27- Langit yang romantis

122 26 0
                                    

Setetes air dari langit turun, perlahan berubah menjadi tetesan yang lebih deras. Gerimis turun mengguyur kawasan itu.

"Hujan?"

"Ayo, kita neduh,"seru Gamal yang langsung diangguki oleh Dara.

-oOo-

Gamal dan Dara memutuskan untuk berteduh di tempat lagi yang paling ternama di kota tua.

Batavia cafè, cafè bernuansa vintage zaman kolonial Belanda. Berdesain klasik membuat setiap orang yang datang merasa nyaman berada di sini.

Kedua remaja tersebut memilih duduk disalah satu meja. Keduanya duduk berhadapan.

"Yah, sorry Karna gue ngajak keliling kita jadi kejebak hujan kaya gini,"kata Dara. "Mana parkir mobilnya jauh banget."

"It's okay," Gamal menatap Dara. "Selagi di sini, sayang banget kan kalo gak keliling?"

Dara mengangguk setuju.

"Lo pasti lapar, mau pesan apa?"tanya Gamal.

"Nasi goreng aja deh, gue lagi gak pengen makan apa-apa,"sahut Dara.

"Oke."

Tak lama Gamal memanggil seorang pelayan, ia langsung mencatat pesanan kedua remaja tersebut.

Dara melihat ke sekeliling, tempat ini membuatnya takjub apalagi saat ia mengetahui bahwa cafe ini sudah berdiri lebih dari setengah abad lamanya. Gila! Dia saja belum lahir!

"Oh iya! Berhubung kita lagi neduh, gimana kalau kita pindahin file dari kamera ke laptop?"tanya Dara.

Gamal mengangguk, ia langsung membuka ransel merah maroonnya lalu mengeluarkan laptop dan kamera dari sana lalu memberikannya pada Dara.

Setelah file bisa dilihat di laptop, Dara langsung membuka beberapa foto dan video yang ada di sana. Ia memeriksa suara dan kualitas video untuk mereka saring agar kualitas videonya lebih bagus.

"Kita perlu tambah BGM gak?"tanya Dara.

Gamal diam, sejujurnya ia tak mengerti masalah editing, jadi ia merasa Bingung harus menjawab apa.

Dara memperhatikan kembali videonya, ia mencoba mencari BGM apa yang cocok dengan video dokumentasi mereka.

"Kalau ditambah BGM akustik cocok gak menurut Lo?"tanya Dara.

Gamal berdeham. "Mungkin, tapi kayanya kurang bersemangat BGMnya."

Dara mengangguk setelah menerima masukan dari Gamal. "Kita bisa nyari BGM di internet kalo gitu."

Gadis itu membuka YouTube, mencari referensi BGM yang cocok dengan segala macam suasana, dari mulai akustik hingga BGM yang ceria.

Dara terlarut dalam proses editingnya, gadis itu cukup paham dengan proses tersebut.

"Ra,"panggil Gamal.

"Hm?"Dara tak menoleh, ia tetap fokus menatap layar laptop.

"Ada yang mau gue tanya sama Lo."

"Tanya apa? Tanya aja, nanti gue jawab kok,"sahut Dara santai.

Gamal menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia bingung bagaimana cara menyampaikannya.

"Lo, sebenarnya Lo itu..."

Melihat Gamal yang sedikit terbata seperti itu membuat Dara mengalihkan pandangannya, ia menatap Gamal.

"Hum?"

"Lo sebenarnya pemilik..."

Keadaan tiba-tiba mendadak tegang. Dara mulai menyadari apa yang akan Gamal tanyakan padanya.

Tomorrow (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang