16- Memperbaiki

175 44 0
                                    

Dara baru saja keluar dari rumahnya, biasanya sih ia pergi ke sekolah naik ojek online, jadi setiap pagi ia akan berdiri di depan gerbang rumahnya untuk menunggu driver-nya datang.

Serum suara motor terdengar jelas di kedua telinga Dara, gadis itu langsung dapat menemukan sebuah motor sport putih berjalan dari arah kejauhan dan mulai menuju ke arahnya.

"Bukannya itu motor..."

Beberapa saat kemudia motor sport putih itu berhenti tepat di depannya, sang pengendara yang memakai helm full face membuka bagian kaca helmnya, ia menoleh.

"Bareng gak?"tanya Gamal sedikit mengeraskan suaranya Karna beradu dengan suara motornya.

Dara terdiam sejenak, antara bingung dan ragu. "Serius?"

Gamal mengangguk.

"Gak usah deh, gue mau pesen ojek online aja,"tolak Dara, ia merasa kurang yakin+kurang nyaman. Kemarin saja saat cowok itu mengantarnya, ia sangat canggung luar biasa.

"Gue serius. Lagian udah mau jam 7."

Dara menatap jam di lock screen ponselnya. Jam 06.40.

Dara memperhatikan baik-baik, dan ia mulai mempertimbangkan juga tawaran dari Gamal, namun ia juga berfikir bagaimana ia mengusir rasa canggungnya nanti?

"Lo gak bawa helm lagi?"

Gamal menoleh ke arah jok belakang, ah sudahlah... Dia memang tak pernah membawa 2 helm, lagian dia tak pernah membonceng orang apalagi cewek.

"Dari pada Lo telat."

Dara berdeham panjang namun setelahnya gadis itu menghela napas panjang lalu menganggukan kepalanya.

"Yaudah, gue bareng Lo."

Gadis itu berjalan dengan ragu mendekat lalu duduk di bagian belakang. Tak lama setelahnya motor putih itu Gamal gas perlahan.

-oOo-

Tentu saja Dara tidak bodoh, ia memutuskan untuk turun beberapa puluh meter dari gerbang utama sekolah, tentu alasan yang mendasari ia melakukan itu Karna ia tak mau jadi bahan bergunjingan nantinya, apalagi Dara tahu kalau banyak sekali yang tertarik pada Gamal, biasa-biasa diamuk masa Dara kalau cewek-cewek itu tahu.

Dara turun di sebuah warung yang kebetulan hanya berjarak 80 meter dari gerbang sekolah, ia menyuruh Gamal berjalan duluan dan sementara ia melanjutkan dengan jalan kaki.

Helaan napas terdengar, lagi-lagi hanya rasa canggung yang menemani keduanya. Dara juga bingung, bagaimana nanti kalau mereka observasi? Apakah akan lebih canggung?

Langkah kaki Dara terhenti, seketika kedua matanya membulat sempurna.

"OH IYA LAPORANNYA?!"

-oOo-

Jam istirahat datang, biasanya sih Dara akan pergi membeli makanan bersama Gina, namun Karna gadis itu masih di luar negeri, mau tak mau Dara melakukan dan pergi kemana-mana sendiri.

Ia antre untuk membeli mie ayam langganannya, Ditangannya sudah ada nampan dengan orange jus. Ia malah membeli minum dulu sebelum membeli makanannya.

Setelah gilirannya untuk memesan, Dara memesan seperti biasanya, porsi yang biasa yang pesan.

Saat waktunya membayar, tiba-tiba seseorang berdiri di sampingnya. Dara terkejut, ia tersentak pelan lalu menoleh ke arah cowok itu.

Tatapan Dara mendapat senyum kecil dan samar dari cowok itu. Ya! Dara mendapati Gamal yang mengeluarkan selembar uang pecahan lima puluh ribu lalu memberikannya pada mang Barjo, si pemilik warung mie ayam.

Dara tersadar, gadis itu cepat-cepat memberikan selembar uang 20 ribu pada mang Barjo untuk membayar mie ayamnya.

"Gak usah neng, udah dibayarin sama temenanya."

Dara langsung menoleh, menatap ke arah Gamal.

"Sekalian,"kata Gamal.

Tak lama semangkuk mie ayam Gamal terima, setelahnya cowok itu menatap ke arah Dara lagi seolah memberikan kode agar mereka segera pergi dan mencari tempat untuk berdua.

"Gue mau bahas tugas,"kata Gamal.

Dara mengangguk, ia segera mengikuti Gamal dari belakang.

-oOo-

Seusai pulang sekolah Gamal tak langsung pulang, tentunya ia mampir untuk membeli makan siang untuk ia bawa ke rumah sakit. Ia akan menjenguk Nathan.

Memasuki kamar Nathan, cowok itu sibuk melihat ponselnya seraya berbaring, cowok itu nampak sangat fokus.

Gamal meletakan dua box makanan berisikan dimsum dan kwetiau goreng yang memang dua makanan kesukaan Nathan.

"Lo belum makan kan?"

Nathan melirik malas, sejujurnya ia kesal kepada Gamal Karna cowok itu malah membocorkan apa yang terjadi pada pacarnya, dan sekarang pacarnya itu bahkan tak lagi datang untuk mengunjunginya.

"Belum,"jawab Nathan dingin.

"Syukur kalo gitu,"kata Gamal, ia meraih kursi dan mengambil satu box berisi dimsum yang masih hangat.

Melihat itu, Nathan langsung memalingkan perhatiannya, ia segera bangkit dan duduk.

"Kenapa Lo makan? Itu bukan buat gue?"

"Lo mau?"tanya Gamal sok polos.

Nathan mendesah pelan, dengan cepat ia meraih satu box yang tersisa. Ia melihat kwetiau goreng, makanan kesukaannya.

"Jadi ceritanya ini sogokan gitu biar gue gak ngambek lagi?"tanya Nathan.

Baru saja Gamal hendak memasukan dimsum itu ke mulutnya, ia urungkan hanya untuk mengangguk mengiyakan ucapan Nathan.

Nathan tak memperdulikan, ia lebih memilih untuk melahap saja makanannya sebelum dingin.

"Lo udah baikan sama dia?"tanya Gamal basa-basi.

"Baikan apanya? Gue chat aja gak dibales."

"Semarah itu?"

Nathan cukup kesal, ia tak jadi melahap kwetiaunya. Ia menatap Gamal jengah. "Menurut Lo?"

"Ribet juga ya cewek."

Nathan mengangguk, ia mulai membuka plastik sumpitnya lalu melahap kwetiaunya.

"Mangkanya Mal, cewek itu susah dimengerti. Ribet. Lebih ribet dari matematika."

Gamal mengangguk-anggukan kepalanya. "Kalau kita berbuat salah kaya gini, apa yang Lo lakuin?"

"Ya mungkin... Gue diemin dulu, abis itu gue datangin rumahnya, abis itu gue kasih hadiah, abis itu... Ngajak jalan-jalan. Intinya adalah memperbaiki kesalahan yang kita lakukan,"jawab Nathan.

Gamal menganggukkan kepalanya mengerti.

Sementara itu, aktivitas makan Nathan terhenti, ia langsung tersadar akan sesuatu. Cepat-cepat Nathan menatap Gamal.

"Lo? Kenapa Lo nanya kaya gitu? Tumben?"

Gamal termenung sejenak, terlihat sedikit gugup.

"Gue cuma nanya."

Nathan mengangguk-ngangguk paham, lagi pula cukup mustahil dan sulit dicerna jika Gamal cerita soal masalah cewek, lagian cowok itu tak pernah pacaran sejak dari embrio. Jomlo abadi.

"Oh ya, tadi gue liat akun itu lagi, kayanya udah lama dia gak unggah video baru... Tumben."

"Dia lagi sibuk."

"Kok Lo bisa tau?"

"Gue udah ketemu dia."

-oOo-

Ini part 16

Bintangnya nyalain kalo kalian mau selamet ✅

Tomorrow (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang