saya doain bisulan sebulan.

Jangan berekspektasi tinggi, saya ga bisa nulis ginian



Chan & Felix area!!




*****

Tin tin..

Sebuah mobil menghampiri Felix dan Jeongin yang sedang duduk berdua di halte dekat sekolah.

"Eh, Lix. Kok lo belum pulang?"

"Lagi nunggu taksi, Kak."

"Udah jam segini jarang ada taksi lewat. Ayo gue anterin aja."

Tanpa pikir panjang Felix langsung mengiyakan ajakan Chan.

Daripada harus bersama Jeongin, lebih baik Felix pulang dengan kakak kelasnya ini saja. Lagipula Chan kan teman Changbin dan Felix juga cukup mengenalnya. Jadi Felix tidak perlu khawatir.

Setidaknya itu yang ada di pikiran Felix sekarang.

"Buruan masuk. Keburu sore ntar." Perintah Chan

Felix mengangguk. "Jeong, gue duluan ya."

Tanpa menunggu jawaban dari Jeongin, Felix buru-buru masuk ke dalam mobil yang di kendarai Chan.

Mobil itu pun mulai melaju meninggalkan Jeongin yang terlihat sangat kesal.

"Lix, lo beneran pacarnya Changbin?"

"Hah?" Felix sontak menoleh ke arah Chan yang fokus menyetir. "B-bukan tuh."

"Ekspresi muka lo nggak bisa bohong." Chan terkekeh pelan. "Kalau pun iya juga nggak papa kali. Gue kan cuma nanya doang."

Chan menoleh sekilas ke arah Felix. "Diem berarti iya."

"Tegang amat. Santai aja, Lix." Tangan Chan mengambil sebotol air mineral yang berada di dashboard mobilnya lalu memberikannya pada Felix. "Minum dulu nih, lo pasti haus kan?"

"Makasih, Kak." Felix menerimanya. Kebetulan dia memang sedang haus jadi Felix langsung membukanya dan menenggak isinya hingga tinggal setengah.

Tak berselang lama, Felix merasakan kantuk yang mulai menyerangnya. Ia berkali-kali menguap dan sesekali memejamkan matanya.

Chan yang melihat itu lantas tersenyum simpul. "Kalo lo ngantuk tidur aja. Nanti gue bangunin pas udah sampe."

Felix yang sudah tidak tahan hanya mengangguk saja. Ia pun langsung tertidur beberapa menit setelahnya.

***

"Eungh" Felix merasakan kepalanya yang terasa sangat pening.

"Akhirnya bangun juga." Gumam seseorang yang berdiri tak jauh dari Felix.

Felix masih berusaha mengumpulkan kesadarannya. Seingatnya tadi dia sedang tidur di mobil Chan, tapi kenapa sekarang dia berada di sebuah kamar? Dan yang jelas, ini bukanlah kamar miliknya.

Felix hendak menyentuh kepalanya namun tidak bisa lantaran ada ikat pinggang yang melilit kedua tangannya dengan sangat erat.

Felix terkejut saat seseorang tiba-tiba berjalan mendekatinya dengan keadaan 'naked.'

Hello SweetyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang